TEMPO.CO, Jakarta -Rencana kenaikan bahan bakar minyak (BBM) yang akan dilakukan oleh pemerintah diyakini akan berdampak pada pelambatan pertumbuhan sektor pertanian. Mengingat pengelolaan produksi dan distribusi pangan banyak menggunakan BBM bersubsidi khususnya jenis solar.
Anggota Komisi IV DPR yang membidangi masalah pertanian Ma'mur Hasanuddin mengatakan sektor pertanian akan terpukul dengan kenaikan harga BBM, mengingat komoditas ini sangat rentan terhadap gejolak harga dan biaya produksi. Kenaikan harga BBM bersubsidi diyakini bisa berdampak pada penurunan kemampuan produksi sektor pertanian.
“Sebab alokasi permodalan akan lebih besar memenuhi konsumsi BBM, diperkirakan kenaikan hampir 15 persen dari biaya sebelumnya, “ katanya dalam siaran persnya, Senin 6 Mei 2013.
Pemerintah berencana menaikan harga BBM dalam waktu dekat, ditekankan oleh Presiden SBY dalam dialognya dengan komunitas bisnis dan keuangan dalam acara Thomson Reuters Newsmaker, di Gedung One Raffles Quay, Singapura, Selasa (23/4). Dalam acara tersebut, Presiden mengatakan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) merupakan langkah pemerintah untuk mengurangi beban subsidi.
Menurut Ma'mur, kenaikan harga BBM bersubsidi akan meningkatan biaya produksi dan menurunkan pendapatan petani. Sedangkan penurunan produksi akan berdampak meningkatnya harga produk, pada akhirnya pendapatan petani menjadi tidak pasti. Pemerintah, lanjutnya, harus memperhitungkan kenaikan harga BBM ini, karena petani adalah pihak yang akan terkena dampaknya pertama kali.
Legislator dari Fraksi PKS ini menjelaskan, penggunaan BBM bersubsidi pada usaha tani padi umumnya pada pengolahan tanah dan pengolahan hasil. Sebagian petani di Indonesia juga menggunakan pompa air untuk mengairi sawahnya yang menggunakan BBM bersubsidi.
Ia menambahkan, di Pulau Jawa, pompa air banyak digunakan karena air irigasi tidak mencukupi, sumber air bisa dari air sungai atau air tanah. Kemudian penggunaan lainnya adalah untuk paska panen padi menjadi beras seperti RMU (Rice Milling Unit) dan Huller.
“Kesulitan solar beberapa waktu belakangan ini telah menunjukan bahwa BBM mempengaruhi dan sangat dibutuhkan oleh sektor pertanian, di beberapa tempat penggilingan padi tidak beroperasi karena kesulitan mendapatkan BBM atau solar bersubsidi,” katanya.
Kenaikan BBM akan menyebabkan kenaikan biaya produksi, karena kenaikan harga barang-barang konsumsi maupun kenaikan sarana produksi pertanian seperti pupuk dan pestisida yang membuat biaya produksi melonjak. Selain itu, kata Ma'mur, naiknya biaya transportasi produk hasil pertanian yang dipasarkan ke daerah perkotaan menyebabkan biaya distribusi meningkat, yang pada akhirnya akan mengerek harga di pasaran.
ROSALINA
Topik Terhangat:
Pemilu Malaysia | Harga BBM | Susno Duadji | Ustad Jefry | Caleg
Baca juga:
Ini Motif Perbudakan Buruh Panci di Tangerang
Massa Bakar Al-Quran di Masjid Jemaat Ahmadiyah
Ini Kata Dubes Inggris Soal Kantor OPM di Oxford
Anwar Ibrahim Berkicau Menangkan Pemilu Malaysia