TEMPO Interaktif, Jakarta: Harga minyak mentah di pasar dunia diperkirakan akan segera turun. Kecenderungan penurunan diperhitungkan akan terjadi pada perdagangan bulan September-Desember ini. Presiden organisasi negara-negara pengekspor minyak OPEC, Purnomo Yusgiantoro, mengatakan perkiraan itu didasarkan atas laporan yang diterimanya dari future trading. "Dari indikasi future trading sudah menunjukkkan bahwa harga akan turun. Ini berita baik," ujarnya di Jakarta, Senin (6/9). Ia menjelaskan faktor-faktor yang menyebabkan penurunan harga minyak di antaranya terkait dengan harapan bahwa pemilihan presiden Amerika Serikat akan berlangsung dengan baik. Demikian pula dengan masalah yang terjadi di Irak dan gugatan pajak terhadap perusahaan minyak raksasa Rusia, Yukos, diharapkan akan selesai dalam waktu dekat. Dengan membaiknya situasi yang menyebabkan penurunan harga, diperkirakan akan ada tambahan pasokan minyak. Sehingga, Purnomo yakin, berapa pun permintaan minyak akan bisa dipenuhi. Purnomo menambahkan perubahan kondisi yang terjadi itu bukan berarti akan mengubah agenda sidang OPEC yang akan digelar 14 September nanti di Wina, Austria. Ia menyebutkan, sidang OPEC akan menyikapi masalah keseimbangan suplai dan demand. Ini terkait dengan kelebihan pasokan minyak OPEC sebesar 2 juta barel per hari, sedangkan di dunia terjadi perbedaan keseimbangan suplai dan demand sebesar 1,5 juta barel per hari. Purnomo belum bisa memastikan apakah dalam pertemuan di Wina itu akan diputuskan tentang kenaikan kuota produksi. Hal itu harus diperhitungkan berdasarkan hasil riset yang dilakukan. "Kita akan lihat dulu hasil market research," ujarnya. Saat ini kuota produksi OPEC adalah 26 juta barel per hari. Namun kenyataannya produksi jauh di atas kuota, hingga 30 juta barel per hari. Sementara itu, International Energy Agency (IEA) memperkirakan ke depan akan ada kenaikan permintaan minyak mentah dunia hingga 3 juta barel per hari. Disebutkan bahwa peningkatan permintaan itu tidak akan mampu dipenuhi oleh OPEC. Purnomo tidak bersedia memberikan komentar atas prediksi yang dikeluarkan lembaga tersebut karena belum menerima laporan resmi. "Saya belum dapat kabar mengenai itu," kata dia.Ia mengaku kebutuhan minyak dunia memang cukup besar sekali. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka harus ada peningkatan kegiatan eksplorasi. Dan hal itu perlu dukungan pendanaan melalui investasi atau penanaman modal. "Itu salah satu poin kunci yang akan saya sampaikan dalam World Energy Council di Australia, besok. (Retno Sulistyowati-Tempo News Room)