TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah ekonom masih optimistis perekonomian domestik bisa tumbuh di atas pertumbuhan 2012, bahkan rebound ke 6,5 persen seperti 2011. Kecuali kebijakan pengurangan subsidi bahan bakar minyak jadi diterapkan.
Kepala Ekonom Bank Mandiri Destri Damayanti memprediksi pertumbuhan perekonomian bisa mencapai 6,3 persen tanpa kebijakan BBM. Namun, jika kebijakan itu diambil, ditambah kondisi di kuartal pertama di mana investasi tumbuh agak melambat, dan ekspor belum juga pulih, pertumbuhan perekonomian diprediksi berada di kisaran 6,1 persen-6,3 persen. (Baca: Kalla: Penghematan BBM Tidak Ganggu Pertumbuhan Ekonomi)
Destri menjelaskan, meski kebijakan BBM bisa menahan laju pertumbuhan ekonomi tahun ini, kebijakan ini akan berdampak baik untuk jangka menengah dan panjang. "Bisa tumbuh di atas 6 persen itu sudah bagus," katanya.
Konsumsi domestik dan investasi diperkirakan tetap menjadi penopang utama pertumbuhan perekonomian di tahun ini. Destri memprediksi konsumsi domestik akan naik pada semester II 2012, didorong oleh belanja pemilu.
"Hitung-hitungan kami, bisa menaikkan 0,2 persen terhadap konsumsi masyarakat," katanya. Secara proporsi, ia yakin kontribusi konsumsi domestik terhadap pertumbuhan ekonomi masih di atas 50 persen. Sebagai informasi, tahun lalu konsumsi domestik berkontribusi sekitar 56 persen.
Ekonom Standard Chartered Bank, Eric Sugandi, memperhitungkan pertumbuhan ekonomi berada di kisaran 6,5 persen tahun ini tanpa kebijakan BBM dan mencapai 6,3 persen dengan kebijakan BBM. Perlambatan pertumbuhan diyakini berasal dari penurunan daya beli masyarakat, meski tak signifikan, dan kinerja ekspor yang belum membaik.
Adapun penurunan daya beli merupakan dampak dari inflasi yang berpotensi naik ke level 6 persen. “Inflasi didorong kenaikan harga bahan pangan, tarif dasar listrik, dan kebijakan BBM," ujarnya.
MARTHA THERTINA
Topik Terhangat:
Ujian Nasional | Bom Boston | Lion Air Jatuh | Kasus Cebongan
Baca juga:
EDISI KHUSUS Tipu-tipu Jagad Maya
Sunah Rasul Hakim Setyabudi dan Gratifikasi Seks
Sopir Hakim Setyabudi Tak Tahu Suap Seks Bosnya
@SBYudhoyono Follow Artis-artis Ini
Berita terkait
Pertamina: Kenaikan Harga BBM Jangan Dikaitkan dengan Aplikasi MyPertamina
4 September 2022
Kenaikan harga BBM tak menyurutkan rencana perseroan membatasi penyaluran Pertalite dan Solar agar tepat sasaran.
Baca SelengkapnyaPuasa, Pertamina Tambah Stok BBM di Kalimantan
11 Mei 2017
Pertamina Balikpapan akan menambah kuota BBM selama puasa sebesar 7 persen.
Baca SelengkapnyaJokowi Minta Impor BBM Ditekan
5 Januari 2017
Presiden Joko Widodo mengingatkan separuh dari kebutuhan BBM dalam negeri dipenuhi dari impor.
Baca SelengkapnyaPertamina dan AKR Jadi Penyalur BBM Tertentu 2017
25 November 2016
Pemerintah menunjuk badan usaha penyalur bahan bakar minyak (BBM) tertentu dan penugasan 2017.
Baca SelengkapnyaPremium Belum Jadi Dihapus, Ini Sebabnya
30 September 2016
Pemerintah belum bisa mewujudkan rencana penghapusan bahan bakar minyak jenis Premium kendati masyarakat mulai beralih dari Premium.
Baca SelengkapnyaLibur Panjang, Konsumsi BBM Pertamina Naik 10 Persen
6 Mei 2016
Pertamina memproyeksikan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) untuk transportasi mengalami kenaikan sekitar 10 persen saat libur panjang.
Baca SelengkapnyaKementerian ESDM: Premium di Jakarta Bisa Dihapus
3 Februari 2016
Pemerintah akan melihat aspek untung-rugi menghapus Premium.
Baca SelengkapnyaIni Beda Premium, Pertalite, Pertamax, dan Pertamax Plus
25 Juni 2015
Pertalite sudah disetujui DPR untuk dipasarkan.
Baca SelengkapnyaAntisipasi Lebaran, Pertamina Tambah Impor Premium
16 Juni 2015
Dalam kondisi normal, konsumsi Premium rata-rata 76.258 kiloliter per hari.
Baca SelengkapnyaPertamina Klaim Pertalite Lebih Ramah Lingkungan
22 April 2015
Emisi karbon Pertalite di bawah Premium.
Baca Selengkapnya