TEMPO Interaktif, Jakarta:Pemerintah Jepang memberikan bantuan dalam proyek kerja sama yang bertujuan untuk melakukan kajian dan eksplorasi sumber daya perikanan laut dalam Indonesia. Proyek berbentuk ekspedisi penelitian tersebut diberi nama The Japan-Indonesia Deep Sea Fisheries Resources Joint Exploration Project. Bantuan Pemerintah Jepang itu diberikan dalam bentuk alat-alat teknologi, peneliti, dan biaya operasional selama 61 hari sebesar US$ 274,5 ribu, serta biaya penunjang lainnya.Proyek eksplorasi tersebut ditandai dengan pelepasan tim ekspedisi yang menggunakan Kapal Riset Baruna Jaya IV oleh Menteri Negara Riset dan Teknologi Hatta Radjasa, Rabu (1/9), di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta. Acara pelepasan tesebut juga dihadiri oleh Wakil Duta Besar Jepang Masufumi Kuroki, Wakil Presiden Overseas Fishery Coorperation (OFCF), organisasi yang mendanai proyek ini, Namio Takagi, dan Kepala Badan Riset Kelautan dan Perikanan Indroyono Soesiolo.Dalam sambutannya Wakil Duta Besar Jepang mengakui bahwa negaranya mempunyai kepentingan dalam proyek eksplorasi ini. Jepang merupakan negara konsumen ikan yang besar, untuk itu kita menaruh perhatian yang besar (terhadap proyek seperti ini), ujar Masafumi. Indonesia, jelasnya, merupakan negara yang menyimpan potensi sumber daya perikanan laut yang tinggi karena memiliki Zona Ekonomi Eksklusif Internasional (ZEEI) yang luas. Sehingga fluktuasi produksi ikan akan memberikan konsekuensi besar (ke Jepang), katanya. Untuk itu, Masafumi menambahkan, Pemerintah Jepang selalu menjaga hubungan kerja sama yang dekat dengan Indonesia, khususnya dalam hal perikanan.Sementara dari pihak Indonesia, Hatta, menjelaskan proyek ini diharapkan menjadi ajang transfer pengetahuan dan teknologi dari Jepang ke Indonesia. Kami berharap tim peneliti Indonesia dapat menyerap teknologi tinggi yang dimiliki Jepang saat ini untuk dikembangkan sendiri, ujarnya.Bagi Indonesia, kajian ini memang terbilang baru, diantaranya karena teknologi penangkapan menggunakan kapal modern dan menerapkan jaring tangkap, yaitu trawl laut dalam, yang belum dikenal sebelumnya.Rina Rachmawati - Tempo News Room
Trenggono Sebut Perbankan Ogah Danai Sektor Perikanan karena Rugi Terus
9 hari lalu
Trenggono Sebut Perbankan Ogah Danai Sektor Perikanan karena Rugi Terus
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan bahwa sektor perikanan kurang mendapat dukungan investasi dari perbankan. Menurut dia, penyebabnya karena perbankan menghindari resiko merugi dari kegiatan investasi di sektor perikanan itu.