TEMPO.CO, Jakarta - Rencana pembagian dividen oleh emiten bursa domestik mampu membangkitkan gairah kembali untuk memburu saham-saham unggulan yang berfundamen bagus. Saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) yang berencana menaikkan porsi pembayaran dividennya dan saham badan usaha milik negara (BUMN) lainnya kembali menjadi incaran para pemodal.
Alhasil, indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia di perdagangan akhir pekan ini berhasil melanjutkan kenaikan 12,947 poin (0,26 persen) ke level 4.937,21.
Saham yang berpindah tangan mencapai 5,2 miliar lembar dengan nilai Rp 5,9 triliun serta frekuensi 141,9 ribu kali transaksi. Harga 144 saham naik, 109 saham turun, serta 107 saham lainnya stagnan. Adapun investor asing hari ini kembali mencatat pembelian bersih Rp 149 miliar.
Analis dari PT Batavia Prosperindo Sekuritas, Julio Parningotan, mengatakan berlanjutnya aksi beli pemodal asing terhadap saham yang berfundamen bagus kembali memicu kenaikan indeks. Hal ini terkait dengan para emiten yang akan membagikan dividen. Saham milik pemerintah seperti TLKM, Bank BRI (BBRI), dan Semen Gresik (SMGR), Bank BCA (BBCA), serta Gudang Garam (GGRM) kembali diminati investor.
Meskipun kemarin pemerintah merevisi pertumbuhan ekonomi domestik menjadi 6,2-6,6 persen, investor masih merasa optimistis karena ini lebih baik dibandingkan dengan negara kawasan lainnya. “Ini yang membuat investor berani kembali memburu saham-saham yang berfundamen bagus,” tuturnya.
Suku bunga acuan BI rate yang kembali dipertahankan di 5,75 persen mampu memicu kenaikan saham-saham yang dianggap defensif serta sensitif terhadap suku bunga seperti saham properti dan perbankan.
Saham yang mendongkrak indeks kali ini antara lain: BMRI naik 1,5 persen menjadi 10.350, TLKM menguat 1,4 persen ke Rp 11.150, BBCA naik 0,9 persen ke Rp 10.900, serta Gudang Garam (GGRM) juga naik 1,5 persen menjadi 54.250 per saham.
Bursa kawasan regional sore ini sebagian besar melemah. Bursa Shanghai terkoreksi 0,8 persen, bursa Hong Kong turun 0,06 persen, bursa Malaysia susut 0,5 persen, bursa Tokyo turun 0,47 persen, bursa Singapura melemah 0,44 persen, serta bursa Seoul juga tergelincir 1,31 persen.
VIVA B. K
Berita terkait
BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini
7 hari lalu
BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.
Baca SelengkapnyaHari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?
12 hari lalu
Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?
Baca SelengkapnyaSenin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus
44 hari lalu
BEI akan menerapkan mekanisme perdagangan lelang berkala secara penuh atau full call auction di Papan Pemantauan Khusus pada Senin pekan depan.
Baca SelengkapnyaPekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun
25 Februari 2024
Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.
Baca SelengkapnyaMicrosoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI
30 Januari 2024
Para investor sepakat bahwa Microsoft berkembang jauh lebih signifikan dibanding Apple, bahkan untuk lima tahun ke depan.
Baca SelengkapnyaIsrael Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober
5 Desember 2023
Israel sedang menyelidiki klaim peneliti AS bahwa beberapa investor mungkin telah mengetahui sebelumnya tentang rencana serangan Hamas
Baca SelengkapnyaPotensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual
4 Desember 2023
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menjelaskan bahwa ke depan potensi bursa karbon masih cukup besar.
Baca SelengkapnyaBEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham
30 November 2023
Dari sisi transaksi bursa karbon tercatat sudah ada lebih dari 490 ribu ton dengan nilai harga jual karbon terakhir senilai Rp 59.200.
Baca Selengkapnya2024, BEI Bidik Nilai Transaksi Harian Rp 12,25 Triliun
26 Oktober 2023
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) membidik rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) pada tahun 2024 sebesar Rp 12,25 triliun pada tahun 2024.
Baca SelengkapnyaTransaksi Harian Jeblok 29 Persen, BEI: Ada Shifting Investasi dengan New Normal
7 Oktober 2023
Bursa Efek Indonesia (BEI) membeberkan alasan nilai transaksi harian di pasar modal Indonesia yang jeblok dibandingkan tahun lalu.
Baca Selengkapnya