Pasar Tunggu Keputusan BI Rate  

Reporter

Editor

viva

Senin, 8 April 2013 07:21 WIB

Suasana di sebuah Money Changer, di Jakarta. TEMPO/Amston Probel

TEMPO.CO, Jakarta - Pergerakan rupiah pekan ini masih menunggu penetapan suku bunga acuan BI Rate serta pandangan Bank Indonesia (BI) atas prospek ekonomi domestik.

Head of Treasury Research Bank BNI, Nurul Eti Nurbaeti, mengatakan, tekanan yang dihadapi rupiah masih tinggi, baik dari eksternal maupun dari dalam negeri. Bila tidak ada sentimen positif, rupiah masih berpotensi terus melemah. “Rupiah tidak akan banyak beranjak dari kisaran 9.710 hingga 9.770.”

Pekan ini, pasar masih menunggu beberapa agenda penting dalam negeri, khususnya penetapan suku bunga acuan BI pada 11 April mendatang dan lelang obligasi Surat Utang Negara (SUN) dengan target indikatif Rp 7 triliun, besok. Potensi penguatan rupiah bergantung pada respons pasar dalam menyikapi dua peristiwa tersebut.

Menurut Nurul, tingginya inflasi yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir memicu spekulasi BI akan menaikkan suku bunga acuan dari level sekarang, 5,75 persen. “Namun tampaknya bank sentral masih mengambil sikap hati-hati karena BI menganggap pelemahan rupiah bersifat sementara dan belum melenceng dari target.”

Adapun lelang obligasi pemerintah juga bisa berdampak positif bagi rupiah. Terutama untuk menetralisasi tingginya permintaan dolar di pasar uang akibat impor yang lebih tinggi dibanding ekspor.

Biasanya, lelang SUN sangat diminati dan selalu melampaui target indikatif yang ditetapkan. Investor, khususnya asing, memburu obligasi pemerintah karena menjanjikan imbal hasil tinggi. “Apalagi dari sisi likuiditasnya lebih cair dibanding lelang sukuk pekan lalu,” ujar Nurul.

Akhir pekan lalu, rupiah ditutup pada level 9.750 per dolar atau melemah 31 poin (0,32 persen) dibanding penutupan Jumat pekan sebelumnya pada 9.619 per dolar.

Menguatnya posisi dolar seiring dengan melemahnya data manufaktur dan ketenagakerjaan Amerika Serikat membuat apresiasi rupiah terhambat sepanjang pekan lalu. Di sisi lain, data inflasi dan defisitnya neraca perdagangan Indonesia semakin mempersulit kebangkitan rupiah.

PDAT | M. AZHAR

Berita terkait

95 Persen Pakai Bahan Baku Lokal, Unilever Tak Terdampak Pelemahan Rupiah

3 hari lalu

95 Persen Pakai Bahan Baku Lokal, Unilever Tak Terdampak Pelemahan Rupiah

Unilever Indonesia mengaku tak terlalu terdampak dengan pelemahan rupiah karena mayoritas bahan baku mereka berasal dari dalam negeri.

Baca Selengkapnya

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

4 hari lalu

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut pelemahan rupiah dipengaruhi oleh arah kebijakan moneter AS yang masih mempertahankan suku bunga tinggi.

Baca Selengkapnya

Ekonom Sebut Putusan MK Tak Beri Pengaruh Signifikan terhadap Nilai Tukar Rupiah

5 hari lalu

Ekonom Sebut Putusan MK Tak Beri Pengaruh Signifikan terhadap Nilai Tukar Rupiah

Yusuf Wibisono menilai bukan putusan MK yang memberi pengaruh terhadap nilai tukar rupiah, melainkan konflik geopolitik dan kebijakan The Fed.

Baca Selengkapnya

Pelemahan Rupiah dan IHSG Berlanjut, Airlangga: Indonesia Masih Lebih Baik

5 hari lalu

Pelemahan Rupiah dan IHSG Berlanjut, Airlangga: Indonesia Masih Lebih Baik

Kendati terjadi pelemahan rupiah, Airlangga mengklaim rupiah masih lebih baik dibanding mata uang lain. IHSG juga diklaim lebih baik dari negara lain.

Baca Selengkapnya

Bos BCA Ungkap Penyebab Pelemahan Rupiah, Mulai dari Dividen hingga Impor Bahan Baku

5 hari lalu

Bos BCA Ungkap Penyebab Pelemahan Rupiah, Mulai dari Dividen hingga Impor Bahan Baku

Presiden Direktur Bank Central Asia (BCA) Jahja Setiaatmadja menilai pelemahan rupiah bukan hanya karena konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel Disebut Perparah Nilai Tukar Rupiah, BI Diminta Naikkan Suku Bunga

6 hari lalu

Konflik Iran-Israel Disebut Perparah Nilai Tukar Rupiah, BI Diminta Naikkan Suku Bunga

Konflik Timur Tengah ini dikhawatirkan akan bereskalasi menjadi perang yang lebih besar. Nilai tukar rupiah semakin melemah.

Baca Selengkapnya

Istana Tegaskan Presiden Jokowi Terus Dorong Penguatan KPK

1 Desember 2023

Istana Tegaskan Presiden Jokowi Terus Dorong Penguatan KPK

Ari Dwipayana menyebut semua pihak termasuk Presiden Jokowi berharap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjalankan fungsinya dengan baik.

Baca Selengkapnya

Wamenkeu Sebut Pelemahan Rupiah Bisa Untungkan Eksportir

27 Oktober 2023

Wamenkeu Sebut Pelemahan Rupiah Bisa Untungkan Eksportir

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan depresiasi kurs rupiah terhadap dolar Amerika bisa menguntungkan para eksportir.

Baca Selengkapnya

Agenda Jokowi Reshuffle Gelombang Kedua

26 Oktober 2023

Agenda Jokowi Reshuffle Gelombang Kedua

Presiden Jokowi dikabarkan kembali akan reshuffle kabinet pada pekan depan. Siapa saja yang bakal diganti?

Baca Selengkapnya

Ditutup Melemah, Rupiah di Level Rp 15.519 Per Dolar AS karena Sentimen Inflasi AS

14 November 2022

Ditutup Melemah, Rupiah di Level Rp 15.519 Per Dolar AS karena Sentimen Inflasi AS

Rupiah ditutup melemah 24 poin ke level Rp 15.519

Baca Selengkapnya