TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Bidang Restrukturisasi dan Privatisasi Badan Usaha Milik Negara, Achiran Pandu Djajanto, menyatakan belum ada keputusan pengalihan seluruh saham negara (inbreng) di PT Energi Manajemen Indonesia (EMI) kepada PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). "Belum, belum ada itu (proses inbreng). EMI dilikuidasi saja lah," katanya di Kementerian BUMN, Kamis, 7 Maret 2013.
Namun sayang, Pandu enggan menjelaskan lebih detail terkait alasan dan pertimbangan likuidasi. Ia buru-buru masuk lift, meninggalkan para wartawan. Seperti diketahui pada Juni tahun lalu, Menteri BUMN Dahlan Iskan sempat menyatakan EMI akan diinbreng dengan PLN. Dengan begitu, Dahlan berharap EMI mendukung kegiatan PLN di bidang kelistrikan karena sama-sama perusahaan pelat merah yang bergerak di bidang energi.
Emi merupakan merupakan salah satu BUMN duafa yang sahamnya 100 persen dimiliki negara. BUMN duafa merupakan sebutan Menteri Dahlan untuk perusahaan-perusahaan BUMN yang terus merugi.
Di tahun 2011, EMI merugi hingga Rp 7 miliar dengan total kewajiban sebesar Rp 28 miliar. Perusahaan tersebut juga mengalami kesulitan keuangan. Ekuitasnya terus mengalami penurunan dari Rp 17 miliar pada 2007 menjadi Rp 4 miliar pada 2011. Akibat kerugian yang berkelanjutan, ekuitas perusahaan tercatat negatif di tahun 2013.
EMI merupakan perusahaan pelat merah yang bergerak di bidang konservasi energi. Sebagian besar pendapatan EMI berasal dari proyek pemerintah dan BUMN lainnya. Selama periode 2008-2011, proyek yang ditangani perseroan didominasi oleh jasa audit energi dan pelatihan, sedangkan akses pendanaan sangat terbatas.
Dihubungi terpisah Direktur Utama PLN, Nur Pamudji, membenarkan belum ada keputusan proses inbreng EMI ke PLN. Sayang, ia menolak berkomentar mengenai rencana tersebut.
Nur hanya menyebutkan sudah pernah meminta EMI memaparkan presentasi ke PLN terkait dengan rencana inbreng tersebut. “Setelah presentasi kita cari inspirasi, apakah cocok untuk PLN dan belum diputuskan. Keputusannya kapan, saya no comment," katanya.
Indofarma Masih Tunggak Gaji Karyawan, Serikat Pekerja: Belum Punya Uang
11 hari lalu
Indofarma Masih Tunggak Gaji Karyawan, Serikat Pekerja: Belum Punya Uang
Ketua Umum Serikat Pekerja Indofarma, Meida Wati mengatakan, bahwa sejak aksi damai pada 5 April 2024, perusahaan belum bisa memastikan kapan bakal melunasi gaji seribuan karyawan Indofarma.
BUMN Pernah Punya 700 Anak dan Cucu Usaha, 90 Persen Rapornya Merah
9 April 2021
BUMN Pernah Punya 700 Anak dan Cucu Usaha, 90 Persen Rapornya Merah
Peneliti BUMN Research Group Universitas Indonesia, Toto Pranoto, menyinggung persoalan banyaknya anak-cucu perusahaan pelat merah di masa lalu yang mencapai 700 entitas.