Bahana Tuntaskan Divestasi Pelabuhan Penajam  

Reporter

Kamis, 14 Februari 2013 17:29 WIB

Direktur Utama Bahana TCW Edward Lubis (tengah) bersama Direktur Marketing Rukmi Proborini (kiri) menjelaskan produk baru kepada nasabah dalam acara Indonesia financial Expo & Forum 2012 di jakarta convention Center, (5/10). TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Bahana TCW Investment Management, Edward P. Lubis, mengatakan, proses divestasi PT Pelabuhan Penajam Benua Taka kepada PT Astratel Nusantara telah rampung sejak awal tahun ini. "Transaksi divestasinya mencapai kisaran Rp 500 miliar-Rp 550 miliar," kata Edward dalam jumpa pers terbatas di kantornya, Kamis, 14 Februari 2013.

Ia menambahkan, divestasi dilakukan dengan menjual keseluruhan pelabuhan kepada anak usaha Astra tersebut. Proses penyelesaian divestasi berlangsung sejak Desember lalu dengan penandatanganan perjanjian jual-beli saham bersyarat atau conditional sales purchase agreement (CSPA)dan penandatanganan perjanjian jual-beli serta penyelesaian transaksi pada Januari 2013.

Menurut Edward, ada dua penawar yang berniat membeli pelabuhan yang berlokasi di Kalimantan Timur ini. Selain Astratel, terdapat sebuah perusahaan asal Hong Kong yang menawarkan investasi untuk proyek Pelabuhan Penajam.

Pemegang saham kemudian memilih Astratel. Sebab, perusahaan ini tak hanya menawarkan investasi, tetapi juga bisnis. “Hal ini mengingat kegiatan usahanya yang berada di sekitar pelabuhan mulai dari distribusi alat berat hingga perkebunan.”

Perjanjian awalnya dengan Astratel bukanlah divestasi secara total, melainkan kerja sama dengan mekanisme right issue atau penawaran saham terbatas. Namun, di pertengahan, karena tertarik dan membutuhkan infrastruktur tersebut untuk menunjang bisnisnya, Astratel justru menawarkan divestasi secara total dan disepakati oleh para pemegang saham.

"Pekan lalu, kita sudah beres-beres dan bayar semua ini kepada investor awal," kata Edward. Investor yang ia maksud adalah Yayasan Kesejahteraan Karyawan Bank Indonesia (YKKBI) yang berinvestasi sebesar Rp 200 miliar dan Yayasan Telkom dengan nilai investasi Rp 125 miliar.

Kedua yayasan tersebut berinvestasi dalam bentuk reksadana penyertaan terbatas Bahana Private Equity Pelabuhan (RDPT BPEP), yang dikelola oleh Bahana TCW. Instrumen investasi ini diterbitkan oleh Bahana pada 2008 lalu sebagai jembatan untuk menghubungkan investasi pasar modal langsung ke sektor riil. Dalam hal ini adalah pembangunan infrastruktur Pelabuhan Penajam Banua Tanaka, yang dikenal dengan nama Eastkal.

Ia mengaku tidak mudah memberi pengertian pada investor awal yang masih berpola pikir bahwa investasi pasar modal harus selalu mendapat imbal yang tinggi dalam waktu singkat. Sedangkan instrumen yang diterbitkan lebih kepada bentuk investasi jangka panjang.

GUSTIDHA BUDIARTIE

Berita terkait

MIND ID Jadi Mayoritas di Vale Indonesia, Block Voting Vale Canada dan Sumitomo Batal

26 Februari 2024

MIND ID Jadi Mayoritas di Vale Indonesia, Block Voting Vale Canada dan Sumitomo Batal

MIND ID mengkonfirmasi perjanjian block voting VCL dan SMM dibatalkan, seiring dengan pelepasan saham 14 persen saham Vale Indonesia hari ini.

Baca Selengkapnya

Tebus 14 Persen Saham Vale Indonesia, MIND ID Rogoh US$ 300 Juta, Ada Buat Right Issue

26 Februari 2024

Tebus 14 Persen Saham Vale Indonesia, MIND ID Rogoh US$ 300 Juta, Ada Buat Right Issue

MIND ID mengeluarkan uang hingga US$ 300 juta untuk mendapatkan 14 persen saham Vale Indonesia. Dengan demikian porsi MIND ID jadi 34 persen.

Baca Selengkapnya

Divestasi Saham Vale Indonesia Rampung, Harga Rp 3.050 Per Saham

26 Februari 2024

Divestasi Saham Vale Indonesia Rampung, Harga Rp 3.050 Per Saham

Divestasi Vale Indonesia sah terlaksana. MIND ID menebus saham di harga Rp 3050 per saham. MIND ID jadi pemegang saham mayoritas.

Baca Selengkapnya

Disebut Sepakat Divestasi Rp 3.000 Per Saham, Vale Indonesia: Belum Ada Perjanjian soal Harga

22 Februari 2024

Disebut Sepakat Divestasi Rp 3.000 Per Saham, Vale Indonesia: Belum Ada Perjanjian soal Harga

Vale Indonesia angkat bicara soal divestasi sahamnya ke MIND ID yang disebut telah disepakati harganya di Rp 3.000 per lembar saham.

Baca Selengkapnya

Divestasi Saham Vale Disebut Beres Pekan Depan, Erick Janji Kebut Hilirisasi

20 Februari 2024

Divestasi Saham Vale Disebut Beres Pekan Depan, Erick Janji Kebut Hilirisasi

Erick Thohir menyebut divestasi saham saham Vale merupakan momentum yang sangat baik untuk mendorong hilirisasi nikel.

Baca Selengkapnya

Negosiasi Divestasi Saham Vale Masih Alot, Sampai Kapan?

20 Desember 2023

Negosiasi Divestasi Saham Vale Masih Alot, Sampai Kapan?

Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan target rampungnya divestasi saham Vale Indonesia sebesar 14 persen ke MIND ID.

Baca Selengkapnya

Negosiasi Divestasi Saham Vale Alot, Ini Ancaman Erick Thohir

13 Desember 2023

Negosiasi Divestasi Saham Vale Alot, Ini Ancaman Erick Thohir

Negosiasi divestasi saham Vale sebesar 14 persen ke MIND ID belum menemukan titik temu soal valuasi harga. Menteri BUMN Erick Thohir buka suara soal ini.

Baca Selengkapnya

Soal Divestasi Saham Vale, Erick Thohir: Valuasinya Ketinggian

23 November 2023

Soal Divestasi Saham Vale, Erick Thohir: Valuasinya Ketinggian

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir buka suara soal kendala divestasi saham Vale.

Baca Selengkapnya

Haris Azhar Klarifikasi Soal Minta Saham ke Luhut, Hadirkan Saksi Masyarakat Adat Papua

3 Oktober 2023

Haris Azhar Klarifikasi Soal Minta Saham ke Luhut, Hadirkan Saksi Masyarakat Adat Papua

Haris Azhar mengatakan masyarakat adat Papua hingga saat ini tidak diberikan hak atas divestasi saham Freeport 4 persen itu.

Baca Selengkapnya

Soal Progres Divestasi Saham, Ini Komentar Bos Vale Indonesia

26 September 2023

Soal Progres Divestasi Saham, Ini Komentar Bos Vale Indonesia

PT. Vale Indonesia Tbk. (IDX: INCO) tengah melakukan proses negosiasi pelepasan atau divestasi saham. Bagaimana progresnya?

Baca Selengkapnya