Rokok Sumbang Kenaikan Garis Kemiskinan

Kamis, 3 Januari 2013 11:29 WIB

TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat ekonomi dari Universitas Gadjah Mada, Tony Prasentiantono, menyatakan sebuah ironi ketika komoditas rokok keretek filter menjadi penyumbang terbesar kedua terhadap kenaikan garis kemiskinan. Sebab, di saat yang bersamaan, cukai rokok menyumbang nilai yang sangat besar, atau sekitar Rp 70 triliun hingga Rp 80 triliun ke dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2012.

“Berarti buruh rokok mengalami represi upah. Ini tidak adil dan pemerintah perlu memperbaiki nasib mereka dengan skema pengupahan yang lebih baik,” katanya kepada Tempo, Kamis, 3 Januari 2012.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik mencatat garis kemiskinan penduduk Indonesia selama periode Maret hingga September 2012 naik sebesar 4,35 persen, yaitu dari Rp 248.707 per kapita per bulan pada Maret 2012 menjadi Rp 259.520 per kapita per bulan pada September 2012.

Menurut Kepala BPS, Suryamin, komoditas makanan yang memberikan sumbangan terbesar meningkatnya garis kemiskinan di perkotaan dan pedesaan berasal dari beras dengan sumbangan 26,92 di perkotaan dan 33,38 persen di pedesaan.

Mengenai komoditas beras yang menjadi faktor penyumbang terbesar pertama terhadap kenaikan garis kemiskinan, Tony tidak heran. “Pemerintah selama ini selalu menempatkan beras sebagai komoditas politik. Artinya, harga beras direpresi untuk tujuan stabilitas harga atau menekan inflasi,” tutur Tony.

Namun, tindakan pemerintah yang menekan harga beras telah mengorbankan petani padi, sebab mereka tidak mendapatkan manfaat dari harga beras yang baik. Tony mengimbau agar pemerintah merelaksasi harga beras sehingga bisa mengangkat level pendapatan petani padi.

Sedangkan untuk tahun 2013, menurut Tony, kedua faktor komoditas tersebut akan tetap menyumbang terhadap pertumbuhan garis kemiskinan. “Hal itu tidak bisa diubah dalam sekejap. Perubahan hanya bisa terjadi secara gradual,” katanya.

Ia menyarankan agar pemerintah mendorong aktivitas ekonomi yang menciptakan banyak lapangan pekerjaan. Misalnya di sektor industri, pembangunan infrastruktur dan pembukaan lahan pertanian baru di luar Pulau Jawa.

Upaya-upaya tersebut dilakukan sebagai langkah konkret oleh pemerintah untuk mengatasi potensi bertambahnya garis kemiskinan penduduk di tengah rencana kenaikan cukai rokok, tarif dasar listrik, dan upah minimum provinsi.

FIONA PUTRI HASYIM

Berita terkait

10 Negara Termiskin di Dunia Berdasarkan PDB per Kapita

2 hari lalu

10 Negara Termiskin di Dunia Berdasarkan PDB per Kapita

Berikut ini daftar negara termiskin di dunia pada 2024 berdasarkan PDB per kapita, semuanya berada di benua Afrika.

Baca Selengkapnya

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

6 hari lalu

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

Indonesia memperpanjang rekor surplus neraca perdagangan dalam 47 bulan terakhir pada Maret 2024

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

6 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

6 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

6 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

6 hari lalu

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

BPS menilai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel tak berdampak signifikan terhadap perdangan Indonesia. Begini penjelasan lengkapnya.

Baca Selengkapnya

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

6 hari lalu

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

Surplus perdagangan Indonesia pada Maret 2024 tembus US$ 4,47 miliar. Surplus 47 bulan berturut-turut.

Baca Selengkapnya

Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

6 hari lalu

Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

Badan Pusat Statistik atau BPS membeberkan lonjakan harga komoditas akibat memanasnya tekanan geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Bertemu Managing Director IFC, Apa Saja yang Dibicarakan?

6 hari lalu

Sri Mulyani Bertemu Managing Director IFC, Apa Saja yang Dibicarakan?

Sri Mulyani melakukan pertemuan bilateral dengan Managing Director IFC Makhtar Diop di Washington DC, Amerika Serikat. Apa saja yang dibicarakan?

Baca Selengkapnya

Prabowo Bertemu Tony Blair Bahas Strategi Pengentasan Kemiskinan hingga Pemberdayaan Ekonomi Lokal

8 hari lalu

Prabowo Bertemu Tony Blair Bahas Strategi Pengentasan Kemiskinan hingga Pemberdayaan Ekonomi Lokal

Tony Blair dan Prabowo Subianto berdiskusi membahas isu-isu global dan strategi untuk mewujudkan visi Indonesia menjadi negara maju

Baca Selengkapnya