70 Persen Barang di Tanah Abang Dikuasai Cina  

Reporter

Jumat, 30 November 2012 16:50 WIB

Pedagang kaki lima, calon pembeli dan kendaraan bermotor memadati jalan menuju Pasar Metro Tanah Abang, Jakarta, (29/8). Dua pekan menjelang Hari Raya Idul Fitri 2431 H masyarakat ibukota memadati pusat perbelanjaan untuk memenuhi kebutuhan lebaran. ANTARA/Herka Yanis Pangaribowo

TEMPO.CO, Jakarta – Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia, Sofyan Wanandi, mengkhawatirkan semakin banyaknya barang-barang produksi Cina menyerbu pasar Indonesia. Sofyan memprediksi akan ada fenomena deindustrialisasi karena pengusaha cenderung menjadi importir daripada menjalankan pabrik. Hal itu menyusul penetapan upah minimum kota/kabupaten yang memberatkan pengusaha, terutama sektor pertekstilan yang padat karya.

Saat ini, kata Sofyan, Cina sudah menjadikan Indonesia sebagai sasaran ekspor karena Amerika Serikat dan Eropa sedang mengalami perlambatan ekonomi. "Tanpa adanya kenaikan upah minimum provinsi (UMP) pun, sekarang ini di Tanah Abang, 60-70 persen barangnya itu dari Cina," ujar Sofyan di sela-sela acara "Indonesia Services Dialogue: Public Forum on Competitive Services for Stronger Growth", Jumat, 30 November 2012.

Ia menjelaskan, kegiatan produksi Cina terus berjalan meski Amerika Serikat dan Eropa mengalami perlambatan ekonomi. Cina sejak beberapa tahun terakhir mengalami over production. Dengan demikian, saat ekspornya ke Amerika menurun, maka mereka mencari negara lain untuk melempar produknya. Indonesia akhirnya menjadi keranjang semua produk Cina, baik yang berkualitas baik maupun buruk.

Sofyan menyebutkan, barang-barang Cina murah karena merupakan produk cuci gudang. "Batik pun yang bukan printed, Cina sudah bisa bikin," katanya. Ia sudah melihat sekarang muncul kecenderungan para produsen di Indonesia yang akhirnya juga menjadi importir.

Menteri Perdagangan Gita Wirjawan menyampaikan hal serupa. Ia mengatakan, pasar di Amerika Serikat dan Eropa saat ini lemah sehingga Cina mencari pasar baru. "Indonesia dengan potensi konsumsi domestik yang besar akan menarik produsen dari Cina," ujarnya.

Untuk menjaga produk dalam negeri, Sofjan menilai Direktorat Jenderal Bea dan Cukai harus bekerja lebih keras untuk menyaring banjir barang-barang impor. "Barrier pertama sebetulnya di Bea Cukai," ujarnya. Meski demikian, kata dia, sampai saat ini masih banyak barang impor ilegal yang masuk ke Indonesia.

MARIA YUNIAR

Berita terkait

Pertumbuhan Ekonomi Jakarta Tembus 10,91 Persen di Triwulan II 2021, Artinya?

27 September 2021

Pertumbuhan Ekonomi Jakarta Tembus 10,91 Persen di Triwulan II 2021, Artinya?

Pertumbuhan ekonomi di Jakarta ini disebut lebih tinggi dibandingkan nasional.

Baca Selengkapnya

Ada Demo 22 Mei, Kemenperin: Industri Tak Terdampak

23 Mei 2019

Ada Demo 22 Mei, Kemenperin: Industri Tak Terdampak

Demo 22 Mei yang berujung rusuh kemarin diyakini tak menimbulkan dampak yang berarti pada industri nasional.

Baca Selengkapnya

Industri Minuman Bakal Tumbuh Positif di Akhir Tahun

23 Juli 2018

Industri Minuman Bakal Tumbuh Positif di Akhir Tahun

Kalangan pengusaha industri minuman yakin bakal mencatatkan kinerja positif pada akhir tahun.

Baca Selengkapnya

Dorong Industri 4.0, Menperin: Pendidikan Jadi Kunci Utama

29 Desember 2017

Dorong Industri 4.0, Menperin: Pendidikan Jadi Kunci Utama

Kunci utama dalam mendorong industri agar bisa menghadapi era ekonomi digital termasuk industri 4.0 adalah pendidikan.

Baca Selengkapnya

Proyeksi 2018: Industri Unggulan Ini Jadi Tumpuan Pertumbuhan

27 Desember 2017

Proyeksi 2018: Industri Unggulan Ini Jadi Tumpuan Pertumbuhan

Kemampuannya menyerap banyak tenaga kerja membuat sektor industri dipercaya masih akan jadi salah satu tumpuan pertumbuhan ekonomi di tahun 2018.

Baca Selengkapnya

Proyeksi 2018: Bersiap Melompat Lebih Tinggi dengan Industri 4.0

27 Desember 2017

Proyeksi 2018: Bersiap Melompat Lebih Tinggi dengan Industri 4.0

Meski banyak yang pesimistis, tapi tak jarang pihak yang yakin ekonomi bakal tumbuh di 2018 dengan ditopang sejumlah sektor industri sebagai motornya.

Baca Selengkapnya

Bank Dunia Sebut Perekonomian RI Positif, Apa Saja Indikatornya?

14 Desember 2017

Bank Dunia Sebut Perekonomian RI Positif, Apa Saja Indikatornya?

Tren perekonomian Indonesia pada kuartal ketiga 2017 dinilai positif oleh Bank Dunia.

Baca Selengkapnya

Pertumbuhan Industri 2018 Ditargetkan Tembus 5,67 Persen

11 Desember 2017

Pertumbuhan Industri 2018 Ditargetkan Tembus 5,67 Persen

Kementerian Perindustrian akan mendorong sektor-sektor andalan agar target pertumbuhan industri 2018 bisa tercapai.

Baca Selengkapnya

Menperin Sebut 6 Sektor Pendongkrak Pertumbuhan Industri 2018

11 Desember 2017

Menperin Sebut 6 Sektor Pendongkrak Pertumbuhan Industri 2018

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyebutkan kontribusi pertumbuhan industri 2017 mendekati 20 persen terhadap produk domestik bruto.

Baca Selengkapnya

Pertumbuhan Industri Meroket, Menperin: Ada Optimisme

7 November 2017

Pertumbuhan Industri Meroket, Menperin: Ada Optimisme

Industri pengolahan menyumbang paling banyak dalam PDB triwulan III 2017, karena pelaku optimistis.

Baca Selengkapnya