Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Marie Elka Pangestu. TEMPO/Subekti
TEMPO.CO, Jakarta - Berdagang di dunia maya adalah cara mudah bagi yang tak punya modal. Tak butuh investasi untuk sewa tempat dan bayar pegawai. "Tapi memang untuk Indonesia, masyarakatnya memang belum merasa aman untuk membeli online," kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu dalam keterangan pers di Tennis Indoor Senayan, Sabtu, 24 November 2012.
Mari hadir di Senayan dalam rangka perayaan ulang tahun forum komunitas terbesar di Indonesia, Kaskus. Kaskus sebagai forum yang berusia 13 tahun memang memiliki lini usaha jual-beli dengan pengguna sebanyak 10 juta, separuh dari total pengguna Kaskus, yaitu 22 juta. Kaskus memiliki kanal unggulan yakni Forum Jual Beli alias FJB.
Menurut Mari, sosialisasi untuk menggunakan Internet sebagai media jual-beli memang masih kurang. Kementerian Pariwisata, bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika dan Kementerian Perdagangan, berusaha untuk menyebarluaskan media yang murah meriah ini. Karena tak butuh banyak investasi untuk tempat dan pekerja. "Bagi perempuan ini menguntungkan karena bisa berbisnis di rumah," ujar bekas Menteri Perdagangan ini.
Mari mengakui, masih banyak masalah dalam transaksi online. Seperti metode pembayaran, pengiriman, hingga kualitas barang. Tapi, ia yakin semua itu bisa diatasi seiring dengan berkembangnya industri ini. "Kami juga berharap komunitas ini bisa kasih solusi," ujar dia, "Karena sekarang yang muda yang berkreasi."
Daniel Horan, Chief Marketing Officer AXIS, menuturkan Internet di Indonesia ini sangat penting. Sebagai salah satu provider yang menjual layanan Internet, mereka mengharapkan masyarakat Indonesia bisa berbisnis dengan mudah. "Tidak hanya membuat bisnis, tapi juga mencari barang untuk bisnis," kata dia.
Hal ini sudah dimulai dalam forum bisnis bernama Forum Jual Beli (FJB). Pengunjung yang mampir di lapak ini bisa menemukan aneka alat elektronik hingga pempek. Pengguna forum ini mencapai 10 juta dari total 22 juta pengguna Kaskus. "Transaksinya mencapai 60 juta US dolar per bulan," kata Ken Dean Lawadinata, Chief Executive Officer Kaskus.
