TEMPO.CO, Jakarta - Perkasanya dolar Amerika Serikat terhadap euro dan yen membuat rupiah kembali loyo. Gagalnya kesepakatan terhadap paket pengurangan utang Yunani serta melebarnya defisit neraca perdagangan Jepang membuat greenback, sebutan dolar AS, terapresiasi memberikan tekanan terhadap mata uang lokal.
Nilai tukar rupiar pada transaksi pasar uang hari ini, Rabu, 21 November 2012, ditutup kembali melemah 2 poin menjadi 9.635 per dolar Amerika. Pelemahaan mata uang lokal kali ini seirama dengan mata uang regional lainnya.
Pengamat pasar uang dari PT Monex Investindo Futures, Yohanes Ginting, menjelaskan, masih adanya ketidakpastian di Eropa terkait menyelesaian masalah di Yunani serta memburuknya ekonomi Jepang membuat para pelaku pasar tetap enggan melepas dolar AS.
Terbatasnya pasokan dolar AS karena belum adanya aliran dana asing yang masuk ke pasar finansial domestik di tengah tingginya permintaan membuat rupiah cenderung melemah dari waktu ke waktu. Sebelumnya, rupiah berada di level 9.500 AS, kini rupiah sudah bermain di 9.600 per dolar AS. “Walaupun berlahan, rupiah terus menunjukkan pelemahan,” kata Yohanes.
Kondisi pasar global yang kurang kondusif dan belum ada sentimen positif yang kuat dari domestik membuat rupiah masih akan berada dalam kisaran seperti sekarang, yaitu di kisaran 9.600 per dolar AS. Fundamental ekonomi yang masih cukup solid dan Bank Indonesia yang selalu menjaga mata uangnya di pasar menjadi penopang rupiah tidak melemah terlalu jauh.
“Salah satu ganjalan bagi apresiasi rupiah saat ini adalah defisit neraca perdagangan, dan tetap akan menjadi perhatian pelaku pasar,” dia menuturkan. Meskipun ekonomi Indonesia masih tetap tumbuh di atas 6 persen, kinerja ekspornya juga mengalami perlambatan seperti negara lain akibat krisis Eropa.
Dari kawasan regional, dolar Singapura sore ini melemah 0,03 persen, ringgit Malaysia turun 0,08 persen, serta baht Thailand juga terdepresiasi 0,1 persen terhadap dolar Amerika.
Mata uang euro melemah 0,23 persen ke US$ 1,2788. Demikian pula dengan yen Jepang yang sore ini ditransaksikan melemah 0,62 persen ke posisi 81,19 per dolar AS. Jadi indeks dolar AS menguat 0,124 poin ke level 81,081.
PDAT | VIVA B.K.
Berita terkait
Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS
1 hari lalu
Nilai tukar rupiah ditutup menguat Rp 16.083 terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat, 3 Mei.
Baca SelengkapnyaBos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya
1 hari lalu
Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.
Baca SelengkapnyaRupiah Menguat di Angka Rp 16.088
1 hari lalu
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di angka Rp 16.088 pada perdagangan akhir pekan ini.
Baca SelengkapnyaTerkini Bisnis: Nilai Tukar Rupiah Terus Melemah, Astra Tebar Dividen Rp 21 T
4 hari lalu
Nilai tukar rupiah ditutup melemah pada levep Rp 16.259 per dolar AS pada perdagangan hari ini.
Baca SelengkapnyaNilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD
5 hari lalu
Nilai tukar rupiah ditutup melemah 45 poin ke level Rp 16.255 per USD dalam perdagangan hari ini.
Baca SelengkapnyaMasih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS
8 hari lalu
Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.
Baca SelengkapnyaNilai Tukar Rupiah Hari Ini Diyakini Menguat, Pasar Respons Kemenangan Prabowo-Gibran
9 hari lalu
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini masih akan menguat pada rentang Rp 16.110 - Rp 16.180. Pasar merespons kemenangan Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaTerkini Bisnis: Putusan MK Tak Pengaruhi Rupiah, Indofarma Masih Tunggak Gaji Karyawan
11 hari lalu
Ekonom menyebut putusan MK terkait sidang sengketa Pilpres tak banyak mempengaruhi nilai tukar rupiah.
Baca SelengkapnyaEkonom Sebut Putusan MK Tak Beri Pengaruh Signifikan terhadap Nilai Tukar Rupiah
11 hari lalu
Yusuf Wibisono menilai bukan putusan MK yang memberi pengaruh terhadap nilai tukar rupiah, melainkan konflik geopolitik dan kebijakan The Fed.
Baca SelengkapnyaPelemahan Rupiah dan IHSG Berlanjut, Airlangga: Indonesia Masih Lebih Baik
11 hari lalu
Kendati terjadi pelemahan rupiah, Airlangga mengklaim rupiah masih lebih baik dibanding mata uang lain. IHSG juga diklaim lebih baik dari negara lain.
Baca Selengkapnya