Tim Likuidasi BDB Mulai Bekerja

Reporter

Editor

Rabu, 16 Juni 2004 17:34 WIB

TEMPO Interaktif, Denpasar: Tim Likuidasi (TL) Bank Dagang Bali (BDB) yang sudah disahkan Pengadilan Negeri Denpasar Jumat (11/6) lalu, mulai bekerja hari ini, Rabu (16/6). Dalam tahap awal, TL akan melakukan langkah-langkah sesuai Surat Keputusan Direktur Bank Indonesia Nomor 32, yakni mendaftarkan dan mengumumkan pembubaran BDB ke Departemen Kehakiman dan media massa. "Rencananya langkah ini akan kami lakukan besok," ungkap Ketua TL BDB Wayan Deko Ardjana dalam jumpa pers di Kantor BI Denpasar.Selain itu, Tim juga akan melakukan penelitian tentang kewajiban-kewajiban BDB yang harus dibayar, menyusun rencana kerja dan menyusun rencana anggaran, serta memverifikasi neraca terakhir BDB yang dilaporkan sebelum ditutup. "Dan yang lebih penting adalah menyelesaikan dengan segera masalah-masalah yang berkaitan karyawan, misalnya membayar sisa pesangon dan melakukan PHK," ungkapnya.Tim, sambung Ardajana, juga sudah membagi bidang untuk melancarkan proses likuidasi ini. Mantan Direktur Utama BDB Putu Indra Suryatmaja, ditugaskan di bidang pelacakan aset. Sedangkan, bidang aset dipercayakan kepada mantan Kepala BPPN Bali Made Wiratmika, bidang legal dipegang perwakilan UP3 Ede Marao Purba, Herlyana Sitorus mendapat tugas di bidang litigasi, Ketut Muliartha bidang anggaran, dan personalia dipercayakan pada mantan direktur BDB Ketut Santiawan. "Namun masing-masing bidang tidak bisa mengeluarkan keputusan sendiri-sendiri. Keputusan yang dikeluarkan harus selalu atas nama tim," tegas Ardjana.Meski pembagian tugas diantara para anggota tim sudah dibagi, namun Ardjana belum bisa memastikan berapa jumlah staf yang diperlukan untuk membantu tugas ke tujuh orang itm ini. "Rencananya hari ini kami akan menentukan berapa kebutuhan staf itu. Yang jelas, mulai besok kami mulai ngantor di Gedung Kantor Pusat BDB di Jalan Gajah Mada Denpasar," sambung mantan Kapolda Bali ini.Mengenai penjualan aset-aset, Made Wiratmika mengaku belum bisa menentukan bagaimana teknisnya. Sebelum menentukan itu, pihaknya mengaku akan memverifikasi dulu jumlah dan nilai aset yang ada. "Memang ada beberapa data yang sudah kami pegang, misalnya aset yang diserahkan pemilik BDB sebesar Rp 948 miliar. Namun itu baru taksiran awal. Mengenai jumlah riilnya berapa, akan kami hitung dengan menyewa jasa juru taksir," sambungnya.Jika ternyata jumlah aset yang sudah diikat ternyata masih kurang, Tim berjanji akan mencari aset-aset lain yang belum diserahkan pemilik. "Kalau juga kurang, kami akan meminta pemilik BDB menyerahkan harta pribadi mereka, sampai menutupi dana penjaminan yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk menutup bank ini, sebesar Rp 1,3 triliun," tegas Ardjana.Mengenai dana operasional yang dikeluarkan untuk Tim ini, Deputi Direktur BI Sri Rahayu Widodo mengatakan pihaknya akan mengeluarkan dana khusus. "Namun jumlahnya dan berapa gaji masing-masing anggota TL kami belum tahu. Kami hanya menunggu dari TL, berapa dana yang diperlukan. Selain mendapatkan gaji, mereka juga mendapat fee penjualan aset yang besarnya 1 persen dari nilai pencairan," bebernya.Dalam waktu dekat ini, TL juga akan memanggil para debitur BDB untuk membicarakan kewajiban-kewajiban mereka. "Pemanggilan akan kami lakukan paling lambat 120 hari setelah TL dibentuk," tambah Ardjana. Raden Rachmadi - Tempo News Room

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

12 jam lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

14 jam lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

20 jam lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

2 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

3 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

4 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

4 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

5 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

5 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

5 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya