Petugas melakukan pengecekan pada Pembangkitan listrik Jawa Bali di Pembangkit Listri Tenaga Uap (PLTU), Muara Angke, Jakarta, Selasa (29/2). PLTU Muara Karang menjadi tulang punggung untuk memenuhi kebutuhan listrik sebesar 53 persen dari kebutuhan listrik wilayah Jakarta dan sekitarnya, pengembangan pantai utara dengan cara reklamasi pantai berdampak terhadap oprasional PLTU Muara karang yang memiliki total kapasitas 1648 MW dengan kebutuhan air 25.000 kubik permenit. TEMPO/Amston Probel
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Divisi Bahan Bakar Minyak dan Gas PT Perusahaan Listrik Negara, Suryadi Mardjoeki menyatakan pasokan listrik di PLTGU Muara Karang hilang hingga sebesar 700 megawatt pada Rabu siang, 24 Oktober 2012, akibat kelalaian kontraktor pemasok gas.
"Kontraktor salah mencabut kabel yang ternyata kabel kontrol untuk pembangkit," kata Suryadi ketika dihubungi, Rabu, 24 Oktober 2012. "Akibatnya kami jadi rugi 700 megawatt."
Peristiwa tersebut terjadi pada pukul 11.38 tadi. Menurut Suryadi, pekerjaan yang dilakukan oleh kontraktor tersebut sebenarnya tidak diagendakan. Ia bahkan tidak tahu apa yang dilakukan oleh kontraktor hingga bisa berakibat kabel kontrol terganggu. (Baca: Kabel Tercabut, PLTU Muara Karang Terganggu)
"Kami masih mencari tahu. PLN akan memberi penalti pada kontraktor," kata Suryadi. Kontraktor itu adalah PT Nusantara Regas, yang bertugas mengalirkan gas dari terminal penampungan dan regasifikasi gas terapung (FSRU) ke pembangkit.
Suryadi menegaskan tak akan ada pemadaman akibat gangguan tersebut. Pasokan listrik yang hilang langsung diganti dari pembangkit lain yang terhubung secara paralel pada pukul 12 siang tadi. Hingga saat ini, pihak kontraktor belum bisa dihubungi untuk dikonfirmasi. Telepon dan pesan singkat yang dikirim Tempo belum dibalas.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, melalui Dinas Lingkungan Hidup, kembali menggelar aksi hemat energi dan pengurangan emisi karbon dengan memadamkan lampu di sejumlah titik dan gedung di wilayah Jakarta.