Kuwait Bantu Negara-negara Asia Rp 52,6 triliun
Editor
Dewi Rina Cahyani
Minggu, 14 Oktober 2012 19:07 WIB
TEMPO.CO, Kuwait City -Kuwait mengalokasikan dana bantuan pembangunan untuk negara-negara Asia senilai US$ 5,5 miliar atau Rp 52,6 triliun pada 2012. Menurut Wakil Perdana Menteri Kuwait, Sheikh Sabah Al-Khaled Al-Hamad Al Sabah, dana tersebut dialokasikan melalui skema dana pembangunan Kuwait (Kuwait Fund for Arab Economic Development/ KFAED). "Kami antusias untuk mendanai pembangunan negara berkembang di Asia melalui beragam proyek," katanya dalam pertemuan Tingkat Menteri Forum Dialog Kerjasama Asia (Asia Cooperation Dialogue/ ACD) di hotel Sheraton Kuwait, Minggu 14 Oktober 2012.
KFAED yang dibentuk pada 1961 bertujuan memberi bantuan finansial dan asistensi teknis di negara berkembang. Dalam lima tahun terakhir, lembaga donor tersebut telah memberi 719 bantuan pada 101 negara senilai total KWD 3,8 miliar atau sekitar Rp 129,4 triliun. KFAED juga telah memberi 200 paket donasi dan asistensi teknis untuk 88 negara senilai total KWD 98,54 juta (Rp 3,35 triliun).
Namun Al-Khaled tak merinci proyek-proyek yang dibiayai lembaga pendanaan tersebut. Dia mengatakan, Kuwait berupaya meningkatkan bantuan tersebut melalui forum kerjasama yang lebih luas. Hal ini dilakukan dengan cara memperluas perwakilan diplomatik di negara-negara Asia. "Perwakilan di Asia mencapai 40 persen dari total diplomat kami," ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Luar Negeri Thailand, Surapong Tovichakchaikul, mengatakan anggota ACD harus memprioritaskan kerjasama di sektor keuangan melalui pertukaran (cross-listing) emiten di bursa saham serta tambahan investasi melalui berbagai skema pembiayaan. "Kita juga bisa berbagi pengalaman dalam hal manajemen finansial serta kebijakan ekonomi makro," ujarnya.
Forum ACD yang diketuai oleh Thailand bercita-cita menghubungkan negara-negara di belahan Asia Tenggara, Asia Timur, Asia Barat dan Timur Tengah. Sebab, selama ini, belum ada forum tunggal yang menjembatani dialog dan kerjasama multilateral diantara kawasan tersebut. ACD yang dibentuk di Thailand pada 2002 beranggotakan 32 negara, termasuk Indonesia sebagai co prime mover atau negara penggerak di sektor energi.
FERY FIRMANSYAH (Kuwait)