TEMPO.CO, Depok - Presiden Direktur PT Graha Banten Lampung Sejahtera (GBLS), Agung R Prabowo memperkirakan tarif tol Jembatan Selat Sunda (JSS) mencapai Rp 500 ribu hingga 1,5 juta. Tarif setinggi itu dikenakan jika pembangunan JSS hanya memakai dana swasta dan investor.
"Tarif tol JSS nantinya Rp 500.000 untuk golongan I dan Rp 1,5 juta untuk golongan IV," katanya dalan diskusi panel JSS di Balai Sidang Universitas Indonesia (UI), Kamis 11 Oktober 2012.
Bahkan, tarif itu jauh lebih tinggi dibandungkan dengan tarif kapal Ferry penyebrangan Merak, Banten-Bakauheni, Lampung golongan V yang hanya Rp 332.520. "Tarifnya 1,5 kali tarif Ferry yang ada saat ini," kata Agung.
Tol JSS ditargetkan mulai beroperasi pada 2020. Hal tersebut berdasarkan hasil pra feasibility study proyek JSS tersebut. Agung mengklain mahalnya tarif itu belum bisa menutup modal yang dikeluarkan investor. Sumbangan dari tarif tol tersebut menutupi 20-30 persen modal awal investasi JSS. "Pembangunan JSS mencapai US$ 10 miliar, jadi tarif tol harus wajar," katanya.
Agung mengatakan untuk menutupi kekurangan sekitar 80 persen itu,diaharapkan adanya pemasukan lain dari daerah sekitar JJS. Hal itu bisa di dapat dari pengembangan yang dilakukan oleh konsesi-konsesi di kawasan sekitar JSS, baik dari Banten maupun Lampung. "Hasil dari konsesi pengembangan Banten dan Lampung diharapkan menjadi subsidi kekurangan dari pembangunan JSS," katanya.
Menurut Agung, konsep tarif itu tidak dibikin tampa perhitungan. "Kami membauat itu sesuai dengan kelayakan masyarakat," katanya.
Agung menambahkan, untuk menekan tarif tersebut, harus ada bantuan atau kerjasama dengan pihak lain, seperti pemerintah. "Harus ada cross conpensasi dan cross subsidi dari tempat lain," kata dia.
ILHAM TIRTA
Berita terpopuler lainnya:
Gubernur Lampung: Model Apa Negara Begini?
Pangkalan TNI AU Disulap Jadi Bandara Komersial
BEI Minta Grup Bakrie Klarifikasi Penyadapan
75 Persen Proyek Minyak dan Gas Dikuasai Asing
Gaji dan Tunjangan OJK Tahun Ini Rp 9,75 Miliar
Jurus Mengatasi Pencurian Listrik
Berita terkait
Bicarakan Tol Trans Sumatera, Hatta Rajasa Ungkit Proyek Jembatan Selat Sunda
9 September 2021
Hatta Rajasa kembali mengangkat usulan pembangunan Jembatan Selat Sunda ketika membahas soal Jalan Tol Trans Sumatera.
Baca SelengkapnyaFaktor Geologi, SebabTak Dibangunnya Jembatan Selat Sunda
2 Juni 2015
Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan Kementerian ESDM tidak merekomendasikan pembangunan jembatan Selat Sunda.
Baca SelengkapnyaJembatan Selat Sunda Tak Punya Identitas Bangsa
7 November 2014
"Lebih penting jalan Tol Trans Sumatera untuk dibangun. Apalagi kalau menguntungkan masyarakat banyak."
Baca SelengkapnyaJembatan Selat Sunda Batal, Merak Bakal Diperluas
6 November 2014
Masyarakat dinilai lebih memilih penyeberangan laut karena murah.
Baca SelengkapnyaProyek Jembatan Selat Sunda Batal, Ini Gantinya
5 November 2014
Kata Menteri Sofyan Djalil, Jembatan Selat Sunda bisa digantikan dengan kapal cepat.
Baca SelengkapnyaJonan: Proyek JSS Digantikan Pendulum Nusantara
5 November 2014
Pendulum Nusantara atau tol laut sesuai dengan visi-misi Kabinet Kerja Joko Widodo.
Baca SelengkapnyaJSS Batal, Kawasan Ekonomi Tanjung Lesung Mangkrak
5 November 2014
Untuk mendukung Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata Tanjung Lesung diperlukan infrastruktur penunjang, salah satunya Jembatan Selat Sunda.
Baca SelengkapnyaJembatan Selat Sunda Ancaman bagi Indonesia
5 November 2014
Pemerintah Jokowi menegaskan tidak melanjutkan pembangunan megaproyek Jembatan Selat Sunda (JSS).
Baca SelengkapnyaMenteri PU Siap Setop Proyek Jembatan Selat Sunda
4 November 2014
Meski siap secara teknis, Menteri Basuki menilai Jembatan Selat Sunda tidak diterima secara politis.
Baca SelengkapnyaProyek Jembatan Selat Sunda Dihentikan
3 November 2014
Jembatan Selat Sunda dianggap tidak selaras dengan konsep kemaritiman Presiden Joko Widodo
Baca Selengkapnya