Biaya Angkut di Indonesia Lebih Mahal dari Malaysia

Reporter

Editor

Zed abidien

Kamis, 11 Oktober 2012 17:41 WIB

TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Ongkos angkutan barang di Indonesia ternyata hampir dua kali lipat dibanding di negeri jiran, Malaysia. Hal itu diungkap oleh peneliti dari Bank Dunia yang bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung.

Henry Sandee, peneliti senior bidang perdagangan di Bank Dunia, membandingkan transportasi barang dari pusat industri ke pelabuhan terbesar di kedua negara. Di Indonesia, sampel yang digunakannya adalah angkutan dari pusat industri Cikarang ke Pelabuhan Tanjung Priok, sementara di Malaysia ia meneliti angkutan dari Pasir Gudang ke Tanjung Pelepas. "Jarak keduanya hampir sama, 55 kilometer," kata Sandee, Kamis, 11 Oktober 2012.

Sandee menyatakan kondisi angkutan barang di Indonesia saat ini cukup memprihatinkan. Dalam survei Logistic Performance Index yang dilakukan Bank Dunia, Indonesia menempati peringkat ke-59 dari 155 negara.

Selain infrastruktur yang kurang memadai dan masalah-masalah di perbatasan, truk-truk armada pengangkut juga banyak yang tak layak. Di Jakarta saja, saat ini ada 2.272 truk peti kemas milik anggota Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) dan 70 persennya berumur 15-20 tahun.

Di samping itu, dari 8.328 truk anggota Organisasi Angkutan Darat (Organda) Jakarta, 4.449 di antaranya berumur 15-20 tahun. "Kalau semua truk itu direvitalisasi, ongkos perjalanan bisa ditekan hingga 30 persen," kata Sandee.

Selain revitalisasi armada, menurut Sandee, yang bisa dilakukan untuk menekan biaya transportasi adalah mengubah kebijakan. Misalnya dengan mengizinkan pembukaan depo kontainer di luar wilayah pelabuhan. Bayangkan jika kawasan industri seperti Cikarang bisa memilikinya. Jadi, truk-truk tidak perlu lagi ke Tanjung Priok hanya untuk mengambil peti kosong, kembali ke Cikarang, mengisinya, lalu diantar lagi ke Tanjung Priok. "Pola dua kali jalan ini sangat tidak efisien. Belum lagi macetnya."

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin), Natsir Mansyur, meminta dukungan pemerintah untuk melakukan peremajaan truk pengangkut logistik. Dukungan yang dimaksud adalah pembebasan bea masuk, pajak pertambahan nilai, dan pajak penghasilan untuk tiap head truck yang dibeli. Selain itu, juga penurunan bea balik nama (BBN) dan pemberian keringanan kredit juga diperlukan.

Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kementerian Perhubungan, Sugihardjo, mendukung Kadin dalam upaya revitalisasi armada angkutan barang. Hanya saja, untuk semua permintaan Kadin, ia belum bisa menyanggupinya. "Nanti kami bentuk tim kecil dulu untuk membicarakan apa saja yang dibutuhkan sebelum berkoordinasi dengan pihak yang terkait," ujarnya.

PINGIT ARIA

Berita terpopuler lainnya:
Dahlan Iskan: Ada BUMN Jadi Mayat
SPT Diusulkan Jadi Syarat Aplikasi Kartu Kredit

Pangkalan TNI AU Disulap Jadi Bandara Komersial

Fuad Rahmany: Tak Ada Korupsi Uang Pajak

75 Persen Proyek Minyak dan Gas Dikuasai Asing

Perhubungan Akan Jalankan Tiga Proyek "Flagship"

Berita terkait

MTI Dorong Penyesuaian Tarif KRL

1 hari lalu

MTI Dorong Penyesuaian Tarif KRL

Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) mendorong adanya penyesuaian tarif KRL.

Baca Selengkapnya

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

2 hari lalu

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

Jumlah Kendaraan Listrik Mencapai 133 Ribu

3 hari lalu

Jumlah Kendaraan Listrik Mencapai 133 Ribu

Menteri Perhubungan atau Menhub Budi Karya Sumadi mengatakan jumlah kendaraan listrik saat ini mencapai 133 ribu.

Baca Selengkapnya

Didesain sebagai Kota Cerdas, IKN Bakal Hadirkan Smart Transportation and Mobility

6 hari lalu

Didesain sebagai Kota Cerdas, IKN Bakal Hadirkan Smart Transportation and Mobility

OIKN bakal mengembangkan sistem transportasi cerdas di IKN.

Baca Selengkapnya

Menhub Budi Karya Minta Jepang Berkoordinasi dengan BUMN soal Pengembangan Konektivitas Transportasi IKN

9 hari lalu

Menhub Budi Karya Minta Jepang Berkoordinasi dengan BUMN soal Pengembangan Konektivitas Transportasi IKN

Menhub Budi Karya membahas rencana pengembangan jaringan transportasi di Ibu Kota Negara atau IKN Nusantara dengan Jepang.

Baca Selengkapnya

Mudik Lebaran Dibayangi Masalah Kemacetan dan Infrastruktur, Dosen ITS Jelaskan Perspektif Perencana Transportasi

16 hari lalu

Mudik Lebaran Dibayangi Masalah Kemacetan dan Infrastruktur, Dosen ITS Jelaskan Perspektif Perencana Transportasi

Momentum mudik kali ini kembali diiringi oleh permasalahan yang terjadi dari tahun ke tahun.

Baca Selengkapnya

PLN Jamin Pasokan Listrik di Sejumlah Titik Transportasi Publik di Jakarta Selama Arus Balik Lebaran

19 hari lalu

PLN Jamin Pasokan Listrik di Sejumlah Titik Transportasi Publik di Jakarta Selama Arus Balik Lebaran

PLN menjamin ketersediaan listrik di sejumlah titik transportasi umum.

Baca Selengkapnya

Hingga H+2 Lebaran, Airnav Indonesia Telah Layani Hampir 37 Ribu Penerbangan

21 hari lalu

Hingga H+2 Lebaran, Airnav Indonesia Telah Layani Hampir 37 Ribu Penerbangan

AirNav Indonesia telah melayani 36.994 penerbangan sejak tanggal 3 April sampai dengan 11 April 2024 atau H+2 Lebaran.

Baca Selengkapnya

8 Cara Mengatasi Kesemutan pada Kaki Saat Mudik

25 hari lalu

8 Cara Mengatasi Kesemutan pada Kaki Saat Mudik

Saat mudik, risiko mengalami kesemutan bisa terjadi. Perjalaan jauh dan duduk berjam-jam bisa menjadi pemicunya.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Mudik lebaran 2024 Paling Meriah Sepanjang Sejarah, Dilakukan 193,6 Juta Orang

26 hari lalu

Fakta-fakta Mudik lebaran 2024 Paling Meriah Sepanjang Sejarah, Dilakukan 193,6 Juta Orang

Mudik lebaran 2024 diprediksi menjadi mudik terbesar dan termeriah sepanjang sejarah.

Baca Selengkapnya