Indonesia Diminta Kaji Bea Ekspor-Impor Pangan

Reporter

Editor

Abdul Malik

Rabu, 10 Oktober 2012 12:59 WIB

Kedelai. ANTARA/Arif Firmansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) meminta Indonesia mempertimbangkan kembali soal kebijakan pembatasan impor produk pertanian. Salah satunya dengan cara melakukan reformasi pajak ekspor dan impor produk pertanian. Langkah itu dinilai akan mendorong investasi di sektor tersebut dan memperbaiki ketahanan pangan nasional.

Direktur Bidang Perdagangan dan Pertanian OECD, Ken Ash, mengatakan, pertanian menyumbang sekitar 15 persen terhadap produk domestik bruto Indonesia. Sektor itu juga telah mempekerjakan sekitar 42 juta orang dari total populasi sekitar 240 juta jiwa.

Menurut dia, pembatasan impor akan mengurangi daya saing sektor pertanian serta membatasi produktivitas dan pertumbuhan. Selain itu juga meningkatkan biaya pangan bagi rakyat miskin.

“Jika tujuannya adalah untuk memperbaiki akses rakyat Indonesia terhadap pangan, seharusnya pemerintah Indonesia tidak berpikir membuat kebijakan yang bisa mengakibatkan kenaikan harga pangan,” ujarnya, seperti dilansir Reuters, 10 Oktober 2012.

Indonesia menetapkan batas impor dan tarif pada beberapa item produk pangan, seperti gula, gandum, beras, dan kedelai. Pembatasan itu sering kontraproduktif ketika harga pangan global sedang meroket.

Pekan lalu, asosiasi industri gandum di Indonesia meminta pemerintah untuk menetapkan tarif impor sebesar 20 persen pada produk gandum untuk melindungi industri penggilingan gandum dalam negeri.

Meskipun memiliki status sebagai importir gula terbesar di dunia, Indonesia memperketat impor gula untuk melindungi petani lokal dan membantu pabrik penggilingan tebu dalam negeri.

Pajak ekspor produk pertanian juga berdampak pada para produsen lokal. Dengan demikian, sektor pertanian menjadi tidak ramah bagi investor.

Indonesia masuk dalam 10 besar produsen pertanian terbesar di dunia, produsen terbesar minyak sawit, dan produsen terbesar ketiga kakao. Namun Indonesia telah memberlakukan pajak ekspor minyak sawit dan kakao untuk memastikan pasokan domestik, mendorong pendapatan, dan mendukung industri pengolahan di dalam negeri.

“Dengan melakukan itu, maka ada kekecewaan yang dialami oleh para petani di Indonesia,” kata Ash.

Guna meningkatkan investasi di sektor pertanian, kata dia, Indonesia harus mengurangi pajak ekspor, menegakkan hukum kehutanan, dan memperbaiki infrastruktur. Selain itu, Indonesia juga harus mempermudah akses kredit, isu kepemilikan lahan, dan meningkatkan pendanaan pada riset pertanian.

OECD juga menyarankan Indonesia untuk mengganti biaya subsidi pupuk dengan skema voucher, memperbaiki pasokan air, dan menawarkan pendidikan dan bantuan bagi para petani agar mereka tidak meninggalkan sektor ini.

OECD menambahkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini diperkirakan melampaui 6 persen, namun sekitar separuh jumlah penduduk masih hidup dengan pendapatan di bawah US$ 2 per hari.

Lonjakan harga pangan global, seperti harga kedelai dan jagung, tahun ini sangat berdampak kepada masyarakat miskin di pedesaan. OECD menyarankan Indonesia untuk meningkatkan peranan Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) agar tidak hanya mengurusi beras, namun juga mengembangkan cadangan pangan lebih besar.

REUTERS | ABDUL MALIK

Berita Terpopuler:
Kasus Novel Baswedan Ditengarai Janggal

2/3 Bintang Film Porno Jepang Jadi Pelacur

Gaji Menteri Tak Cukupi Kebutuhan Siti Fadilah

Seberapa Sering Idealnya Suami Istri Bercinta?

Kata Siti Fadilah Soal Uang ke Cici Tegal

Berita terkait

Guru Besar IPB Ungkap Keunggulan Pendekatan Metabolomik untuk Deteksi Kehalalan Pangan

7 hari lalu

Guru Besar IPB Ungkap Keunggulan Pendekatan Metabolomik untuk Deteksi Kehalalan Pangan

Metode-metode analisis pangan halal yang telah dikembangkan selama ini memiliki keterbatasan.

Baca Selengkapnya

Di Forum APEC, ID FOOD Ungkap Peningkatan Akses Perempuan di Sektor Pangan Melalui Digitalisasi

17 hari lalu

Di Forum APEC, ID FOOD Ungkap Peningkatan Akses Perempuan di Sektor Pangan Melalui Digitalisasi

APEC Workshop ini diikuti oleh para delegasi negara di kawasan Asia Pacifik.

Baca Selengkapnya

Harga Daging dan Cabai Turun di Akhir Libur Lebaran 2024

22 hari lalu

Harga Daging dan Cabai Turun di Akhir Libur Lebaran 2024

Harga komoditas pangan seperti daging, telur, cabai, dan garam turun pada Senin, 15 April 2024.

Baca Selengkapnya

ID FOOD Beberkan Cadangan Pangan Pemerintah: Stok Aman selama Libur Lebaran

24 hari lalu

ID FOOD Beberkan Cadangan Pangan Pemerintah: Stok Aman selama Libur Lebaran

Holding BUMN Pangan ID FOOD memastikan ketersediaan pasokan pangan selama libur Lebaran.

Baca Selengkapnya

PLN dan BNI Gelar Paket Sembako Murah untuk Ojol dan Masyarakat Umum

29 hari lalu

PLN dan BNI Gelar Paket Sembako Murah untuk Ojol dan Masyarakat Umum

PLN dan BNI menghadirkan 1.500 paket sembako harga murah Rp 59 ribu untuk pengemudi Ojol dan masyarakat umum.

Baca Selengkapnya

Menjelang Lebaran, Harga Daging dan Cabai Kian Melonjak

29 hari lalu

Menjelang Lebaran, Harga Daging dan Cabai Kian Melonjak

Menjelang Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran 2024, sejumlah harga bahan pokok kian melonjak. Per 7 April 2024, Panel Harga Pangan dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat mencatat harga daging sapi, daging ayam, cabai, bawang merah, dan bawang putih masih naik.

Baca Selengkapnya

Analis: Potensi Inflasi Masih Berlanjut, Nilai Tukar Rupiah Diperkirakan Makin Anjlok

33 hari lalu

Analis: Potensi Inflasi Masih Berlanjut, Nilai Tukar Rupiah Diperkirakan Makin Anjlok

Analis Ibrahim Assuaibi memprediksi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini makin merosot menyentuh level Rp 15.910 sampai Rp 15.960.

Baca Selengkapnya

Emiten Pupuk SAMF Cetak Laba Bersih Rp 420,07 M, Melejit 21 Persen

35 hari lalu

Emiten Pupuk SAMF Cetak Laba Bersih Rp 420,07 M, Melejit 21 Persen

Emiten pupuk PT Saraswanti Anugerah Makmur Tbk. mencetak laba bersih tahun berjalan senilai Rp 420,07 miliar sepanjang 2023.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Kenaikan Harga Pokok, Ombudsman Minta Perpanjang Bantuan Pangan hingga Desember

41 hari lalu

Antisipasi Kenaikan Harga Pokok, Ombudsman Minta Perpanjang Bantuan Pangan hingga Desember

Ombudsman RI meminta pemerintah memperpanjang bantuan pangan hingga Desember 2024.

Baca Selengkapnya

Harga Bahan Pokok Hari Ini, Beras Premium Masih Tinggi

42 hari lalu

Harga Bahan Pokok Hari Ini, Beras Premium Masih Tinggi

Harga bahan pokok terkini, sebagian besar mengalami kenaikan, seperti beras dan cabai.

Baca Selengkapnya