Berau: Tak Ada Penyidikan Independen dari Bumi Plc  

Selasa, 2 Oktober 2012 10:42 WIB

PT Berau Coal Energy. TEMPO/Dinul Mubarok

TEMPO.CO, Jakarta - PT Berau Coal Energy Tbk, anak usaha Bumi Plc, menegaskan bahwa tidak ada penyidikan independen yang dilakukan induk usahanya yang tercatat di Bursa Efek London itu selama ini. Berau menyampaikan hal tersebut itu dalam paparan publik insidentil di Bursa Efek Indonesia.

"Tidak ada penyidikan independen yang dilakukan terhadap perseroan," dalam keterangan di paparan publik di Jakarta, Selasa 2 Oktober 2012.

Dalam pengumuman resmi 24 September 2012, Bumi Plc mengatakan telah terjadi penyimpangan dana di dua anak usahanya, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dan PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU). Dikabarkan telah terjadi pengembangan aset di Berau. Untuk itu, Bumi Plc akan menyelidikinya melalui penyelidik independen.

Berau pun sangat menyayangkan adanya pemberitaan di sejumlah media internasional dan nasional mengenai penyelidikan yang kabarnya dilakukan induk usaha tersebut. "Untuk itu, kami sudah meminta klarifikasi kepada Bumi Plc sehubungan dengan pemberitaan itu," kata keterangan itu.

Selain menjelaskan mengenai dugaan penyelewengan itu, Berau juga memaparkan kondisi keuangan perusahaan hingga Juni 2012. Total utang emiten dengan kode efek BRAU itu mencapai US$ 958,5 juta. Utang itu terdiri dari utang jatuh tempo kurang dari setahun sebesar US$ 1,85 juta dan pinjaman jangka panjang sebesar US$ 956,65 juta.

Pinjaman jangka panjang itu terdiri dari senior secured notes 2015 sebesar US$ 450 juta dengan tingkat bunga 12,5 persen dan diterbitkan oleh anak usaha, Berau Capital Resources yang terdaftar di Singapore Stock Exchange.

Selanjutnya, senior secured notes 2017 senilai US$ 500 juta dengan bunga 7,25 persen diterbitkan oleh perseroan. Sebagian besar dananya akan digunakan untuk pinjaman sindikasi yang diperoleh di 2010 lalu. Pinjaman ini pun tercatat di Singapore Stock Exchange dan penjaminnya Bank of New York Mellon.

Selain itu, ada pinjaman bank sebesar US$ 6,65 juta terdiri dari pinjaman fasilitas 1 Bank Mega sebesar US$ 564,7 ribu yang jatuh tempo kurang dari setahun dan US$ 1,6 juta merupakan pinjaman jangka panjang.

Ada pula fasilitas kedua dari Bank Mega dengan pinjaman jatuh tempo kurang dari setahun sebesar US$ 586,35 ribu dan jangka panjang US$ 2,29 juta. Selain itu, perseroan juga meminjam kepada Bank Exim dengan total plafon sebesar US$ 5 juta.

SUTJI DECILYA



Berita Terkait:
Laba Naik 79,7 Persen, Saham Japfa Layak Dibeli

Saham Bakrie Masih Berisiko Tinggi

Presiden Yudhoyono Berpidato di Wall Street

BUMI Belum Tahu Detail Investigasi Bumi Plc

Investigasi Dimulai, Direktur Bumi Plc Mundur

Berita terkait

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

7 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

12 hari lalu

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

44 hari lalu

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

BEI akan menerapkan mekanisme perdagangan lelang berkala secara penuh atau full call auction di Papan Pemantauan Khusus pada Senin pekan depan.

Baca Selengkapnya

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

25 Februari 2024

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.

Baca Selengkapnya

Microsoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI

30 Januari 2024

Microsoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI

Para investor sepakat bahwa Microsoft berkembang jauh lebih signifikan dibanding Apple, bahkan untuk lima tahun ke depan.

Baca Selengkapnya

Israel Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober

5 Desember 2023

Israel Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober

Israel sedang menyelidiki klaim peneliti AS bahwa beberapa investor mungkin telah mengetahui sebelumnya tentang rencana serangan Hamas

Baca Selengkapnya

Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual

4 Desember 2023

Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menjelaskan bahwa ke depan potensi bursa karbon masih cukup besar.

Baca Selengkapnya

BEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham

30 November 2023

BEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham

Dari sisi transaksi bursa karbon tercatat sudah ada lebih dari 490 ribu ton dengan nilai harga jual karbon terakhir senilai Rp 59.200.

Baca Selengkapnya

2024, BEI Bidik Nilai Transaksi Harian Rp 12,25 Triliun

26 Oktober 2023

2024, BEI Bidik Nilai Transaksi Harian Rp 12,25 Triliun

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) membidik rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) pada tahun 2024 sebesar Rp 12,25 triliun pada tahun 2024.

Baca Selengkapnya

Transaksi Harian Jeblok 29 Persen, BEI: Ada Shifting Investasi dengan New Normal

7 Oktober 2023

Transaksi Harian Jeblok 29 Persen, BEI: Ada Shifting Investasi dengan New Normal

Bursa Efek Indonesia (BEI) membeberkan alasan nilai transaksi harian di pasar modal Indonesia yang jeblok dibandingkan tahun lalu.

Baca Selengkapnya