2017, Indonesia Diperkirakan Alami Resesi

Reporter

Editor

Abdul Malik

Kamis, 27 September 2012 19:05 WIB

Tempo/Tommy Satria

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Ekonom Danareksa Sekuritas Purbaya Yudhi Sadewa menilai kondisi ekonomi Indonesia belum akan melambat paling tidak hingga pertengahan tahun depan. Hal ini mengacu pada data sistem peringatan dini yang dimiliki Danareksa.

Jika melihat pada siklus bisnis, ekonomi Indonesia masih akan tumbuh hingga 2016. Ia mengatakan, pada Maret 2009, sinyal lembah pertama berbunyi dan ekonomi berada di titik terbawah.

"Melihat pada siklus bisnis, jika ekspansi dimulai Maret 2009, harusnya bisa terus sampai 2016," ucap Purbaya dalam Indonesia Knowledge Forum, Kamis, 27 September 2012.

Kondisi defisit neraca berjalan pada neraca pembayaran Indonesia dinilai wajar oleh Purbaya. Defisit memang terjadi lantaran ekspor melambat sedangkan impor tinggi, namun sekitar 35 persen porsi impor adalah barang modal.

"Investor asing masuk banyak. Secara otomatis mereka akan impor barang modal untuk ekspansi. Jadi, pasti transaksi berjalan negatif. Tidak perlu khawatir," ucapnya.

Dia menyatakan tidak setuju dengan kebijakan Bank Indonesia (BI) yang mengerem pertumbuhan kredit melalui aturan batasan minimal uang muka kredit pemilikan rumah dan kendaraan bermotor.

Menurutnya, ekonomi Indonesia belum memanas. Jika ingin mendorong kehati-hatian, BI seharusnya meminta lembaga pembiayaan dan bank mengelola klien atau nasabahnya dengan baik.

Menurut pengamatannya, sektor finansial juga cukup kuat. Mengacu pada banking pressure index, sektor finansial masih pada kondisi aman. "Jika bergerak menuju atau melewati 0,5 persen bank dalam keadaan tertekan, peluang sistemic default besar," ujarnya. Saat ini, indeksnya minus sekitar 0,4 persen.

Selain itu, BI dan Pemerintah Indonesia juga sudah banyak belajar dari pengalaman krisis 1998 dan 2008. "Respons kebijakan lebih baik," ujarnya. Jika tetap dipertahankan seperti ini, Purbaya yakin Indonesia bisa terus bertumbuh hingga 2016. Tapi Jika otoritas salah bertindak, maka siklus ekspansi bisa lebih pendek.

Ekonomi Indonesia ke depan masih akan disokong oleh tiga pilar yakni konsumsi domestik, investasi, dan ekspor. Daya beli masyarakat juga tampak masih tinggi terpantau dari tingginya indeks kepercayaan konsumen.

"Sekarang berada di level tertinggi selama 7 tahun. Ekonomi baik, masyarakat siap belanja terus," ujarnya.

Adapun resesi pasca fase ekspansi berakhir tak bisa dielakkan, tapi Indonesia bisa mengupayakan agar ketika ekonomi tak jatuh terlalu dalam. "Jika respons kebijakan moneter bagus bisa mengurangi kedalaman resesi," ujarnya.

MARTHA THERTINA

Berita terkait

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

6 hari lalu

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi meminta pemerintah untuk mencari langkah antisipatif untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia, salah satunya adalah dengan cara menyisir belanja tidak prioritas.

Baca Selengkapnya

Imbas Perang Iran-Israel terhadap Ekonomi Indonesia

14 hari lalu

Imbas Perang Iran-Israel terhadap Ekonomi Indonesia

Serangan balasan Iran terhadap Israel meningkatkan eskalasi konflik di Timur Tengah. Ketegangan ini menambah beban baru bagi ekonomi Indonesia.

Baca Selengkapnya

Sebut Ekonomi Indonesia Kokoh di Tengah Ketidakpastian Global, Jokowi: Alhamdulillah

28 Februari 2024

Sebut Ekonomi Indonesia Kokoh di Tengah Ketidakpastian Global, Jokowi: Alhamdulillah

Presiden Jokowi mengatakan bahwa perekonomian Indonesia cukup kokoh di tengah ketidakpastian global.

Baca Selengkapnya

Pegadaian Raih Penghargaan Indonesia Living Legend Companies Awards 2024

2 Februari 2024

Pegadaian Raih Penghargaan Indonesia Living Legend Companies Awards 2024

PT Pegadaian dinobatkan sebagai Diamond Living Legend Company in Realizing Society Welfare Through Innovative and Inclusive Products and Services

Baca Selengkapnya

APBN Dukung Momentum Pemulihan Ekonomi Indonesia

19 Desember 2023

APBN Dukung Momentum Pemulihan Ekonomi Indonesia

Kinerja anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) hingga pertengahan bulan Desember 2023 tercatat lebih kuat dari target yang ditentukan

Baca Selengkapnya

Target Pertumbuhan Ekonomi Tinggi Para Capres Dinilai Percuma Jika Andalkan Pertambangan

19 Desember 2023

Target Pertumbuhan Ekonomi Tinggi Para Capres Dinilai Percuma Jika Andalkan Pertambangan

Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan target pertumbuhan ekonomi para kandidat capres dan cawapres Pemilu 2024 cenderung tinggi.

Baca Selengkapnya

Inflasi Terkendali, Pertumbuhan Ekonomi Asia Pasifik Diprediksi 4,9 Persen

14 Desember 2023

Inflasi Terkendali, Pertumbuhan Ekonomi Asia Pasifik Diprediksi 4,9 Persen

ADB menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi pada Asian Development Outlook (ADO) Desember 2023

Baca Selengkapnya

CORE Proyeksikan Krisis Properti di Cina Diprediksi Berdampak Jangka Panjang ke RI

12 Desember 2023

CORE Proyeksikan Krisis Properti di Cina Diprediksi Berdampak Jangka Panjang ke RI

Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal, mengatakan krisis sektor properti di Cina sangat berpengaruh pada perekonomian Indonesia, terutama pada kinerja ekspor.

Baca Selengkapnya

Kebijakan Fiskal Jadi Penjaga Stabilitas Ekonomi Indonesia

8 Desember 2023

Kebijakan Fiskal Jadi Penjaga Stabilitas Ekonomi Indonesia

Kebijakan fiskal memiliki peranan penting sabagai penjaga stabilitas nasional sekaligus mempertahankan pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Jokowi Pamer Ekonomi RI Stabil 5 Persen ke Kepala Negara Lain: Kita Bangga Banget

29 November 2023

Jokowi Pamer Ekonomi RI Stabil 5 Persen ke Kepala Negara Lain: Kita Bangga Banget

Jokowi bangga dengan perkembangan ekonomi Indonesia yang tumbuh di kisaran 5 persen. Ia menyebut dirinya memamerkan hal itu kepada kepala negara lain.

Baca Selengkapnya