TEMPO.CO, Jakarta - Bursa Efek Indonesia meminta PT Bumi Resources Tbk dan PT Berau Coal Energy Tbk untuk segera memberikan penjelasan melalui paparan publik. Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan BEI Uriep Budhi Prasetyo mengatakan surat permintaan untuk melaksanakan paparan publik kepada dua emiten tambang itu telah dikirim pada hari ini.
"Maksimal public expose (paparan publik) harus dilaksanakan hingga 2 Oktober mendatang," kata Uriep, Kamis 27 September 2012.
Ia mengatakan setidaknya empat poin harus disampaikan perusahaan kepada publik. Empat hal itu meliputi performa keuangan perusahaan, rencana audit investigasi yang akan dilakukan Bumi Plc sebagai induk usaha BUMI dan BRAU, informasi mengenai utang dan tanggal jatuh tempo, serta pemberitaan terkait penurunan peringkat (rating).
Setelah itu, bursa pun menunggu laporan paparan publik kedua emiten itu dan kemudian berkoordinasi dengan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan.
Jika penjelasan dinilai kurang, menurut dia, tidak tertutup kemungkinan otoritas bursa akan melakukan pemeriksaan ataupun pemanggilan direksi kedua emiten tersebut ke bursa. "Lihat saja nanti hasilnya," kata Uriep.
Mengenai audit internal yang akan dilakukan Bumi Plc kepada kedua anak usahanya tersebut, Uriep menilai hal itu wajar. "Kebetulan saja anak usahanya listing di sini," kata dia.
Pada 24 September 2012, Bumi Plc, perusahaan investasi yang tercatat di Bursa Efek London, mengumumkan adanya penyelewengan kinerja keuangan serta operasional di anak usahanya, Bumi Resources dan Berau. Bumi Plc pun membentuk tim audit independen untuk memeriksa dugaan penyelewengan tersebut.
Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun
25 Februari 2024
Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun
Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.
Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual
4 Desember 2023
Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menjelaskan bahwa ke depan potensi bursa karbon masih cukup besar.