TEMPO.CO, Jakarta - Banyaknya berita positif di pasar mampu meredakan tekanan terhadap rupiah seiring terdepresiasinya dolar Amerika Serikat terhadap mata uang utama dunia. Pengadilan tinggi Jerman yang mendukung negara tersebut terlibat dalam program penyelamatan Eropa membuat mata uang tunggal kawasan kembali menguat hingga US$ 1,29.
Lelang Surat Utang Negara (SUN), Selasa kemarin, yang mampu menyerap dana masyarakat sebesar Rp 6,2 triliun dari target sebelumnya Rp 5 triliun, juga turut membantu penguatan rupiah. Apalagi harga saham di bursa Jakarta juga menguat.
Imbasnya, tekanan terhadap rupiah semakin memudar dan mata uang lokal kembali menguat dan menjauh dari level 9.600 per dolar AS. Di transaksi pasar uang hari ini, Rabu, 12 September 2012, nilai tukar rupiah di tutup menguat 20 poin (0,21 persen) ke level 9.568 per dolar AS.
Head of Research Treasury Bank BNI Nurul Eti Nurbaeti menjelaskan, kuatnya ekspektasi dari para pelaku pasar bahwa Bank Sentral AS (The Fed) akan menggulirkan kebijakan pelonggaran lanjutan (QE3) memicu pelemahan dolar AS.
Sebab, dengan adanya stimulus maka pasar akan kebanjiran likuiditas dan para investor menaruh dananya di aset yang berimbal hasil dan berisiko tinggi seperti euro dan mata uang Asia, termasuk rupiah. Dolar AS yang sebelumnya menjadi mata uang safe mulai ditinggalkan pelaku pasar.
Dalam Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia, Kamis besok, kemungkinan besar suku bunga acuan BI Rate masih akan dipertahankan di level 5,75 persen, seiring masih terkendalinya laju inflasi hingga bulan Agustus kemarin. “Tapi masih ada ruang bagi bank sentral untuk menaikan suku bunga deposit facility BI sebesar 25 basis poin menjadi 4 persen untuk mengontrol rupiah. Karena biasanya selisih suku bunga deposit facility BI dengan BI rate sekitar 100 basis poin,” paparnya.
Melambatnya kinerja ekspor dan meningkatnya kebutuhan impor membuat rupiah belum mampu menguat lebih jauh. Turunnya ekspor pasti akan mengganggu pasokan dolar AS di pasar domestik. Sedangkan permintaan dolar AS masih cukup tinggi seiring menguatnya impor, terutama minyak. “Apalagi subsidi bahan bakar minyak diprediksikan akan meningkat,” kata Nurul.
Sebagian besar mata uang regional sore ini ditutup menguat terhadap dolar AS. Dolar Singapura menguat 0,15 persen, won Korea Selatan 0,24 persen, ringgit Malaysia 0,69 persen, serta Bath Thailand juga menguat 0,39 persen. Sedangkan won peso Philipina ditutup melemah tipis 0,07 persen.
Indeks dolar AS terhadap enam mata uang rival utamanya turun 0,266 poin (0,33 persen) ke level 79,59. Kepastian partisipasi Jerman untuk menyelamatkan Eropa membuat euro berhasil menembus level US$ 1,29.
VIVA B. KUSNANDAR
Berita terkait
Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS
1 hari lalu
Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.
Baca SelengkapnyaNilai Tukar Rupiah Hari Ini Diyakini Menguat, Pasar Respons Kemenangan Prabowo-Gibran
2 hari lalu
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini masih akan menguat pada rentang Rp 16.110 - Rp 16.180. Pasar merespons kemenangan Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaTerkini Bisnis: Putusan MK Tak Pengaruhi Rupiah, Indofarma Masih Tunggak Gaji Karyawan
4 hari lalu
Ekonom menyebut putusan MK terkait sidang sengketa Pilpres tak banyak mempengaruhi nilai tukar rupiah.
Baca SelengkapnyaEkonom Sebut Putusan MK Tak Beri Pengaruh Signifikan terhadap Nilai Tukar Rupiah
4 hari lalu
Yusuf Wibisono menilai bukan putusan MK yang memberi pengaruh terhadap nilai tukar rupiah, melainkan konflik geopolitik dan kebijakan The Fed.
Baca SelengkapnyaPelemahan Rupiah dan IHSG Berlanjut, Airlangga: Indonesia Masih Lebih Baik
4 hari lalu
Kendati terjadi pelemahan rupiah, Airlangga mengklaim rupiah masih lebih baik dibanding mata uang lain. IHSG juga diklaim lebih baik dari negara lain.
Baca SelengkapnyaPeneliti Paramadina Sebut Nilai Tukar Rupiah Melemah Bukan karena Konflik Iran-Israel
4 hari lalu
Nilai tukar rupiah yang melemah menambah beban karena banyak utang pemerintah dalam denominasi dolar AS.
Baca SelengkapnyaRupiah Diprediksi Menguat di Tengah Putusan MK, Penutupan Perdagangan Rp 16.237
5 hari lalu
Rupiah diprediksi dan tak terpengaruh dengan putusan MK. Rupiah spot hari ini ditutup pada Rp 16.237 per dolar AS.
Baca SelengkapnyaKonflik Iran-Israel Disebut Perparah Nilai Tukar Rupiah, BI Diminta Naikkan Suku Bunga
5 hari lalu
Konflik Timur Tengah ini dikhawatirkan akan bereskalasi menjadi perang yang lebih besar. Nilai tukar rupiah semakin melemah.
Baca SelengkapnyaNilai Tukar Rupiah Melemah, Ini Industri yang Untung dan Buntung
5 hari lalu
Industri tekstil, pakan ternak, pupuk, hingga gandum yang kerap mengandalkan bahan baku impor menangis di tengah pelemahan nilai tukar rupiah.
Baca SelengkapnyaTerpopuler Bisnis: Jalan Tol Palembang - Betung Ditarget Rampung 2025, Rupiah Makin Keok
8 hari lalu
Kementerian PUPR menargetkan Jalan Tol Palembang - Betung selesai pada 2025. Untuk itu butuh tambahan tim percepatan.
Baca Selengkapnya