'Pembangunan Infrastruktur Jangan Menunggu Pemilu'  

Reporter

Rabu, 12 September 2012 11:20 WIB

Emma Sri Martini. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO.

Emma Sri Martini,
Direktur Utama PT Sarana Multi Infrastruktur

PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) didirikan melalui Keputusan Menteri Keuangan Tahun 2009. Berstatus badan usaha milik negara, perusahaan ini merupakan institusi keuangan nonbank yang berfokus pada pembiayaan infrastruktur.

Meski portofolionya masih didominasi oleh sektor kelistrikan, PT SMI bertekad masuk ke proyek-proyek strategis, seperti jalan tol dan proyek kereta api bandara. Perseroan juga ingin mempercepat pembangunan infrastruktur yang masih banyak macetnya.

Direktur Utama SMI Emma Sri Martini menilai banyaknya proyek infrastruktur yang macet disebabkan oleh belum jelasnya komitmen pemerintah. Di kantornya, pada pekan lalu, Emma menerima wartawan Tempo, Angga Sukma Wijaya dan Rosalina.

Bisa dijelaskan lingkup kerja SMI?
Kami bertugas menggarap proyek-proyek infrastruktur yang diatur melalui peraturan Menteri Keuangan. Ada delapan sektor yang kami tangani, yaitu tenaga listrik, transportasi, jalan tol, komunikasi, pasokan air, irigasi, serta distribusi minyak dan gas.

Sumber dana kami berasal dari pemerintah. Tapi, ke depan, kami tidak bisa hanya mengandalkan modal dari anggaran pendapatan dan belanja negara. Kami akan melakukan leverage (mencari utang), bisa dari corporate bond (obligasi korporat), fund raising dari perbankan atau dari multilateral.

Untuk tahun ini, berapa investasi yang dikucurkan?
Komitmen sudah Rp 1,7 triliun. Tapi, dalam sisa waktu kuartal terakhir 2012, insya Allah masih ada Rp 600 hingga Rp 700 miliar lagi yang akan dibuatkan komitmennya. Jadi, total sekitar Rp 2,4 triliun.

Saat ini ada berapa proyek yang digarap?

Semuanya ada 18 proyek yang tersebar di beberapa lokasi di Indonesia. Proyek tidak dibiayai dalam satu tahun, melainkan multiyears. Dari 18 proyek itu, ada juga yang satu debitor punya dua fasilitas untuk dua proyek. Sehingga, kami sudah ikut berpartisipasi kurang-lebih sekitar 20 proyek.

Kebanyakan proyek listrik?
Iya, saat ini sektor kelistrikan mendominasi portofolio kami, karena memang proyek itu yang sudah siap didanai. Tapi sebetulnya ada juga di sektor water supply, oil and gas distribution, telekomunikasi. Jalan juga ada, tapi masih kecil.


Kami sekarang ingin mulai masuk dan mengidentifikasi proyek bandara dan pelabuhan sejalan dengan prioritas Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).

PT SMI juga menggarap proyek kereta bandara, apa hambatannya?
Kereta bandara (Manggarai-Bandara Soekarno Hatta) ini masuk public private partnership (kemitraan pemerintah swasta). Persiapannya pasti lama. Kami sudah terlibat sejak November 2011.

Sekarang kami mulai dari awal lagi, dari profil konsultan sampai saat ini due diligence. Hasilnya, proyek ini masih layak. Dalam arti, meskipun jalur selatan sudah ada Peraturan Presiden yang menyebutkan jalur tersebut untuk jalur komuter, tetap tidak akan kehilangan demand.

Sebab, setelah diuji tuntas, konsultan mengatakan dua jalur ini akan melayani tipe penumpang yang berbeda. Jalur komuter untuk para pekerja, seperti pekerja bandara, yang jumlahnya hampir 100 ribu. Sedangkan jalur utara untuk penumpang.

Studi kelayakan sebenarnya sudah setengah mulai, karena sejalan dengan jalurnya. Untuk lima opsi jalur, kami akan gelar workshop pada September ini untuk ditetapkan. Kami ingin meminimalisasi penggusuran dan pembebasan lahan.

Secara umum, apa hambatan pembiayaan infrastruktur di Indonesia?
Sebetulnya, untuk masalah uang, tinggal minta dari investor. Banyak investor yang mengantre. Masalahnya, kita tidak bisa menjajakan proyek yang bagus buat mereka. Sering kali investor yang datang menanyakan proyek. Mereka sudah siap dana Rp 2 triliun, proyeknya mana, kita kelabakan.

Jadi, masalahnya itu bukan pada pembiayaan, karena itu justru yang paling ujung. Masalah yang utama adalah persiapan proyeknya. Kalau misalnya berbicara PPP, pasti ada komponen pemerintahnya. Komitmen pemerintah harus pasti dulu, baru nanti berbicara dengan dukungan regulasi, dukungan fiskal. Pemerintah terkadang suka tidak pasti, mau jalan A, tapi tiba-tiba dibatalkan diganti dengan B. Padahal A ini sudah melibatkan pihak luar.

Pemerintah banyak direpotkan oleh urusan internal. Sebenarnya regulasi sudah cukup bagus, tapi eksekusi yang lambat. Seperti sekarang, undang-undang mengenai lahan sudah ada, peraturan presiden sudah ada, eksekusinya masih belum teruji.

Kita tidak banyak berubah, sedangkan yang lain mulai meningkat dengan penambahan jalan tol. Vietnam sudah bergerak, Malaysia menggeliat, Singapura apalagi.

Pembangunan infrastruktur jangan menunggu masa pemilihan umum. Hal ini yang membuat daya saing kita semakin turun. Makanya, pemerintah sebenarnya sudah sadar, dalam MP3EI fokusnya adalah transportasi dan energi. Karena, faktor ini yang membuat biaya distribusi dan biaya logistik menjadi sangat tinggi, sehingga tidak efisien untuk berinvestasi.



*
Profil

Tempat dan tanggal lahir: Majalengka, 22 Maret 1970
Pendidikan: Sarjana Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung
Karier:
-Direktur Utama PT SMI sejak Februari 2009
-Direktur Keuangan dan Dukungan Kerja PT Perusahaan Pengelola Aset, 2004-2009
-Komisaris PT Trans Pacific Petrochemical Indotama, 2004-2009
-Senior Vice President (2002-2004), Assistant Vice President-Group Head (1998-2001), Badan Penyehatan Perbankan Nasional, dan PT Kustodian Depositori Efek Indonesia/Indonesian Clearing and Depository System (1993-1998)



*


Advertising
Advertising

Berita terkait

Bantu Lukas Enembe Bikin Rekening, Saksi Tak Tahu Ada Transferan Rp 806 Juta

16 Agustus 2023

Bantu Lukas Enembe Bikin Rekening, Saksi Tak Tahu Ada Transferan Rp 806 Juta

Saksi Teknisi ATM mengaku tidak tahu terkait transferan dana dari Lukas Enembe yang masuk ke rekeningnya

Baca Selengkapnya

Tutupi Utang Proyek Infrastruktur, Waskita Karya Rekayasa Laporan Keuangan

22 Juni 2023

Tutupi Utang Proyek Infrastruktur, Waskita Karya Rekayasa Laporan Keuangan

PT Waskita Karya (Persero) Tbk dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk coba menutupi utang-utang proyek infrastruktur dengan merekayasa laporan keuangan.

Baca Selengkapnya

Hadapi Sidang Dakwaan, Lukas Enembe Dihadirkan Secara Daring

12 Juni 2023

Hadapi Sidang Dakwaan, Lukas Enembe Dihadirkan Secara Daring

Gubernur Papua nonaktif Lukas Enembe menjalani sidang pembacaan dakwaan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, pada Senin, 12 Juni 2023.

Baca Selengkapnya

Rijatono Lakka Penyuap Lukas Enembe Dituntut 5 Tahun Penjara

6 Juni 2023

Rijatono Lakka Penyuap Lukas Enembe Dituntut 5 Tahun Penjara

Rijatono Lakka, Direktur PT Tabi Bangun Papua yang juga terdakwa penyuap Gubernur Papua nonaktif Lukas Enembe, dituntut pidana 5 tahun penjara.

Baca Selengkapnya

Pengacara Lukas Enembe Pakai Baju Toga Saat Diperiksa KPK

9 Mei 2023

Pengacara Lukas Enembe Pakai Baju Toga Saat Diperiksa KPK

Pengacara Gubernur Papua nonaktif Lukas Enembe, Stepanus Roy Rening memakai baju toga saat mendatangi KPK

Baca Selengkapnya

Kuasa Hukum Lukas Enembe Batal Diperiksa KPK Lantaran Sakit

5 Mei 2023

Kuasa Hukum Lukas Enembe Batal Diperiksa KPK Lantaran Sakit

Kuasa hukum Stepanus Roy Rening, Emmanuel Herdiyanto, mengatakan pengacara Lukas Enembe tersebut berhalangan hadir memenuhi panggilan KPK karena sakit

Baca Selengkapnya

Lukas Enembe Ajukan Praperadilan soal Penetapan sebagai Tersangka ke PN Jaksel

2 April 2023

Lukas Enembe Ajukan Praperadilan soal Penetapan sebagai Tersangka ke PN Jaksel

Lukas Enembe mengajukan permohonan praperadilan atas penetapan tersangka, penangkapan, dan penahanannya oleh KPK ke PN Jaksel

Baca Selengkapnya

Pemberi Suap Lukas Enembe Segera Disidangkan

24 Maret 2023

Pemberi Suap Lukas Enembe Segera Disidangkan

Pengusaha Rijantono Lakka yang merupakan penyuap Gubernur Papua nonaktif Lukas Enembe segera disidangkan.

Baca Selengkapnya

Pengembangan Kasus Lukas Enembe, KPK Geledah Rumah di Depok

9 Maret 2023

Pengembangan Kasus Lukas Enembe, KPK Geledah Rumah di Depok

KPK kembali menggeledah sebuah rumah yang diduga berhubungan dengan perkara suap Gubernur Papua Lukas Enembe.

Baca Selengkapnya

KPK Periksa Tukang Cukur Lukas Enembe: untuk Dalami Dugaan Aliran Dana ke Singapura

9 Februari 2023

KPK Periksa Tukang Cukur Lukas Enembe: untuk Dalami Dugaan Aliran Dana ke Singapura

KPK membeberkan alasan Komisi memeriksa tukang cukur Gubernur Papua Lukas Enembe yang bernama Budi Himawan alias Beni.

Baca Selengkapnya