Kadin : Kelangkaan Dolar Bisa Picu Inflasi  

Reporter

Editor

Abdul Malik

Selasa, 4 September 2012 19:21 WIB

REUTERS/Lee Jae-Won

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Umum Kamar Dagang Industri Bidang Perdagangan, Distribusi, dan Logistik Natsir Mansyur mengingatkan kelangkaan dolar Amerika Serikat akhir-akhir ini berpotensi menyumbang inflasi. Pertumbuhan industri penerbangan salah satu penyebab seretnya dolar Amerika saat ini.

"Dulu hanya eksportir-importir yang membutuhkan dolar dalam jumlah banyak, sekarang justru perusahaan penerbangan," ujarnya saat dikonfirmasi, Selasa, 4 September 2012.

Seretnya pasokan mata uang negeri Abang Sam ini sudah mulai dirasakan kalangan pengusaha sejak Ramadan berlangsung. Saat itu, kebutuhan eksportir-importir terhadap dolar cukup tinggi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Namun setelah dua pekan lebaran, ketersediaan dolar terus menyusut. "Kalau terus dibiarkan dikhawatirkan bakal memacu inflasi juga walaupun kecil."

Natsir menilai, seretnya ketersediaan dolar disebabkan meningkatnya kebutuhan perusahaan penerbangan untuk membayarkan cicilan pinjaman. Jumlah itu cukup signifikan dengan besarnya komoditas impor pesawat komersial saat ini. "Saat ini perusahaan berlomba-lomba memberikan pelayanan udara yang murah dan bagus," ujarnya.

Pesatnya pertumbuhan industri penerbangan domestik ujar dia, mendorong kebutuhan terhadap dolar semakin tinggi, rata-rata mereka melakukan pembayaran cicilan di semester kedua setiap tahunnya. "Hitung saja kalau tiap tahun penambahan pesawatnya 200 unit, berapa dolar yang dibutuhkan."

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis inflasi bulan Agustus 2012 tercatat 0,95 persen, atau naik 4,58 persen dari Agustus 2011 (year on year). Selain itu, selisih neraca perdagangan juga turun dari US$ 1,32 miliar (Juni) menjadi US$ 0,93 miliar (Juli).

Badan Statistik menyebutkan salah satu penyumbang inflasi cukup besar untuk Agustus 2012 berasal dari kenaikan harga angkutan udara atau tiket pesawat. Meskipun bobotnya hanya 0,1 persen, namun rata-rata kenaikannya mencapai 13,78 persen menyebabkan menjadi faktor utama inflasi bulan lalu.

Natsir menambahkan, meskipun inflasi Agustus naik mendekati 1 persen akibat melonjaknya kebutuhan selama Ramadan, namun ia memprediksi inflasi bakal kembali turun mulai September ini. "Turunnya tidak terlalu besar, kita lihat saja nanti,".

JAYADI SUPRIADIN

Berita terpopuler lainnya:

Kisah Kang Jalal Soal Syiah Indonesia (Bagian 6)
Andik Vermansyah Pindah Ke Liga Utama Amerika

Polisi Tahan Kuasa Hukum John Kei

Jarak Tempuh Sepeda Motor Bakal Dibatasi

Panwaslu: Iklan Televisi Jokowi Masuk Pelanggaran

Jangan Katakan Kalimat Ini ke Anak Anda

Doberman Ikut Jaga Hillary Clinton di Jakarta

Scientology Seleksi Calon Istri Tom Cruise

Calo Penerimaan Pegawai Negeri Diungkap

Begini "Hotel" di Pesawat Boeing 747 Aeroloft

Berita terkait

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

2 hari lalu

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

Inflasi April 2024 sebesar 3 persen secara year on year.

Baca Selengkapnya

Cetak Petani Milenial untuk Tangani Inflasi di Nusa Tenggara Timur

2 Maret 2024

Cetak Petani Milenial untuk Tangani Inflasi di Nusa Tenggara Timur

Kabupaten Timor Tengah Selatan NTT menginisiasi program cetak petani milenial. Mereka diajari tanam cabai hingga bawang.

Baca Selengkapnya

Mengenal Apa itu inflasi, Jenis, dan Dampaknya

17 Oktober 2023

Mengenal Apa itu inflasi, Jenis, dan Dampaknya

Inflasi adalah istilah yang merujuk pada kondisi di mana harga barang mengalami kenaikan. Berikut dampak yang ditimbulkan karena inflasi.

Baca Selengkapnya

Inflasi 15 Provinsi di Atas Nasional, Jokowi Minta Pemda Rajin Cek ke Lapangan

31 Agustus 2023

Inflasi 15 Provinsi di Atas Nasional, Jokowi Minta Pemda Rajin Cek ke Lapangan

Jokowi menyebutkan terdapat 15 provinsi dan kabupaten/kota yang laju inflasinya di atas tingkat nasional meskipun sudah di bawah 5 persen.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Catat Permintaan Domestik Dorong Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II 2023

1 Agustus 2023

Sri Mulyani Catat Permintaan Domestik Dorong Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II 2023

Perekonomian triwulan II 2023, kata Sri Mulyani diprakirakan masih tumbuh kuat, ditopang peningkatan konsumsi rumah tangga dan tren ekspansif aktivitas manufaktur.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Inflasi Kembali ke Sasaran, Lebih Cepat dari Perkiraan

1 Agustus 2023

Sri Mulyani: Inflasi Kembali ke Sasaran, Lebih Cepat dari Perkiraan

Sri Mulyani memperkirakan inflasi dapat tetap terkendali.

Baca Selengkapnya

Inflasi Tahunan Juli 3,08 Persen, Sektor Transportasi, Makanan dan Rokok Penyumbang Terbesar

1 Agustus 2023

Inflasi Tahunan Juli 3,08 Persen, Sektor Transportasi, Makanan dan Rokok Penyumbang Terbesar

BPS mencatat inflasi tahunan pada Juli 2023 sebesar 3,08 persen.

Baca Selengkapnya

Ekonom Prediksi Inflasi Tahunan 3,6 Persen: El Nino Perlu Diantisipasi dengan Hati-hati

31 Juli 2023

Ekonom Prediksi Inflasi Tahunan 3,6 Persen: El Nino Perlu Diantisipasi dengan Hati-hati

Ekonom dari Bank Mandiri, Faisal Rachman, memperkirakan inflasi tahunan terus menurun sepanjang paruh kedua 2023.

Baca Selengkapnya

ASDP Jelaskan Faktor Pembentuk Tarif Baru Angkutan Penyeberangan yang Mulai Berlaku 3 Agustus

30 Juli 2023

ASDP Jelaskan Faktor Pembentuk Tarif Baru Angkutan Penyeberangan yang Mulai Berlaku 3 Agustus

PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) menerapkan penyesuaian tarif angkutan pada 29 lintasan penyeberangan di seluruh Indonesia.

Baca Selengkapnya

BPS Catat Inflasi Tahunan Juni 2023 3,52 Persen, Terendah sejak April 2022

3 Juli 2023

BPS Catat Inflasi Tahunan Juni 2023 3,52 Persen, Terendah sejak April 2022

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi secara tahunan atau year on year pada periode Juni 2023 sebesar 3,52 persen.

Baca Selengkapnya