TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan, Herry Bakti Singayuda Gumay menyatakan surat izin prinsip terhadap Batavia Air sudah ditandatangani. AirAsia Berhad melalui anak usahanya, AirAsia Investment Ltd. dan PT Fersindo Nusaperkasa melakukan akuisisi terhadap Batavia Air dengan kepemilikan saham mayoritas nasional.
"Kemarin saya sudah tandatangani surat izin prinsip untuk akuisisi tersebut," kata Herry seusai menyampaikan paparan dalam Indonesia International Infrastructure Conference and Exhibition 2012 di Jakarta Convention Center, Rabu, 29 Agustus 2012.
Herry mengatakan telah menyetujui aksi korporasi melalui kepemilikan saham 51 persen oleh nasional dan 49 persen oleh asing. Ia pun mengatakan meski akuisisi dilakukan, tidak ada perubahan nama maskapai untuk Batavia Air. Surat Izin Usaha Penerbangan (SIUP) untuk Batavia Air pun tidak mengalami banyak perubahan. "Perubahan hanya ada pada nama pemegang saham," kata Herry.
AirAsia Berhad dan PT Fersindo Nusaperkasa bulan lalu mengumumkan akuisisi atas PT Metro Batavia. Metro Batavia merupakan operator Batavia Air.
"AirAsia Berhad akan memiliki saham di Metro Batavia Group sebesar 49 persen," ujar Group CEO AirAsia Berhad, Tony Fernandes, di Hotel Ritz-Carlton, Jakarta, pada Juli lalu.
Sedangkan Fersindo, mitra AirAsia Berhad di Indonesia, menjadi pemegang saham mayoritas sebesar 51 persen. Fersindo juga menjadi pemilik saham mayoritas PT Indonesia AirAsia dengan porsi 51 persen. Transaksi investasi dengan nilai US$ 80 juta tersebut akan dilakukan secara tunai.
Akuisisi saham dilakukan dalam dua tahap. Dalam tahap pertama dilakukan akuisisi saham mayoritas sebanyak 76,95 persen.
Sedangkan pada tahap kedua dilakukan akuisisi sisa saham sebesar 23,05 persen. Selain itu, kata Tony, dilakukan pembelian Aero Flyer Institute (AFI), pusat pelatihan aviasi milik Metro Batavia, senilai US$ 1 juta. Keseluruhan akuisisi ditargetkan selesai pada kuartal II 2013.
Tony mengatakan setelah akuisisi dilakukan AirAsia Indonesia diharapkan melayani lebih dari 8 juta penumpang yang tersebar di 42 kota di Indonesia. Ia menilai akuisisi atas Batavia Air akan mempercepat rencana AirAsia untuk melakukan ekspansi maskapai di Indonesia. "Indonesia merupakan salah satu pasar penerbangan paling menarik di Asia," ujar Tony.
Presiden Direktur Batavia Air, Yudiawan Tansari, menyatakan maskapai tersebut memerlukan skala lebih besar untuk bersaing dan berkembang. Ia mengungkapkan skala lebih besar tersebut dibutuhkan dalam pertumbuhan industri penerbangan pesat di Indonesia.
"Saya senang AirAsia akan membawa Batavia Air terbang lebih tinggi," kata Yudiawan. Batavia Air, maskapai yang didirikan pada 2002, telah mengoperasikan 33 pesawat. Batavia Air selama ini memiliki 42 rute domestik serta beberapa rute internasional seperti Singapura, Jeddah, Riyadh, Kuching, Dili, serta Guangzhou.
MARIA YUNIAR