Kendaraan berplat merah masih menggunakan bahan bakar minyak bersubsidi jenis Premium di SPBU Cikini, Jakarta, Jumat (1/6). ANTARA/M Agung Rajasa
TEMPO.CO, Jakarta - Realisasi penyaluran BBM bersubsidi hingga 27 Agustus 2012 telah mencapai 28,9 juta kiloliter. Jumlah ini 10,72 persen di atas kuota pada tanggal tersebut 2012 yang seharusnya sebesar 26,1 juta kiloliter.
"Dengan rata-rata tingkat konsumsi ini kami perkirakan kuota BBM bersubsidi hanya cukup sampai minggu ke dua November," kata SVP Marketing and Distribution Pertamina Suhartoko dalam Evaluasi Satgas Idul Fitri 1433 H, Selasa, 28 Agustus 2012.
Penyaluran Premium hingga 27 Agustus 2012 telah melampaui kuota hingga 2,2 juta kiloliter, mencapai 18,2 juta kiloliter. Jumlah tersebut berarti 13,3 persen di atas kuota Premium sampai 27 Agustus 2012, yang dialokasikan 16 juta kiloliter.
Sementara itu, penyaluran Solar pada periode yang sama telah mencapai 10 juta kiloliter, 10 persen lebih tinggi dari alokasi sebesar 9 juta kiloliter. Realisasi penyaluran minyak tanah dicatat sekitar 700.000 kiloliter atau 94 persen dari kuota hingga Agustus 2012 sebesar 1,1 juta Kiloliter.
Kelebihan konsumsi ini salah satunya didorong oleh meningkatnya konsumsi BBM saat mudik Lebaran. Pada 6 Agustus hingga 26 Agustus 2012, rata-rata konsumsi Premium mencapai 85.613 kiloliter per hari, meningkat 10,24 persen dari rata-rata konsumsi pada kondisi normal sebesar 77.657 kiloliter.
Sementara itu, rata-rata harian penyaluran BBM nonsubsidi pada saat mudik tercatat turun 4 persen untuk Pertamax dan turun 35 persen untuk Pertamax Plus. Pertamax yang rata-rata penyalurannya 1.437 kiloliter per hari pada kondisi normal turun menjadi 1.380 kiloliter pada 6 Agustus hingga 26 Agustus 2012.
Sedangkan konsumsi Pertamax Plus yang rata-rata 347 kiloliter per hari turun menjadi 226 kiloliter per hari. "Masalah harga memang masih sensitif, kalau selisih harga Premium dengan Pertamax masih di atas Rp 3.000, masyarakat sulit untuk beralih," kata Suhartoko.
Saat ini, harga Pertamax Rp 9.750 per liter sementara harga Premium Rp 4.500 per liter. Sejak awal Agustus, harga Pertamax terus bergerak naik setelah sebelumnya sempat menyentuh Rp 8.600 per liter karena kenaikan harga minyak dunia. Harga BBM nonsubsidi selalu bergerak naik sesuai dengan pergerakan harga minyak dunia. Pertamina menggunakan acuan harga Mid Oil of Platts Singapore (MOPS).