Data Ekonomi Tak Banyak Pengaruhi Rupiah

Reporter

Editor

Senin, 6 Agustus 2012 04:16 WIB

Petugas melakukan aktivitas bongkar muat di tempat penarikan dan penyetoran uang di basement gedung Bank Indonesia (BI), Jakarta Pusat, Rabu (1/8). TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Terdepresiasinya dolar terhadap mata uang utama dunia, akhir pekan lalu, akibat peningkatan data tenaga kerja Amerika Serikat di bulan Juli kemarin yang melebihi ekspektasi para analis bisa dijadikan momentum bagi rupiah untuk melanjutkan penguatannya agar menjauh dari level 9.500 per dolar AS.

Namun, pelemahan dolar AS ini bersifat hanya sesaat karena masalah krisis utang di Eropa masih terus bergulir dan penuh ketidakpastian. Dalam kondisi seperti ini dolar AS masih akan tetap menjadi safe haven bagi para pelaku pasar.

Pengamat pasar uang, Farial Anwar, mengatakan data ekonomi domestik ataupun global saat ini tidak banyak berpengaruh terhadap rupiah. Silih bergantinya berita positif dan negatif dari faktor eksternal juga tidak membuat rupiah bergerak liar. “Indeks harga saham sempat naik dan turun cukup tajam, tapi rupiah masih anteng di kisaran seperti saat ini,” tuturnya.

Dari faktor domestik, hari ini Badan Pusat Statistik dijadwalkan merilis data produk domestik bruto (PDB). Farial memperkirakan ekonomi Indonesia masih akan tumbuh di atas enam persen karena dukungan konsumsi domestik yang masih kuat. Meski dari sisi ekspor akan terkena dampak dari krisis Eropa, permintaan konsumsi domestik tetap terjaga.

Untuk sementara rupiah masih akan ditransaksikan di kisaran 9.450 hingga 9.500 per dolar AS. Mendekati level 9.500, rupiah pasti akan dijaga oleh Bank Indonesia, tapi untuk menguat lebih jauh juga sulit.

Masih banyaknya ketidakpastian di kawasan Eropa dan kekhawatiran pelambatan ekonomi global membuat para pelaku pasar merasa lebih nyaman memegang dolar AS yang dianggap mata uang safe haven. Obligasi pemerintah Amerika masih menjadi instrumen yang diminati investor global.


Pada akhir pekan lalu rupiah ditutup stagnan sama dengan penutupan sehari sebelumnya di level 9.476 per dolar AS.


PDAT | VIVA B. KUSNANDAR

Berita terkait

Terkini Bisnis: Nilai Tukar Rupiah Terus Melemah, Astra Tebar Dividen Rp 21 T

1 hari lalu

Terkini Bisnis: Nilai Tukar Rupiah Terus Melemah, Astra Tebar Dividen Rp 21 T

Nilai tukar rupiah ditutup melemah pada levep Rp 16.259 per dolar AS pada perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

2 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 45 poin ke level Rp 16.255 per USD dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

5 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Diyakini Menguat, Pasar Respons Kemenangan Prabowo-Gibran

6 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Diyakini Menguat, Pasar Respons Kemenangan Prabowo-Gibran

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini masih akan menguat pada rentang Rp 16.110 - Rp 16.180. Pasar merespons kemenangan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Tak Pengaruhi Rupiah, Indofarma Masih Tunggak Gaji Karyawan

8 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Tak Pengaruhi Rupiah, Indofarma Masih Tunggak Gaji Karyawan

Ekonom menyebut putusan MK terkait sidang sengketa Pilpres tak banyak mempengaruhi nilai tukar rupiah.

Baca Selengkapnya

Ekonom Sebut Putusan MK Tak Beri Pengaruh Signifikan terhadap Nilai Tukar Rupiah

8 hari lalu

Ekonom Sebut Putusan MK Tak Beri Pengaruh Signifikan terhadap Nilai Tukar Rupiah

Yusuf Wibisono menilai bukan putusan MK yang memberi pengaruh terhadap nilai tukar rupiah, melainkan konflik geopolitik dan kebijakan The Fed.

Baca Selengkapnya

Pelemahan Rupiah dan IHSG Berlanjut, Airlangga: Indonesia Masih Lebih Baik

8 hari lalu

Pelemahan Rupiah dan IHSG Berlanjut, Airlangga: Indonesia Masih Lebih Baik

Kendati terjadi pelemahan rupiah, Airlangga mengklaim rupiah masih lebih baik dibanding mata uang lain. IHSG juga diklaim lebih baik dari negara lain.

Baca Selengkapnya

Peneliti Paramadina Sebut Nilai Tukar Rupiah Melemah Bukan karena Konflik Iran-Israel

8 hari lalu

Peneliti Paramadina Sebut Nilai Tukar Rupiah Melemah Bukan karena Konflik Iran-Israel

Nilai tukar rupiah yang melemah menambah beban karena banyak utang pemerintah dalam denominasi dolar AS.

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Menguat di Tengah Putusan MK, Penutupan Perdagangan Rp 16.237

9 hari lalu

Rupiah Diprediksi Menguat di Tengah Putusan MK, Penutupan Perdagangan Rp 16.237

Rupiah diprediksi dan tak terpengaruh dengan putusan MK. Rupiah spot hari ini ditutup pada Rp 16.237 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel Disebut Perparah Nilai Tukar Rupiah, BI Diminta Naikkan Suku Bunga

9 hari lalu

Konflik Iran-Israel Disebut Perparah Nilai Tukar Rupiah, BI Diminta Naikkan Suku Bunga

Konflik Timur Tengah ini dikhawatirkan akan bereskalasi menjadi perang yang lebih besar. Nilai tukar rupiah semakin melemah.

Baca Selengkapnya