Pengusaha Pesimistis Target Pertumbuhan Ekonomi 2012

Reporter

Editor

Selasa, 17 Juli 2012 08:46 WIB

Sejumlah Anak-anak melintas sambil mengamati sekelompok mahasiswa yang membuat gambar sketsa suasana kawasan Bundaran Hotel Indonesia dari atas Jembatan Penyeberangan Orang (JPO), Jakarta, Sabtu (30/6). ANTARA/Reno Esnir

TEMPO.CO, Jakarta – Kalangan pelaku usaha ragu pemerintah bisa mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 6,5 persen pada tahun ini. Kekurangyakinan itu pun berlanjut untuk target pertumbuhan ekonomi pada tahun depan yang dipatok lebih tinggi, yaitu sebesar 6,8 hingga 7,2 persen.

Alasannya adalah dengan kondisi global seperti sekarang semua negara maju, bahkan hingga negara berkembang, terkena dampak. Cina, misalnya, yang diprediksi bisa tumbuh sebanyak dua digit, ternyata realisasinya hanya mencapai 7,8 persen. Belum lagi adanya perkiraan dari Bank Dunia yang menyatakan, jika ekonomi dunia terus memburuk, pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya ada di kisaran 3,8 hingga 4 persen.

Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Bidang Moneter, Fiskal, dan Kebijakan Publik, Haryadi Sukamdani, memaparkan berdasar pengalaman selama ini yang diamati oleh para pengusaha dari sisi serapan belanja pemerintah saja tampak kurang optimal. “Padahal kondisi seperti ini spending pemerintah sangat kami perlukan. Tapi selalu numpuk di akhir tahun,” ujar Haryadi dalam diskusi bersama Kementerian Keuangan di Menara Kadin, Senin, 16 Juli 2012.

Belum lagi dari masalah infrastruktur, pemerintah dinilai kurang serius menggencarkan pembangunan infrastruktur yang penting untuk menopang perekonomian. “Itu perlu kecepatan dan komitmen pemerintah dalam melaksanakan proyek-proyek infrastruktur,” kata dia.

Ketua Gabungan Pengusaha Elektronik (Gabel), Ali Subroto, juga bersikap pesimistis. Menurutnya pertumbuhan ekonomi akan sulit dicapai jika dalam asumsi makro saja deviasinya terlalu lebar dengan realita yang ada. Dari sisi kurs, misalnya, diasumsikan Rp 9.000 per US$ 1, tapi kenyataannya malah mencapai Rp 9.700.

“Belum lagi proyeksi 2013 yang menyatakan nilai tukar rupiah akan menguat. Tapi kondisi trade balance justru negatif. investasi juga belum terlalu kelihatan, jadi mengapa dibilang nilai tukar akan menguat?” ujar dia.

Wakil Menteri Keuangan Any Rahmawati mengatakan untuk tahun ini memang sulit mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 6,5 persen. Tapi, pemerintah akan berupaya secara optimal agar pertumbuhan ekonomi setidaknya berada di angka 6,4 persen. “Kami masih punya waktu 6 bulan,” kata dia.

Ia mengakui pertumbuhan ekonomi Indonesia memang tak bisa lepas dari situasi global. Meski begitu, hingga saat ini pemerintah masih optimistis akan target-target pertumbuhan ekonomi hingga tahun depan. Kondisi ekonomi global yang buruk diperkirakan terlihat dampaknya mulai Agustus nanti. Any berharap agar dampak tersebut tidak terlalu besar hingga dapat mengubah asumsi ekonomi makro secara signifikan.

GUSTIDHA BUDIARTIE

Berita terkait :
Ekonomi Cina Hanya Tumbuh 7,6 Persen

Bank Dunia Ramal Tiga Skenario Ekonomi Indonesia
Menkeu Optimistis Ekonomi Tumbuh di Atas 6 Persen

Berita terkait

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

57 menit lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

5 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

LPEM FEB UI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 5,15 Persen

14 jam lalu

LPEM FEB UI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 5,15 Persen

Pemilu dan beberapa periode libur panjang seperti lebaran berpotensi mendorong konsumsi dan pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama 2024.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

1 hari lalu

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

Direktur Utama InJourney Airports, Faik Fahmi mengatakan pemangkasan jumlah bandara internasional tidak bepengaruh signifikan ke ekonomi daerah.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

1 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

3 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

5 hari lalu

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara besarnya tantangan Indonesia di bidang tenaga kerja, khususnya dalam hal penciptaan lapangan kerja.

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

6 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

10 hari lalu

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

Bank Indonesia prediksi pertumbuhan ekonomi dalam kisaran 4,7 hingga 5,5 persen. Masih berdaya di tengah gejolak global.

Baca Selengkapnya

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

10 hari lalu

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

BI memperkuat bauran kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global.

Baca Selengkapnya