Wall Street Sambut Musim Laporan Keuangan

Reporter

Editor

Minggu, 8 Juli 2012 20:48 WIB

AP/Richard Drew

TEMPO.CO, Jakarta - New York — Setelah sepekan kemarin bursa mengalami tekanan akibat kecemasan akan suramnya ekonomi global, minggu ini investor Wall Street menyambut musim keluarnya laporan keuangan emiten ditengah memburuknya pasar global.

“Perusahaan harus bisa melakukan pekerjaan yang luar biasa untuk dapat mencatat laba dan meningkatnya penjualan ditengah melambatnya pertumbuhan ekonomi,” kata Ed Keon, manajer dari Quantitative Management Associates, anak perusahaan Prudential Inc. “Yang pasti, bagi yang mempunyai eksposur ke Eropa harus berjuang keras,” ucapnya.

Laba emiten S&P 500 triwulan kedua tahun diperkiran tumbuh 5,8 persen dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya. Tetapi tidak termasuk Bank of America Corp (BAC) dimana laba tahun lalu terbebani oleh penyelesaian gugatan hipotek, sehingga indeks laba emiten diperkirakan hanya akan tumbuh 0,7 persen, menurut data Thomson Reuters. Dalam risetnya, rasio perusahaan yang mengalami kerugian dibanding dengan yang untung mencapai kondisi yang paling buruk sejak akhir 2008.

Rendahnya konsensus estimasi laba dari para analis karena kondisi ekonomi yang sulit justru mudah bagi perusahaan untuk melebihi perkiraan,” kata Bill Stone, kepala strategi investasi dari PNC Asset Management. “Tapi kita tetap tidak akan mendapatkan kejutan yang besar di kwartal kemarin.”

Alcoa Inc akan mengawali musim laporan keuangan di bursa Wall Street pekan ini. Perusahaan aluminium ini telah memberikan consensus bulan lalu dengan memangkas estimasi sebelumnya hampir 50 persen pendapatannya, sehingga diharapkan dapat mencatat laba 5 sen per saham, turun 32 sen dari tahun lalu. Alcoa menjadi emiten terburuk dalam komponen Dow Jones industri dan sahamnya turun 46 persen .

JP Morgan Chase & Co (JPM) pada hari Jumat mendatang juga akan merilis laporan keuangannya, emiten perbankan besar pertama mengeluarkan laporan keuangannya dan diperkirakan akan mencatat laba 76 sen per saham, menurut survei dari FactSet.

Yang lebih menarik adalah kerugian derivatif yang dialami oleh perusahaan hingga mencapai US$ 2 miliar. “Masalah lain adalah seberapa besar sebenarnya kerugian dari lindung nilai, mengacu pada kerugian yang derita oleh unitnya di London.

Kerugian transaksi telah mencoreng reputasi CEO JP Morgan, dimana perusahaan juga menjadi salah salah satu lembaga keuangan yang diselidiki atas dugaan kecurangan penawaran suku bunga antar bank di London. Tuduhan tersebut pernah dialami Barclays Plc dan didenda US$ 452 miliar.

Pertemuan para menteri keuangan Eropa untuk menyempurnakan rincian langkah penyelamatan krisist yang telah disepakati pada KTT bulan lalu yang akan berlangsung hari Senin besok juga akan menjadi perhatian investor. Mereka akan membahas penggunaan dana penyelamatan atau mekanisme stabilitas Eropa untuk membantu anggotanya yang mengalami kesulitan seperti Spanyol dan Siprus, serta langkah berikutnya bagi Yunani.

Bank Sentral Cina (BPoC) secara mengejutkan memangkas suku bunga pinjaman maupun simpanan sehingga menambah kecemasan investor akan pertumbuhan ekonomi negara dengan perekonomian terbesar kedua didunia tersebut. Cina akan merilis data inflasi bulan Juni Senin besok, dan data PDB triwulan kedua yang diperkirakan akan tumbuh 7,6 persen, pada hari Jumat mendatang.

Data ekonomi AS yang akan diumumkan pekan ini antara lain: indeks bisnis, data kredit konsumen, catatan dari Komite Pasar Terbuka (FOMC) The Fed, serta defisit perdagangan.

MARKETWATCH | VIVA B. KUSNANDAR

Berita terkait

IHSG Diperkirakan Menguat, Terpengaruh Sentimen Domestik dan Global

2 hari lalu

IHSG Diperkirakan Menguat, Terpengaruh Sentimen Domestik dan Global

IHSG hari ini, Senin, 6 Mei 2024 dibuka menguat 36,86 poin atau 0,52 persen ke posisi 7.171,58

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

11 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

16 hari lalu

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

48 hari lalu

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

BEI akan menerapkan mekanisme perdagangan lelang berkala secara penuh atau full call auction di Papan Pemantauan Khusus pada Senin pekan depan.

Baca Selengkapnya

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

25 Februari 2024

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.

Baca Selengkapnya

Microsoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI

30 Januari 2024

Microsoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI

Para investor sepakat bahwa Microsoft berkembang jauh lebih signifikan dibanding Apple, bahkan untuk lima tahun ke depan.

Baca Selengkapnya

Israel Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober

5 Desember 2023

Israel Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober

Israel sedang menyelidiki klaim peneliti AS bahwa beberapa investor mungkin telah mengetahui sebelumnya tentang rencana serangan Hamas

Baca Selengkapnya

Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual

4 Desember 2023

Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menjelaskan bahwa ke depan potensi bursa karbon masih cukup besar.

Baca Selengkapnya

BEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham

30 November 2023

BEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham

Dari sisi transaksi bursa karbon tercatat sudah ada lebih dari 490 ribu ton dengan nilai harga jual karbon terakhir senilai Rp 59.200.

Baca Selengkapnya

2024, BEI Bidik Nilai Transaksi Harian Rp 12,25 Triliun

26 Oktober 2023

2024, BEI Bidik Nilai Transaksi Harian Rp 12,25 Triliun

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) membidik rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) pada tahun 2024 sebesar Rp 12,25 triliun pada tahun 2024.

Baca Selengkapnya