TEMPO.CO, London - News Corp, perusahaan milik konglomerat media Rupert Murdoch, sedang mempertimbangkan untuk membagi perusahaan menjadi dua. Hal ini dilakukan untuk memisahkan aset penerbitan dari bisnis hiburan yang lebih menguntungkan. Demikian Wall Street Journal melaporkan pada Selasa.
Pemegang saham telah mendorong langkah spin-off pada divisi penerbitan setelah menunjukkan pertumbuhan yang lambat menyusul skandal penyadapan telepon. Skandal yang membuat heboh publik Inggris ini memaksa News Corp menarik mundur rencana mengakuisisi televisi berbayar BSkyB.
Keputusan akhir tentang pemecahan tersebut belum dibuat. Namun News Corp mengisyaratkan keluarga Murdoch tidak akan kehilangan kontrol dari setiap lini bisnis perusahaan ini.
Chief Operating Officer News Corp, Chase Carey, mengatakan bahwa manajemen dan dewan telah membahas pemisahan divisi penerbitan setelah tekanan investor. Namun ia mengaku pihaknya belum mempunyai rencana mengenai apa yang akan dilakukan selanjutnya.
Murdoch sebelumnya menentang langkah itu. Pada bulan Mei, ia mengeluarkan pernyataan yang mengatakan kelompok itu tidak mempertimbangkan keluar dari bisnis surat kabar Inggris untuk melindungi seluruh bisnisnya. Namun WSJ melaporkan bahwa ia baru-baru ini menyambut hangat ide itu, mengutip satu sumber terdekatnya.
Divisi penerbitan meliputi sejumlah penerbitan besar, termasuk penerbit buku HarperCollins; surat kabar, termasuk The Wall Street Journal, Times of London, The Sun, New York Post, dan The Australia. Di panggung hiburan mereka memiliki studio 20th Century Fox serta jaringan televisi dan televisi berita Fox. Aset di divisi hiburan menyumbang pendapatan sebesar US$ 23,5 miliar hingga Juni 2011, sedangkan bisnis penerbitan hanya menyumbang US$ 8,8 miliar.
AP | TRIP B
Berita terkait
Budi Arie Fokus ke 3 Regulasi Prioritas dalam Waktu 15 Bulan, Salah Satunya soal Publisher Rights
27 Juli 2023
Menkominfo Budi Arie Setiadi menargetkan pengesahan regulasi Hak Penerbit atau Publisher Rights bisa dilakukan sebelum masa jabatannya berakhir.
Baca SelengkapnyaPasar Periklanan Melemah, Vice Media Terancam Bangkrut?
3 Mei 2023
Perusahaan yang menaungi berbagai media populer seperti Vice dan Motherboard itu menyatakan salah satu penyebab perusahaan terancam bangkrut adalah kondisi pasar periklanan yang kian lemah.
Baca SelengkapnyaSatu Viral Hadirkan Berita Viral dan Tren Terbaru
3 Maret 2023
Platform satuviral berharap dapat menumbuhkan semangat membaca bagi seluruh anak muda Indonesia
Baca SelengkapnyaAMSI Awards 2022 Beri Penghargaan kepada Media Nasional dan Lokal untuk Berbagai Kategori
24 November 2022
AMSI Awards 2022 menjadi wadah penghargaan kepada sejumlah media yang konsisten dengan memproduksi konten terbaik.
Baca SelengkapnyaWenseslaus Manggut - Wahyu Dhyatmika Kembali Pimpin AMSI 2020-2023
23 Agustus 2020
Wenseslaus dan Wahyu terpilih pimpin AMSI secara aklamasi. Nama lain yang diusung tak bersedia dicalonkan.
Baca SelengkapnyaPelatihan Mengelola Media Internal Tempo Institute
4 April 2019
Tempo Institute membuka pelatihan Mengelola Media Internal. Pelatihan ini akan dilaksanakan pada 22, 23, 24, dan 25 April 2019 di Gedung Tempo.
Baca SelengkapnyaSuara.com Luncurkan Tiga Portal Media Baru
13 Maret 2018
Portal berita Suara.com meluncurkan tiga portal media baru di ulang tahun ke-4.
Baca SelengkapnyaI Nengah Muliartha Pimpin AMSI Bali Periode 2018-2021
5 Maret 2018
Melalui musyawarah mufakat , I Nengah Muliartha terpilih sebagai Ketua Asosiasi Media Siber Indonesia atau AMSI Wilayah Bali.
Baca SelengkapnyaHarian Bernas Tutup, Separuh Karyawan Dipecat
28 Februari 2018
Bernas edisi cetak juga harus berjuang melawan dominasi media online. "Akhirnya memilih berhenti terbit dulu."
Baca SelengkapnyaSetelah 71 Tahun, Harian Bernas Berhenti Terbit
28 Februari 2018
Biaya produksi Harian Bernas terus meningkat, sementara jumlah pembaca dan pendapatan iklan stagnan, bahkan cenderung menurun.
Baca Selengkapnya