TEMPO.CO, Jakarta - Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) memprediksi rencana ASEAN Economic Community (AEC) pada 2015 bakal semakin menyulitkan saham tidur di pasar bursa. Saat ini upaya bursa menghidupkan saham tidur masih minim.
Menurut Direktur Eksekutif Asosiasi Emiten Indonesia (AEI), Isaka Yoga, meski rancana itu belum diterapkan, sudah banyak saham tidur yang ada di pasar modal Indonesia. "Saham tidur menjadi suatu ancaman tersendiri karena saat ini saham tidur juga sudah banyak," ujarnya Senin, 25 Juni 2012.
Ia menilai saat ini transaksi di Bursa Efek Indonesia (BEI) hanya dilakukan puluhan emiten yang memiliki kapasitasi pasar cukup besar, sedangkan emiten kecil terlihat jalan di tempat. "Padahal jumlahnya ada sekitar 400-an emiten yang ada di Indonesia,".
Bukan hanya itu, selaku otoritas pasar modal, bursa belum terlihat melakukan gebrakan serius untuk membangkitkan saham tidur. "Padahal persentase masuknya emiten asing bakal semakin besar 2015 nanti," ujarnya.
Menurutnya, AEC 2015 mendatang menjadi kesempatan emiten asing masuk ke pasar modal Indonesia. Mereka biasanya memiliki kualitas lebih bagus dibanding emiten lokal. Jadi, jika tidak ada perbaikan, dikhawatirkan menjadi ancaman serius saham tidur saat ini. "Kalau tidak segera ditingkatkan, nanti bakal semakin banyak lagi saham tidurnya."
Untuk menekan hal itu, lembaganya meminta bursa selaku otoritas pasar modal lebih agresif membangkitkan saham tidur tersebut, sehingga pada saat pelaksanaannya AEC dua tahun mendatang, semua emiten bursa mampu bersaing dengan emiten asing. "Hal seperti inilah yang perlu kita pikirkan, kita masih punya dua tahun lagi."
JAYADI SUPRIADIN
Berita terkait
IHSG Diperkirakan Menguat, Terpengaruh Sentimen Domestik dan Global
8 hari lalu
IHSG hari ini, Senin, 6 Mei 2024 dibuka menguat 36,86 poin atau 0,52 persen ke posisi 7.171,58
Baca SelengkapnyaBI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini
16 hari lalu
BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.
Baca SelengkapnyaHari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?
22 hari lalu
Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?
Baca SelengkapnyaSenin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus
53 hari lalu
BEI akan menerapkan mekanisme perdagangan lelang berkala secara penuh atau full call auction di Papan Pemantauan Khusus pada Senin pekan depan.
Baca SelengkapnyaPekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun
25 Februari 2024
Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.
Baca SelengkapnyaMicrosoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI
30 Januari 2024
Para investor sepakat bahwa Microsoft berkembang jauh lebih signifikan dibanding Apple, bahkan untuk lima tahun ke depan.
Baca SelengkapnyaIsrael Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober
5 Desember 2023
Israel sedang menyelidiki klaim peneliti AS bahwa beberapa investor mungkin telah mengetahui sebelumnya tentang rencana serangan Hamas
Baca SelengkapnyaPotensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual
4 Desember 2023
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menjelaskan bahwa ke depan potensi bursa karbon masih cukup besar.
Baca SelengkapnyaBEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham
30 November 2023
Dari sisi transaksi bursa karbon tercatat sudah ada lebih dari 490 ribu ton dengan nilai harga jual karbon terakhir senilai Rp 59.200.
Baca Selengkapnya2024, BEI Bidik Nilai Transaksi Harian Rp 12,25 Triliun
26 Oktober 2023
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) membidik rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) pada tahun 2024 sebesar Rp 12,25 triliun pada tahun 2024.
Baca Selengkapnya