BUMN Farmasi Diminta Memproduksi Bahan Baku Obat  

Reporter

Editor

Jumat, 22 Juni 2012 09:07 WIB

Aktivitas pekerja di pabrik obat PT Indofarma (persero) Cibitung, Bekasi, Selasa (10/04). PT Indofarma akan melakukan investasi sebesar Rp 100 milliar untuk mengembangkan produksi generik dan herbal dan memenuhi kebutuhan bahan baku yang saat ini 90% masih Impor. TEMPO/Dasril Roszandi

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah meminta badan usaha milik negara yang bergerak di bidang farmasi memproduksi bahan baku obat. Dengan begitu, ongkos produksi diharapkan bisa ditekan dan harga jual obat dalam negeri tidak lagi mahal. "Sebanyak 96 persen bahan baku obat masih dari impor," kata Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Maura Linda Sitanggang, kemarin.

Dia mengatakan, selama ini bahan baku farmasi diimpor dari India dan Cina. Rencana merangkul Kementerian BUMN untuk mendorong perusahaan-perusahaan milik pemerintah menjadi pelopor produsen bahan baku obat. Saat ini badan usaha yang bergerak dalam bidang farmasi adalah Indo Farma, Kimia Farma, dan Biofarma.

Padahal perusahaan-perusahaan itu, kata Maura, sudah menyatakan keinginannya sejak dulu. Bahkan, rencana tersebut sudah pernah diungkapkan kepada Menteri Kesehatan saat itu, Endang Rahayu Sedyaningsih. “Tapi, karena Ibu sakit kemudian wafat, jadi tertunda.”

Untuk menghidupkan industri hulu ini, Kementerian Kesehatan bersama instansi lain membentuk kelompok kerja nasional. "Harus di-push, karena produk jadi sudah banyak," kata Maura.

Selain obat farmasi, pemerintah mendorong produksi obat herbal. Selama ini konsumsi obat herbal mencapai 55,3 persen. “Obat ini juga sudah masuk ke dalam sistem kesehatan formal di Kementerian Kesehatan.” Selain itu, obat herbal sangat diminati di pasar internasional.

Sampai saat ini produksi obat herbal masih berskala usaha kecil-menengah. "Jika industri farmasi diawasi, industri herbal justru harus dibina," kata Maura. Dia juga meminta Kementerian Perindustrian dan Kementerian Perdagangan ikut berperan dalam membina usaha-usaha ini.

Direktur Utama PT Kimia Farma Tbk Rusdi Rosman menyatakan pendirian pabrik bahan baku obat sangat sulit di Indonesia dan sering berujung pada kerugian. "Biaya produksi lebih mahal daripada impor," ujarnya kemarin.

Dia menjelaskan, sebelum membangun pabrik bahan baku farmasi, dibutuhkan bahan dasar dari industri petrokimia. Sampai saat ini Indonesia belum mempunyai pabrik petrokimia dan masih mengimpor dari negara lain.

Pada 2003, Kimia Farma pernah mendirikan anak perusahaan bernama PT Riasima Abadi Farma sebagai produsen bahan baku obat parasetamol. Namun perusahaan ini dijual dua tahun kemudian karena terus merugi.

Selain itu, Riasima sulit bersaing dengan perusahaan di Asia lainnya karena menggunakan bahan baku impor. “Jadi, daripada impor dua kali untuk bahan pokok pembuatan bahan baku dan bahan baku itu sendiri, lebih baik semuanya impor.”

Adapun Direktur Utama PT Mustika Ratu Tbk Putri Kuswisnu Wardani mengatakan, keanekaragaman tumbuhan Indonesia menjadi keunggulan tersendiri yang dimiliki industri herbal ketimbang di negara tetangga. Khusus untuk industri kosmetik, menurut dia, tetap dibutuhkan bahan baku mentah yang alami, seperti jamu dan bahan kimia.

SUNDARI | RR ARIYANI

Berita terkait

PT Pegadaian Bersama Relawan Bakti BUMN Bantu Korban Bencana di Sumbar

1 hari lalu

PT Pegadaian Bersama Relawan Bakti BUMN Bantu Korban Bencana di Sumbar

PT Pegadaian melalui program Relawan Bakti BUMN Batch V menyalurkan bantuan kepada korban bencana banjir lahar dingin di Sumatera Barat.

Baca Selengkapnya

43 Tahun PT Inka, Berikut Profil Perusahaan BUMN Manufaktur Kereta Api

3 hari lalu

43 Tahun PT Inka, Berikut Profil Perusahaan BUMN Manufaktur Kereta Api

PT Inka tahun ini memasuki usia ke-43. Perusahaan persero ini memproduksi manufaktur untuk perkeretaapian, produknya telah menyebar ke mancanegara.

Baca Selengkapnya

Pertamina Bentuk Direktorat Manajemen Risiko di Seluruh Subholding

5 hari lalu

Pertamina Bentuk Direktorat Manajemen Risiko di Seluruh Subholding

PT Pertamina (Persero) resmi menetapkan direktorat baru, yaitu direktorat manajemen risiko di seluruh subholding.

Baca Selengkapnya

Koruptor Pengadaan Lahan Bandara Ditangkap, YKKAP I Apresiasi Kejati Jawa Tengah

5 hari lalu

Koruptor Pengadaan Lahan Bandara Ditangkap, YKKAP I Apresiasi Kejati Jawa Tengah

Yayasan Kesejahteraan Karyawan Angkasa Pura I atau YKKAP I mengapresiasi Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah tangkap koruptor pengadaan lahan bandara.

Baca Selengkapnya

Erick Thohir Resmikan ANTARA Heritage Center di Pasar Baru

6 hari lalu

Erick Thohir Resmikan ANTARA Heritage Center di Pasar Baru

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir meresmikan ANTARA Heritage Center (AHC) di Pasar Baru, Jakarta

Baca Selengkapnya

Wamen BUMN Ungkap Kemungkinan Prabowo Bentuk Kementerian Perumahan dan Tata Kota

7 hari lalu

Wamen BUMN Ungkap Kemungkinan Prabowo Bentuk Kementerian Perumahan dan Tata Kota

Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo ungkap kemungkinan Prabowo bentuk Kementerian Perumahan dan Tata Kota.

Baca Selengkapnya

Wakil Menteri BUMN Sebut Pengadaan Perumahan Masih Kurang Dukungan Pemerintah

8 hari lalu

Wakil Menteri BUMN Sebut Pengadaan Perumahan Masih Kurang Dukungan Pemerintah

Wakil Menteri BUMN sebut pemerintah masih kurang memberikan pendanaan untuk developer, guna memberikan pengadaan hunianuntuk masyarakat

Baca Selengkapnya

11 Orang Korban Kecelakaan Maut di Subang Dapat Santunan dari Jasa Raharja, Berapa Nilainya?

8 hari lalu

11 Orang Korban Kecelakaan Maut di Subang Dapat Santunan dari Jasa Raharja, Berapa Nilainya?

PT Jasa Raharja menjamin seluruh korban kecelakaan bus tersebut akan mendapat santunan.

Baca Selengkapnya

Mengenal Fitch Ratings dan BBB yang Diraih Bank Mandiri untuk Peningkatan Peringkat

9 hari lalu

Mengenal Fitch Ratings dan BBB yang Diraih Bank Mandiri untuk Peningkatan Peringkat

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mendapatkan kenaikan peringkat pada level BBB dari lembaga internasional, Fitch Ratings. Apa artinya?

Baca Selengkapnya

Fitch Naikkan Rating Bank Mandiri jadi BBB

12 hari lalu

Fitch Naikkan Rating Bank Mandiri jadi BBB

Bank Mandiri meraih kenaikan peringkat Internasional Jangka Panjang dan Jangka Pendek pada level "BBB", dari sebelumnya

Baca Selengkapnya