Muliaman Hadad Jadi Ketua Dewan Komisioner OJK  

Reporter

Editor

Selasa, 19 Juni 2012 21:45 WIB

Petugas saat melakukan penghitungan suara pengambilan keputusan calon anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan di Komisi XI, Gedung MPR/DPR, Jakarta, 19-6, 2012. DPR memilih 7 orang untuk ditetapkan sebagai anggota dewan OJK dari 14 orang calon yang mengikuti uji kelayakan dan kepatutan yang sebelumnya telah dilaksanakan. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Gubernur Bank Indonesia Muliaman D. Hadad terpilih secara aklamasi menjadi Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan. Muliaman terpilih mengalahkan saingannya Achjar Ilyas.

"Sembilan fraksi menyepakati Muliaman sebagai Ketua," ujar Ketua Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat Emir Moeis seusai rapat internal, Selasa, 19 Juni 2012. Muliaman terpilih suara bulan 56 anggota komisi yang hadir malam ini.

Dalam uji kepatutan dan kelayakan pekan lalu, Muliaman berani menyatakan fokus membangun lembaga OJK sejak masa transisi. "Bagaimana masa transisi ini akan berjalan baik karena mempengaruhi sistem keuangan, kepercayaan masyarakat, dan sektor keuangan," ujarnya.

Muliaman menjanjikan empat program inisiatif untuk membangun kredibilitas OJK sejak masa transisi. Pertama, penetapan program konsolidasi organisasi yang terencana untuk menjamin efektivitas pelaksanaan tugas OJK.

Di program ini, tujuh aspek akan disoroti yakni kepemimpinan, strategi dan perencanaan, struktur organisasi, sistem, prosedur dan proses kerja, sumber daya manusia, kompetisi inti, dan visi. "Bagaimana agar visi dipahami bersama sehingga organisasi menuju ke arah yang sama," ujarnya.

Kedua, Muliaman akan mengawasi aspek teknis pengaturan, pengawasan, dan pemeriksaan di sektor keuangan menuju pengawasan yang terintegrasi. Menurut dia, integrasi penting karena pengawasan integrasi akan menutupi lubang-lubang pengawasan sektoral yang hanya fokus pada masing-masing bagian.

Program ketiga, penyusunan mekanisme komunikasi dan koordinasi, khususnya dengan Bank Indonesia, Lembaga Penjamin Simpanan, pemerintah, dan DPR, sebagai pemangku kepentingan utama. Muliaman menjelaskan koordinasi dengan instansi lain diperlukan karena terdapat persinggungan pelaksanaan tugas dengan instansi terkait. "Ini untuk menjamin stabilitas sistem keuangan atau SSK tetap terjaga," ujarnya.

Program inisiatif terakhir yakni perluasan akses masyarakat terhadap pelayanan sektor jasa keuangan. Perluasan akses ini perlu didukung oleh penguatan struktur dan arsitektur untuk menciptakan sistem keuangan yang efektif dan efisien.

Politikus PDI-Perjuangan Arif Budimanta mengungkapkan program-program Muliaman di masa transisi yang membuat ia terpilih secara aklamasi. Arif Budimanta menyatakan ada dua faktor lain yang membuat Muliaman terpilih secara aklamasi. "Ia punya pondasi yang bagus dan dipercaya bisa membawa Indonesia bertranformasi menjadi financial hub di kawasan regional," ujarnya.

M. ANDI PERDANA



Berita terkait :
Golkar Pilih 4 Calon Komisioner OJK

DPR: Panitia Seleksi Kecolongan Rekening Calon OJK

Dua Petinggi BI Bertarung Jadi Bos OJK

Muliaman Hadad Berfokus pada Transisi OJK
DPR: Tak Ada Pengembalian Calon Komisioner OJK





Advertising
Advertising

Berita terkait

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

23 jam lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

1 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

2 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

2 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

3 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

3 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

3 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

4 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

6 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

6 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya