TEMPO Interaktif, Jakarta:Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Anwar Nasution menyatakan BI sedang mengkaji kemungkinan menghapus suku bunga penjaminan. Buat apa lagi (ada bunga penjaminan)? katanya ketika dicegat usai shalat Jumat di Masjid Baitul Ihsan, Jakarta, Jumat (19/3) siang. Menurut Anwar, kebijakan penetapan suku bunga penjaminan yang ada sekarang sebenarnya merupakan warisan semasa krisis ekonomi. Ketika itu kepercayaan publik kepada perbankan sangat rendah. Oleh karena itulah BI mengeluarkan kebijakan untuk menerapkan suku bunga penjaminan, urainya. Sekarang ini, menurut Anwar, setelah kepercayaan masyarakat untuk menanamkan dananya ke perbankan sudah pulih, maka suku bunga penjaminan tidak diperlukan lagi. Kepercayaan sudah pulih, maka pengaturan yang ada sudah harus normal kembali, katanya. Hal ini, kata Anwar, juga mengacu pada praktek umum yang berlaku di dunia internasional di mana pada kondisi normal juga tidak dikenal adanya suku bunga penjaminan. Mana ada itu di Singapura, katanya. Anwar sendiri mengaku BI belum menetapkan kapan kebijakan tersebut akan dilaksanakan. Menurutnya, semua masih merupakan wacana dalam pembahasan dan karenanya semua opsi masih dikaji. Sekarang masih dipikirkan, katanya. Anwar juga mengakui bahwa opsi kebijakan ini merupakan bagian dari serangkaian upaya kebijakan untuk menyempurnakan struktur bunga di pasaran dan perbaikan efektivitas kebijakan moneter yang langkahnya antara lain adalah pengurangan frekuensi lelang SBI, penyempurnaan ketentuan SBI Repo dan FASBI, dan merencanakan lelang SBI untuk jangka waktu yang lebih lama. Anwar sendiri menyatakan kebijakan itu semuanya masih dibahas. Tujuan kebijakan-kebijakan tersebut, menurut Anwar, agar bank tidak lagi menggunakan instrumen moneter sebagai investasi dan mulai lebih giat dalam menyalurkan kredit. Sekarang ini bank-bank banyak menanamkan dananya justru di Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Fasilitas Bank Indonesia (FASBI), maupun Surat Utang Negara (SUN). "Seharusnya namanya bukan bank lagi tapi perusahaan reksadana," katanya sambil tertawa. Amal Ihsan Tempo News Room