TEMPO.CO, Jakarta - Aktivitas manufaktur Cina pada bulan Mei yang dirilis hari ini menunjukkan pelemahan sehingga mendorong para analis untuk kembali menyerukan agar pemerintah Beijing segera mempercepat dukungan fiskal untuk melindungi pertumbuhan.
Purchasing Managers’ Index (PMI) menunjukkan bahwa manufaktur Cina lebih lambat dari yang diperkirakan sebelumnya. Hampir tidak ada pertumbuhan aktivitas apa pun pada bulan Mei kemarin. Survei swasta yang diawasi dengan ketat ini juga menunjukkan kondisi yang terus melambat dalam tujuh bulan beruntun.
Indeks manufaktur Cina (PMI) yang dirilis oleh Federasi Logistik Cina & Pembelian (CFLP) dengan Biro Statistik turun tajam ke level 50,4 dibanding bulan sebelumnya di 53,3.
Hasil ini cukup mengecewakan karena dalam jajak pendapat dari para ekonom yang disurvei Dow Jones Newswire diperkirakan indeks PMI sebesar 51,5, sedangkan survei yang dilakukan Reuters memprediksikan 51,1.
Secara terpisah, HSBC Final Manufacturing PMI pada bulan Mei kemarin juga turun 48,4, melambat dari bulan sebelumnya di level 49,3. Indeks yang berada di bawah level 50 mengindikasikan bahwa aktivitas pabrikan Cina mengalami penurunan.
IHSg Global Insight mengatakan penurunan indeks manufaktur cukup agresif dan menunjukkan bahwa Cina kini mengalami kemerosotan yang paling tajam sejak pertengahan 2010. “Hal ini menunjukkan risiko penurunan yang signifikan dalam perekonomian,” demikian menurut Xianfang Ren, ekonom dari IHS Global Insight dan Alistair Thornton, dalam catatannya kepada kliennya setelah data dirilis.
Hasil ini memang belum seburuk pada saat krisis keuangan sebagai dampak dari jatuhnya Lehman Brothers tahun 2008 lalu. Mereka juga mengatakan bahwa manufaktur telah mengalami kontraksi sehingga diperlukan stimulus untuk membendung pelambatan ekonomi.
Di lain pihak, CFLP mengatakan data mereka memang menunjukkan pelambatan, tetapi indeks masih berada di atas ambang 50 poin untuk enam bulan ke depan. Hal ini menunjukkan bahwa momentum pertumbuhan belum berubah. “Turunnya indeks PMI tidak berarti bahwa Cina sudah memasuki fase resesi,” katanya.
Turunnya indeks manufaktur Cina tidak membuat indeks saham jatuh. Siang ini bursa saham Shanghai justu menguat tipis 1,2 poin (0,05 persen) ke level 2.373.
Di lain pihak, bursa Hong Kong turun 0,07 persen, bursa Taiwan merosot 2,68 persen, bursa India terkoreksi 0,98 persen, bursa Jakarta 0,26 persen, bursa Tokyo jatuh 1,2 persen, bursa Singapura juga melemah 0,53 persen.
MARKETWATCH / VIVA B. KUSNANDAR
Berita terkait
Sri Mulyani: Ekonomi Global hingga Akhir Tahun Masih Diliputi Ketidakpastian
15 Desember 2023
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan kondisi perekonomian global masih diliputi ketidakpastian sampai dengan akhir tahun ini.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani: Perekonomian Dunia Akan Terus Tertekan hingga 2023, Indonesia Resilient
21 Oktober 2022
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia terus menurun.
Baca SelengkapnyaAncaman Resesi Global 2023, Luhut: Kita Harus Kompak Hadapi Keadaan
28 September 2022
Luhut Binsar Panjaitan meminta Indonesia harus kompak menghadapi ancaman resesi global 2023.
Baca SelengkapnyaEkonomi Dunia Makin Tak Pasti, Pasar Saham Dinilai Paling Rentan
17 Februari 2020
Pasar saham menjadi yang paling rentan terpengaruh oleh dinamika perekonomian global yang diliputi ketidakpastian sejak awal 2020.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani Sebut Perekonomian Global Masih Konsisten Melemah
24 September 2019
Sri Mulyani mengatakan data tersebut menyiratkan bahwa sektor pertambangan memang mengalami tekanan yang sangat dalam pada tahun ini.
Baca SelengkapnyaCore: Perekonomian Dunia Hingga Akhir 2019 akan Tumbuh Lambat
30 Juli 2019
Core menyatakan kondisi perekonomian dunia hingga akhir 2019 diperkirakan tumbuh lebih lambat dibanding 2018.
Baca SelengkapnyaIMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Jadi 3,3 Persen
10 April 2019
IMF memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomiglobal 2019 sebanyak 0,2 persen dari angka dikeluarkan pada Januari lalu.
Baca SelengkapnyaJokowi Cerita Saat Presiden Bank Dunia Tak Punya Saran untuk RI
27 Agustus 2018
Presiden Jokowi mengatakan Indonesia mesti mengandalkan kemampuannya sendiri agar aman dari dampak ketidakstabilan ekonomi dunia"Saya tanya langsung gimana kira-kira prospek pertumbuhan ekonomi maupun keadaan ekonomi global secara umum, apa saranmu kepada Indonesia? Dia ngomong tidak punya saran, semuanya sulit diprediksi. Ya artinya menurut saya internal kita sendiri yang harus diperbaiki," kata Jokowi saat menerima anggota Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia di Istana Merdeka, Jakarta, Senin, 27 Agustus 2018.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani Ungkap 3 Tren yang Pengaruhi Perekonomian Dunia
17 Juli 2018
Sri Mulyani menyatakan Indonesia siap menghadapi kondisi perekonomian global tersebut.
Baca SelengkapnyaKetua IMF Ingatkan Suramnya Perekonomian Dunia 2019
12 Juni 2018
IMF memprediksi perekonomian dunia tahun depan hanya tumbuh 3,9 persen.
Baca Selengkapnya