Aktivitas Manufaktur Cina Melambat Tajam  

Reporter

Editor

Jumat, 1 Juni 2012 14:28 WIB

Buruh perakit produk Apple di pabrik Foxconn, Cina. inthesetimes.com

TEMPO.CO, Jakarta - Aktivitas manufaktur Cina pada bulan Mei yang dirilis hari ini menunjukkan pelemahan sehingga mendorong para analis untuk kembali menyerukan agar pemerintah Beijing segera mempercepat dukungan fiskal untuk melindungi pertumbuhan.

Purchasing Managers’ Index (PMI) menunjukkan bahwa manufaktur Cina lebih lambat dari yang diperkirakan sebelumnya. Hampir tidak ada pertumbuhan aktivitas apa pun pada bulan Mei kemarin. Survei swasta yang diawasi dengan ketat ini juga menunjukkan kondisi yang terus melambat dalam tujuh bulan beruntun.

Indeks manufaktur Cina (PMI) yang dirilis oleh Federasi Logistik Cina & Pembelian (CFLP) dengan Biro Statistik turun tajam ke level 50,4 dibanding bulan sebelumnya di 53,3.

Hasil ini cukup mengecewakan karena dalam jajak pendapat dari para ekonom yang disurvei Dow Jones Newswire diperkirakan indeks PMI sebesar 51,5, sedangkan survei yang dilakukan Reuters memprediksikan 51,1.

Secara terpisah, HSBC Final Manufacturing PMI pada bulan Mei kemarin juga turun 48,4, melambat dari bulan sebelumnya di level 49,3. Indeks yang berada di bawah level 50 mengindikasikan bahwa aktivitas pabrikan Cina mengalami penurunan.

IHSg Global Insight mengatakan penurunan indeks manufaktur cukup agresif dan menunjukkan bahwa Cina kini mengalami kemerosotan yang paling tajam sejak pertengahan 2010. “Hal ini menunjukkan risiko penurunan yang signifikan dalam perekonomian,” demikian menurut Xianfang Ren, ekonom dari IHS Global Insight dan Alistair Thornton, dalam catatannya kepada kliennya setelah data dirilis.

Hasil ini memang belum seburuk pada saat krisis keuangan sebagai dampak dari jatuhnya Lehman Brothers tahun 2008 lalu. Mereka juga mengatakan bahwa manufaktur telah mengalami kontraksi sehingga diperlukan stimulus untuk membendung pelambatan ekonomi.

Di lain pihak, CFLP mengatakan data mereka memang menunjukkan pelambatan, tetapi indeks masih berada di atas ambang 50 poin untuk enam bulan ke depan. Hal ini menunjukkan bahwa momentum pertumbuhan belum berubah. “Turunnya indeks PMI tidak berarti bahwa Cina sudah memasuki fase resesi,” katanya.

Turunnya indeks manufaktur Cina tidak membuat indeks saham jatuh. Siang ini bursa saham Shanghai justu menguat tipis 1,2 poin (0,05 persen) ke level 2.373.

Di lain pihak, bursa Hong Kong turun 0,07 persen, bursa Taiwan merosot 2,68 persen, bursa India terkoreksi 0,98 persen, bursa Jakarta 0,26 persen, bursa Tokyo jatuh 1,2 persen, bursa Singapura juga melemah 0,53 persen.

MARKETWATCH / VIVA B. KUSNANDAR

Berita terkait

Sri Mulyani: Ekonomi Global hingga Akhir Tahun Masih Diliputi Ketidakpastian

15 Desember 2023

Sri Mulyani: Ekonomi Global hingga Akhir Tahun Masih Diliputi Ketidakpastian

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan kondisi perekonomian global masih diliputi ketidakpastian sampai dengan akhir tahun ini.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Perekonomian Dunia Akan Terus Tertekan hingga 2023, Indonesia Resilient

21 Oktober 2022

Sri Mulyani: Perekonomian Dunia Akan Terus Tertekan hingga 2023, Indonesia Resilient

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia terus menurun.

Baca Selengkapnya

Ancaman Resesi Global 2023, Luhut: Kita Harus Kompak Hadapi Keadaan

28 September 2022

Ancaman Resesi Global 2023, Luhut: Kita Harus Kompak Hadapi Keadaan

Luhut Binsar Panjaitan meminta Indonesia harus kompak menghadapi ancaman resesi global 2023.

Baca Selengkapnya

Ekonomi Dunia Makin Tak Pasti, Pasar Saham Dinilai Paling Rentan

17 Februari 2020

Ekonomi Dunia Makin Tak Pasti, Pasar Saham Dinilai Paling Rentan

Pasar saham menjadi yang paling rentan terpengaruh oleh dinamika perekonomian global yang diliputi ketidakpastian sejak awal 2020.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Perekonomian Global Masih Konsisten Melemah

24 September 2019

Sri Mulyani Sebut Perekonomian Global Masih Konsisten Melemah

Sri Mulyani mengatakan data tersebut menyiratkan bahwa sektor pertambangan memang mengalami tekanan yang sangat dalam pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Core: Perekonomian Dunia Hingga Akhir 2019 akan Tumbuh Lambat

30 Juli 2019

Core: Perekonomian Dunia Hingga Akhir 2019 akan Tumbuh Lambat

Core menyatakan kondisi perekonomian dunia hingga akhir 2019 diperkirakan tumbuh lebih lambat dibanding 2018.

Baca Selengkapnya

IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Jadi 3,3 Persen

10 April 2019

IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Jadi 3,3 Persen

IMF memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomiglobal 2019 sebanyak 0,2 persen dari angka dikeluarkan pada Januari lalu.

Baca Selengkapnya

Jokowi Cerita Saat Presiden Bank Dunia Tak Punya Saran untuk RI

27 Agustus 2018

Jokowi Cerita Saat Presiden Bank Dunia Tak Punya Saran untuk RI

Presiden Jokowi mengatakan Indonesia mesti mengandalkan kemampuannya sendiri agar aman dari dampak ketidakstabilan ekonomi dunia"Saya tanya langsung gimana kira-kira prospek pertumbuhan ekonomi maupun keadaan ekonomi global secara umum, apa saranmu kepada Indonesia? Dia ngomong tidak punya saran, semuanya sulit diprediksi. Ya artinya menurut saya internal kita sendiri yang harus diperbaiki," kata Jokowi saat menerima anggota Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia di Istana Merdeka, Jakarta, Senin, 27 Agustus 2018.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Ungkap 3 Tren yang Pengaruhi Perekonomian Dunia

17 Juli 2018

Sri Mulyani Ungkap 3 Tren yang Pengaruhi Perekonomian Dunia

Sri Mulyani menyatakan Indonesia siap menghadapi kondisi perekonomian global tersebut.

Baca Selengkapnya

Ketua IMF Ingatkan Suramnya Perekonomian Dunia 2019

12 Juni 2018

Ketua IMF Ingatkan Suramnya Perekonomian Dunia 2019

IMF memprediksi perekonomian dunia tahun depan hanya tumbuh 3,9 persen.

Baca Selengkapnya