TEMPO.CO, New York - Google Inc mengumumkan rencana stock split (pemecahan saham) agar pendirinya, Larry Page dan Sergey Brin, dapat menjaga kontrol atas perusahaan mesin pencari terbesar di dunia dan meminta investor untuk percaya terhadap visi jangka panjang mereka.
Keputusan yang disetujui secara bulat oleh para dewan direksi keluar setelah perusahaan melaporkan labanya berhasil melampui ekspektasi para analis, tetapi memperkirakan akan mengalami penurunan pendapatannya dari iklan pada dua triwulan berikutnya.
Pengumuman mengejutkan ini keluar setelah Page menyelesaikan masa jabatannya sebagai kepala eksekutif untuk kedua kalinya selama kepemimpinannya yang telah mencatatkan keuntungan US$ 12,5 miliar dan mengakuisisi Motorola Mobility dan meluncurkan aplikasi jejaring sosial seperti Facebook.
Ini pemecahan saham dividen, saham yang baru tidak memiliki hak suara dan ini benar–benar usaha perusahaan untuk tetap mempertahankan kontrolnya,” kata Colin Gillis dari analis BGC.
Google mengatakan dewan direksi telah menyetujui pemecahan saham dividen dan bahwa pemegang dua saham lama akan mendapat satu saham baru yang tidak memiliki hak suara (saham kelas C). Saham Google baru nantinya akan terdaftar di Nasdaq dengan kode yang berbeda dan akan digunakan oleh perusahaan sebagai saham kompensasi bagi karyawan dan tidak akan mencairkan sahamnya.
“Ketika kita go public, kami memang menciptakan struktur saham dalam dua kelas, kata Page dalam suratnya. Tujuan utama kami adalah untuk mempertahankan kebebasan agar bisa fokus pada target jangka panjang, dengan memastikan bahwa tim manajemen, khususnya Eric, Sergei, dan saya mempertahankan kontrol atas nasib Google,” ujarnya dalam surat tersebut.
Kami menciptakan struktur perusahaan yang dirancang untuk dapat menjaga stabilitas dalam jangka panjang. “Dengan berinvestasi di Google, Anda menempatkan uang di tempat yang tidak biasa pada pendekatan inovasi yang kami lakukan,” ucap Page.
Pendatan Google di triwulan kemarin mencapai US$ 10,08 per saham, tidak termasuk item tertentu, yang berarti berhasil melampaui prediksi analis sebesar US$ 9,65. Pendapatan bersih, tidak termasuk biaya yang dibayarkan ke situs mitra tercatat US$ 8,14 miliar untuk periode tiga bulan yang berakhir 31 Maret lalu, dibandingkan periode yang sama tahun lalu hanya US$ 6,45 miliar.
Laba bersih Google mencapai US$ 2,89 miliar atau US$ 8,75 per sahamdibandingkan dengan periode sebelumnya US$ 1,8 miliar (US$ 5,51 per saham).
REUTERS/ VIVA B. KUSNANDAR
Berita terkait
IHSG Diperkirakan Menguat, Terpengaruh Sentimen Domestik dan Global
3 hari lalu
IHSG hari ini, Senin, 6 Mei 2024 dibuka menguat 36,86 poin atau 0,52 persen ke posisi 7.171,58
Baca SelengkapnyaBI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini
12 hari lalu
BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.
Baca SelengkapnyaHari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?
17 hari lalu
Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?
Baca SelengkapnyaSenin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus
49 hari lalu
BEI akan menerapkan mekanisme perdagangan lelang berkala secara penuh atau full call auction di Papan Pemantauan Khusus pada Senin pekan depan.
Baca SelengkapnyaPekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun
25 Februari 2024
Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.
Baca SelengkapnyaMicrosoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI
30 Januari 2024
Para investor sepakat bahwa Microsoft berkembang jauh lebih signifikan dibanding Apple, bahkan untuk lima tahun ke depan.
Baca SelengkapnyaIsrael Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober
5 Desember 2023
Israel sedang menyelidiki klaim peneliti AS bahwa beberapa investor mungkin telah mengetahui sebelumnya tentang rencana serangan Hamas
Baca SelengkapnyaPotensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual
4 Desember 2023
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menjelaskan bahwa ke depan potensi bursa karbon masih cukup besar.
Baca SelengkapnyaBEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham
30 November 2023
Dari sisi transaksi bursa karbon tercatat sudah ada lebih dari 490 ribu ton dengan nilai harga jual karbon terakhir senilai Rp 59.200.
Baca Selengkapnya2024, BEI Bidik Nilai Transaksi Harian Rp 12,25 Triliun
26 Oktober 2023
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) membidik rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) pada tahun 2024 sebesar Rp 12,25 triliun pada tahun 2024.
Baca Selengkapnya