Dominasi Dolar Bakal Runtuh, Ini Alasannya

Reporter

Editor

Selasa, 27 Maret 2012 15:46 WIB

REUTERS/Kacper Pempel

TEMPO.CO, Washington - Dolar Amerika Serikat sudah lama menjadi mata uang global dunia. Selama beberapa dekade penggunaan dolar benar-benar dominan dalam aktivitas perdagangan internasional. Ini memberi keuntungan luar biasa bagi sistem keuangan dan masyarakat Negeri Abang Sam. Dengan dolar, Amerika memegang kendali yang luar biasa di seluruh dunia.

Saat ini lebih dari 60 persen dari seluruh cadangan mata uang asing dunia dalam dolar. Belakangan terjadi perubahan besar. Anehnya, media-media di Amerika bungkam seribu bahasa tentang ini. Sejumlah negara dengan perekonomian terbesar di Bumi telah membuat perjanjian satu sama lain untuk menyingkirkan penggunaan dolar.

Beberapa negara produsen minyak juga mulai menjual minyak dalam mata uang selain dolar, sehingga mengancam sistem petrodolar yang berjalan selama hampir empat dekade. Lembaga internasional besar, seperti PBB dan IMF, bahkan telah mengeluarkan laporan resmi tentang perlunya membentuk sistem mata uang global baru pengganti dolar.

Mau tak mau dominasi dolar sebagai mata uang dunia pasti terancam. “Pergeseran mata uang yang muncul dalam perdagangan internasional tentu saja akan berimplikasi besar bagi perekonomian Amerika,” ujar Michael Snyder, seperti yang dikutip dari Business Insider, Senin, 26 Maret 2012.

Cina adalah negara yang paling getol mendorong perubahan itu. Cina memiliki pendapatan ekonomi terbesar kedua di muka Bumi. Level pertumbuhan ekonomi Cina diproyeksikan melampaui Amerika pada 2016. Bahkan salah satu ekonom memprediksi perekonomian Cina akan tiga kali lebih besar dari ekonomi Amerika pada 2040.

Jadi, para pemimpin di Beijing sedang duduk di sana dan bertanya-tanya, mengapa dolar Amerika harus terus-menerus begitu digdaya jika perekonomian Cina bakal segera menjadi nomor satu di planet ini?

Selama beberapa tahun terakhir Cina dan negara-negara berkembang lainnya, seperti Rusia, diam-diam membuat kesepakatan untuk menjauh dari dolar Amerika dalam perdagangan internasional. Supremasi dolar nyatanya tidak setangguh seperti yang dipercayai kebanyakan orang Amerika.

Berikut ini 10 alasan mengapa kejayaan dolar Amerika sebagai mata uang dunia akan segera berakhir.

#1 Cina dan Jepang Singkirkan Dolar
Beberapa bulan lalu perekonomian terbesar kedua di dunia (Cina) dan ekonomi terbesar ketiga di Bumi (Jepang) mencapai kesepakatan yang akan mempromosikan penggunaan mata uang mereka sendiri (bukan dolar) dalam perdagangan satu sama lain.

Hal tersebut kesepakatan yang sangat penting, dan sama sekali diabaikan media Amerika. Seperti yang dilaporkan BBC, Cina dan Jepang mengumumkan rencana mempromosikan pertukaran langsung dari mata uang mereka. Ini sebagai upaya untuk memotong biaya bagi perusahaan dan meningkatkan perdagangan bilateral.

Kesepakatan itu akan memungkinkan perusahaan kedua negara langsung mengubah mata uang Cina dan Jepang. Saat ini bisnis di kedua negara perlu membeli dolar AS sebelum mengonversi ke mata uang yang diinginkan, sehingga menambahkan biaya ekstra.

#2 Rencana BRICs Menggunakan Mata Uang Sendiri
Kelompok BRICs, yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan, terus unjuk gigi. Perjanjian baru ini akan mempromosikan penggunaan mata uang nasional mereka sendiri ketimbang dolar Amerika dalam perdagangan dengan satu sama.

Berita yang dikutip dari media di India menyebutkan, kelima negara berkembang utama BRICs mendorong momentum ekonomi yang lebih besar untuk kelompok mereka dengan menandatangani dua pakta untuk memajukan perdagangan intra-BRICs pada pertemuan puncak ke-4 pemimpin mereka di Jakarta beberapa waktu lalu.

Para peneken perjanjian diharapkan meningkatkan perdagangan antarnegara BRICs yang telah tumbuh pada tingkat 28 persen selama beberapa tahun terakhir. Namun nilai perdagangan setara US$ 230 miliar itu tetap jauh di bawah potensi dari kelima pusat kekuatan ekonomi.

#3 Perjanjian Mata Uang Rusia dan Cina
Rusia dan Cina telah menggunakan mata uang nasional sendiri dalam perdagangan satu sama lain selama lebih dari satu tahun. Para pemimpin Rusia dan Cina sangat menganjurkan pembentukan mata uang global baru untuk beberapa tahun. Kedua negara tampaknya bertekad menghancurkan kekuatan dolar AS dalam perdagangan internasional.

#4 Naiknya Penggunaan Yuan di Afrika
Siapa mitra dagang terbesar Afrika? Amerika Serikat? Bukan. Tiga tahun lalu Cina menjadi mitra dagang terbesar Afrika. Cina kini agresif berusaha memperluas penggunaan yuan atau renmimbi, mata uang Cina, di Benua Hitam.

Sebuah laporan dari bank terbesar di Afrika, Standard Bank, baru-baru ini menyatakan, “Kami berharap setidaknya US$ 100 miliar (sekitar 768 miliar yuan) pada perdagangan Sino-Afrika, yang harus diselesaikan dalam renmimbi pada tahun 2015."

Cina tampaknya benar-benar bertekad mengubah cara perdagangan internasional. Pada titik ini sekitar 70.000 perusahaan Cina memakai mata uang Cina dalam transaksi lintas batas.

#5 Kesepakatan Cina-Uni Emirat Arab
Cina dan Uni Emirat Arab sepakat menggusur dolar dan menggunakan mata uang mereka sendiri dalam transaksi minyak satu sama lain. UAE memang pemain kecil, tapi ini jelas sebuah ancaman bagi sistem petrodolar. Apa yang akan terjadi petrodolar jika negara produsen minyak lainnya di Timur Tengah menyusul?

#6 Iran
Iran menjadi salah satu negara yang paling agresif menjauhi dolar Amerika dalam perdagangan internasional. Sebagai contoh, India akan menggunakan emas untuk membeli minyak dari Iran.

Ketegangan antara Amerika dan Iran tidak mungkin tuntas dalam waktu dekat. Iran kemungkinan bakal terus melancarkan aksi yang bisa menekan Amerika Serikat dalam dunia keuangan.

#7 Kerja Sama Cina-Arab Saudi
Siapa importir minyak dari Arab Saudi paling banyak? Bukan Amerika Serikat, tentunya, tapi Cina. Negeri Panda mengimpor 1,39 juta barel minyak per hari dari Arab Saudi pada Februari, naik 39 persen dari tahun sebelumnya.

Arab Saudi dan Cina bekerja sama membangun sebuah kilang minyak besar baru di Arab Saudi. Para pemimpin dari kedua negara telah bekerja untuk agresif memperluas perdagangan antara kedua negara.

Berapa lama Arab Saudi tetap bertahan dengan dolar jika Cina adalah pelanggan mereka yang paling penting? Ini pertanyaan yang sangat penting.

#8 PBB Mendorong Pembentukan Mata Uang Dunia Baru
PBB mengeluarkan laporan yang secara terbuka menyerukan alternatif terhadap dolar AS sebagai mata uang dunia.

Secara khusus, satu laporan PBB menyebutkan, "sebuah sistem cadangan global baru" di mana AS tidak lagi memiliki dominasi. "Sebuah sistem cadangan global baru dapat dibuat, yang tidak lagi bergantung pada dolar Amerika Serikat sebagai mata uang cadangan utama tunggal."

#9 IMF Usulkan Bancor sebagai Mata Uang Baru
Dana Moneter Internasional juga menerbitkan serangkaian laporan yang menyerukan dolar Amerika diganti sebagai mata uang cadangan dunia.

Satu dokumen IMF berjudul "Akumulasi Cadangan dan Stabilitas Moneter Internasional" yang diterbitkan beberapa waktu lalu sebenarnya mengusulkan mata uang global masa depan yang diberi nama "Bancor".

#10 Kebanyakan Negara Dunia Benci Amerika
Sentimen global terhadap Amerika Serikat bergeser secara dramatis. Ini tidak boleh dianggap remeh. Beberapa dekade lalu Amerika adalah salah satu negara yang paling dicintai di Bumi. Sekarang mereka adalah salah satu negara yang paling dibenci. “Jika Anda (warga Amerika) masih ragu,” kata Snyder, “Cobalah pergi ke sejumlah negara.”

Bahkan di Eropa (di mana seharusnya Amerika memiliki teman), Amerika diperlakukan seperti kotoran. “Banyak pelancong Amerika terpaksa mengenakan pin Kanada sehingga mereka tidak akan diperlakukan seperti sampah saat bepergian di sana,” ujar Snyder.

Menurut Snyder, sepuluh alasan yang dibicarakan dalam artikel ini tidak akan terjadi dalam semalam, tapi penting dicatat, perubahan ini akan memanas. Jadi kapan ini perubahan besar terjadi? Entahlah. Hanya waktu yang menjawab.

BOBBY CHANDRA

Berita terkait

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

1 hari lalu

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

Menteri Keuangan Sri Mulyani menemui Wakil Presiden Maruf Amin untuk melaporkan hasil pertemuan IMF-World Bank Spring Meeting dan G20 yang saya hadiri di Washington DC. pekan lalu. Dalam pertemuan itu, Sri Mulyani pun membahas mitigasi dampak geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Dampak Serangan Houthi, Volume Perdagangan Lewat Terusan Suez Anjlok hingga 50 Persen

54 hari lalu

Dampak Serangan Houthi, Volume Perdagangan Lewat Terusan Suez Anjlok hingga 50 Persen

Volume perdagangan lewat Terusan Suez turun hingga 50 persen dalam dua bulan pertama 2024 akibat serangan Houthi.

Baca Selengkapnya

Profil Shehbaz Sharif, Dua Kali Pemenang Posisi Perdana Menteri Pakistan

58 hari lalu

Profil Shehbaz Sharif, Dua Kali Pemenang Posisi Perdana Menteri Pakistan

Shehbaz Sharif, yang kembali menjabat perdana menteri Pakistan untuk kedua kali, telah memainkan peran penting dalam menyatukan koalisi yang berbeda.

Baca Selengkapnya

Setelah Bertemu Para Menkeu, Sri Mulyani Berkunjung ke Pasar dan Museum di Brasil

59 hari lalu

Setelah Bertemu Para Menkeu, Sri Mulyani Berkunjung ke Pasar dan Museum di Brasil

Menteri Keuangan Sri Mulyani menghabiskan sisa waktunya di So Paulo Brasil dengan mengunjungi museum dan pasar. Begini cerita perjalanannya.

Baca Selengkapnya

Shehbaz Sharif Terpilih sebagai Perdana Menteri Pakistan untuk Kedua Kali

59 hari lalu

Shehbaz Sharif Terpilih sebagai Perdana Menteri Pakistan untuk Kedua Kali

Shehbaz Sharif mengalahkan Omar Ayub dan kembali menduduki posisi Perdana Menteri Pakistan yang ditinggalkannya pada Agustus tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Partai Independen Dukungan Imran Khan Raih Suara Terbanyak dalam Pemilu Pakistan

12 Februari 2024

Partai Independen Dukungan Imran Khan Raih Suara Terbanyak dalam Pemilu Pakistan

Hasil akhir pemilu Pakistan menempatkan partai independen, dukungan mantan PM Imran Khan yang dipenjara, memimpin dengan 93 dari 264 kursi.

Baca Selengkapnya

Pemilu Pakistan Diganggu ISIS, Lima Polisi Tewas di Hari Pemungutan Suara

8 Februari 2024

Pemilu Pakistan Diganggu ISIS, Lima Polisi Tewas di Hari Pemungutan Suara

ISIS mengganggu pemilu Pakistan, sedikitnya lima polisi tewas dalam serangan militan ketika negara itu melakukan pemungutan suara.

Baca Selengkapnya

Kemenkeu Optimistis Pertumbuhan Ekonomi RI Tembus 5,2 Persen di 2024, Ini Sebabnya

7 Februari 2024

Kemenkeu Optimistis Pertumbuhan Ekonomi RI Tembus 5,2 Persen di 2024, Ini Sebabnya

Kementerian Keuangan memperrkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih kuat pada 2024. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Dorong Pendanaan Berkelanjutan untuk Atasi Perubahan Iklim

29 Januari 2024

Sri Mulyani Dorong Pendanaan Berkelanjutan untuk Atasi Perubahan Iklim

Indonesia turut mengalami dampak dari perubahan iklim ekstrem, Sri Mulyani bilang, pendanaan berkelanjutan bisa menjadi jawaban untuk mengatasi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Mandiri Sekuritas Prediksi Pertumbuhan Ekonomi RI 5,1 Persen Tahun Ini, Apa Saja Faktor Pendorongnya?

29 Januari 2024

Mandiri Sekuritas Prediksi Pertumbuhan Ekonomi RI 5,1 Persen Tahun Ini, Apa Saja Faktor Pendorongnya?

Mandiri Sekuritas memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di kisaran 5,1 persen pada 2024. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya