Bangun Pabrik Injeksi, Kimia Farma Gandeng BUMN Cina  

Reporter

Editor

Senin, 26 Maret 2012 11:38 WIB

Proses produksi di perusahaan farmasi PT Merck Tbk, Jakarta, Kamis, (2/4). PT. Merck Tbk. selama 2008 berhasil mencatat laba bersih sebesar Rp. 98,62 Miliar atau tumbuh 10,2 persen dari produksi di bidang farmasi dan bahan kimia. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - PT Kimia Farma (Persero) Tbk menggandeng PT Tigaka Distrindo Perkasa dan perusahaan BUMN asal Cina, Tianjin Pharmaceutical Group Co Ltd, dalam pembangunan pabrik injeksi senilai Rp 250 miliar.

Direktur Utama KAEF M. Syamsul Arifin mengatakan kerja sama ini bertujuan untuk pengembangan bisnis baru perseroan. Pabrik ini akan memproduksi obat kortikosteroid dalam bentuk injeksi dan produk-produk hospital solution.

"Perusahaan patungan ini merupakan bentuk sinergi bagi ketiga perusahaan untuk pengembangan obat-obat kortikosteroid dalam bentuk produk steril/injeksi," ujarnya di Jakarta, Senin, 26 Maret 2012.

Untuk tahun pertama, pabrik ini akan memproduksi 30 juta ampul per tahun. Sementara itu, kebutuhan Indonesia mencapai 20-25 juta per tahun. Sedangkan untuk infus direncanakan diproduksi 8 juta per tahun, dengan kapasitas terpasang pabrik ini untuk ampul dipatok hingga 300 juta dosis.

Ia mengatakan kerja sama ini merupakan wujud kerja sama government to government antara Indonesia dan Cina yang digalang Presiden Susilo Bambang Yudhoyono beberapa waktu lalu. "Diharapkan lebih banyak lagi perusahaan kita yang melakukan kerja sama dengan perusahaan asal Cina," kata dia.

Dalam kerja sama ini, komposisi saham perusahaan Indonesia 54 persen (KAEF 50 persen dan TDP 4 persen), sedangkan Tianjin memiliki 46 persen saham.

Menurut CEO TDP Sugiyanto, untuk pendanaan, sekitar 40 persen dari perbankan dan 40 persen dana sendiri. “Kami masih mencari banknya, apakah bank nasional atau perbankan dari Cina,” kata Sugiyanto.

Pembangunan pabrik ini akan berlokasi di Cikarang dengan luas 3 hektare. Pembangunannya akan dimulai pada awal 2013 dan diharapkan selesai dalam jangka waktu satu tahun. "Kapasitas produksi per tahunnya adalah 30 juta ampul dan 10 juta vial," kata Sugiyanto.

Sementara itu, perwakilan dari Tianjin, Mr Lu Yan Chang, mengatakan lembaganya memilih berinvestasi di Indonesia karena selama ini bisnis dengan Indonesia merupakan yang paling kuat di antara negara-negara di Asia Tenggara. "Selain itu, kebijakan pemerintah Indonesia untuk bisnis farmasi sangat kondusif," ucapnya.

JAYADI SUPRIADIN

Berita terkait

Bertemu PM Cina, Prabowo Bahas Penguatan Bilateral hingga Kerja Sama Tingkat Global

26 hari lalu

Bertemu PM Cina, Prabowo Bahas Penguatan Bilateral hingga Kerja Sama Tingkat Global

Kedatangan Prabowo ke negara tirai bambu untuk memperkuat kerja sama antara dua negara.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Dorong Peningkatan Kerjasama Bilateral

30 November 2023

Bamsoet Dorong Peningkatan Kerjasama Bilateral

Hadiri Peringatan 50 Tahun Hubungan Diplomatik Korea-Indonesia, Ketua MPR RI Bamsoet Dorong Peningkatan Kerjasama Bilateral

Baca Selengkapnya

Bamsoet Dorong Peningkatan Hubungan Bilateral Indonesia-Thailand

27 November 2023

Bamsoet Dorong Peningkatan Hubungan Bilateral Indonesia-Thailand

Bertemu Duta Besar RI untuk Thailand, Ketua MPR RI Bamsoet Dorong Peningkatan Hubungan Bilateral Indonesia - Thailand

Baca Selengkapnya

Mendag Bahas Peningkatan Hubungan Ekonomi Bilateral Indonesia - Inggris

10 Maret 2023

Mendag Bahas Peningkatan Hubungan Ekonomi Bilateral Indonesia - Inggris

Indonesia dan Inggris telah memiliki forum Joint Economic and Trade Committee (JETCO)

Baca Selengkapnya

Jokowi Targetkan Nilai Perdagangan dengan Vietnam Capai US$ 15 Miliar

22 Desember 2022

Jokowi Targetkan Nilai Perdagangan dengan Vietnam Capai US$ 15 Miliar

Jokowi menyebut dalam pertemuan hari ini, dirinya telah menandatangani tiga MoU atau nota kesepahaman tentang kerja sama.

Baca Selengkapnya

PM Australia Tawarkan Bantuan Iklim ke Jokowi untuk Pererat Kerja Sama

6 Juni 2022

PM Australia Tawarkan Bantuan Iklim ke Jokowi untuk Pererat Kerja Sama

Kunjungan Anthony Albanese ke Indonesia menjadi pertemuan bilateral pertama bagi pemerintahan Australia yang baru.

Baca Selengkapnya

Bertemu Menlu Prancis, Jokowi Sampaikan 5 Pesan soal Hubungan Kedua Negara

24 November 2021

Bertemu Menlu Prancis, Jokowi Sampaikan 5 Pesan soal Hubungan Kedua Negara

Jokowi menyampaikan terima kasih atas dukungan vaksin Prancis ke Indonesia yang jumlah totalnya akan mencapai 4,8 juta dosis.

Baca Selengkapnya

Insiden Diplomat Nigeria, Kemenlu: Semoga Hubungan Bilatera Tetap Baik

11 Agustus 2021

Insiden Diplomat Nigeria, Kemenlu: Semoga Hubungan Bilatera Tetap Baik

Kementerian Luar Negeri menegaskan hubungan bilateral antara Indonesia dengan Nigeria telah berjalan baik.

Baca Selengkapnya

Semester 1 2021, AstraZeneca Raup USD 1,2 Miliar dari Penjualan Vaksin Covid-19

29 Juli 2021

Semester 1 2021, AstraZeneca Raup USD 1,2 Miliar dari Penjualan Vaksin Covid-19

Perusahaan farmasi multinasional AstraZeneca meraup pendapatan US$ 1,2 miliar dari penjualan vaksin Covid-19 sepanjang semester pertama 2021.

Baca Selengkapnya

Indonesia Usul Tingkatkan Kerja Sama Ketenagakerjaan dengan Singapura

22 Juni 2021

Indonesia Usul Tingkatkan Kerja Sama Ketenagakerjaan dengan Singapura

Peningkatan kerja sama tersebut antara lain meliputi permintaan bantuan tenaga ahli Singapura untuk pengembangan Innovation Center dan Talent Hub Kemnaker.

Baca Selengkapnya