TEMPO.CO, Jakarta -Pelaksana Tugas Kepala Badan Pusat Statistika, Suryamin, mengatakan pertumbuhan ekonomi kuartal empat tahun lalu mencapai 6,5 persen, atau sama bila dibandingkan dengan periode serupa di 2010. Namun pertumbuhan ekonomi kuartal empat ini lebih rendah 1,3 persen ketimbang kuartal sebelumnya.
"Semua sektor tumbuh kecuali pertanian, peternakan, kehutanan, perikanan, dan pertambangan," katanya, Senin, 6 Februari 2012. Penurunan pada sektor pertanian akibat belum ada masa panen dan cuaca memburuk.
Sektor pertanian turun mencapai 2,5 persen dan disusul oleh penurunan sektor pertambangan 0,1 persen.
Tahun lalu Produk Domestik Bruto mencapai Rp 7.427,1 triliun. Sedangkan PDB atas dasar harga konstan mencapai Rp 2.463,2 triliun. Sumbangan terbesar berasal dari konsumsi rumah tangga 54,6 persen, konsumsi pemerintah 9 persen, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) 32 persen, ekspor 26,3 persen, dan impor 24,9 persen.
Berdasarkan lapangan usaha, sumbangan terbesar kepada Produk Domestik Bruto berasal dari sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan sebesar 14,7 persen, industri pengolahan 24,3 persen, dan sektor lain yaitu perdagangan, hotel, restoran 13,8 persen. Selain itu sumbangan sektor lainnya berasal dari pertambangan dan penggalian 11,9 persen, listrik, gas, dan air bersih 0,8 persen, konstruksi 10,2 persen, pengangkutan dan komunikasi 6,6 persen, keuangan, real estate dan jasa perusahaan 7,2 persen dan jasa-jasa 10,5 persen.
Suryamin mengungkapkan pertumbuhan sektor pertanian cenderung menurun dari tahun ke tahun. Data BPS menyebutkan sumbangan sektor pertanian terhadap PDB pada 2010 mencapai 15,3 persen lebih besar ketimbang 2011 yang mencapai 14,7 persen.
AKBAR TRI KURNIAWAN
Berita terkait
Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia
12 menit lalu
Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.
Baca SelengkapnyaMenlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia
4 jam lalu
Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.
Baca SelengkapnyaLPEM FEB UI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 5,15 Persen
14 jam lalu
Pemilu dan beberapa periode libur panjang seperti lebaran berpotensi mendorong konsumsi dan pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama 2024.
Baca Selengkapnya17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?
23 jam lalu
Direktur Utama InJourney Airports, Faik Fahmi mengatakan pemangkasan jumlah bandara internasional tidak bepengaruh signifikan ke ekonomi daerah.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?
1 hari lalu
Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.
Baca SelengkapnyaEkonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat
3 hari lalu
Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.
Baca SelengkapnyaHadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja
5 hari lalu
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara besarnya tantangan Indonesia di bidang tenaga kerja, khususnya dalam hal penciptaan lapangan kerja.
Baca SelengkapnyaBI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini
6 hari lalu
BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global
10 hari lalu
Bank Indonesia prediksi pertumbuhan ekonomi dalam kisaran 4,7 hingga 5,5 persen. Masih berdaya di tengah gejolak global.
Baca SelengkapnyaPasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter
10 hari lalu
BI memperkuat bauran kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global.
Baca Selengkapnya