TEMPO.CO, London- Keberadaan gedung pencakar langit ternyata tak bisa dipakai untuk mengukur kemakmuran satu negara. Lembaga investasi Inggris, Barclays Capital, mempublikasikan riset mereka yang menyatakan adanya hubungan pembangunan gedung tinggi dan properti mewah dengan krisis ekonomi.
Penelitian itu menyimpulkan adanya hubungan antara proyek pembangunan gedung pencakar langit dan krisis ekonomi yang terjadi selama beberapa dekade.
Di Amerika Serikat, ada beberapa fenomena yang menguatkan analisis itu. Gedung pencakar langit pertama di dunia, menara Equitable Life, di New York, selesai dibangun pada 1873 dan bertepatan dengan terjadinya resesi selama lima tahun. Begitu pula Empire State, yang dibangun saat "great depression" dekade 1930-an, serta proyek Willis Tower Chicago, pada 1974, yang berbarengan dengan guncangan harga minyak dunia.
Fenomena serupa terjadi di Asia. Pembangunan Petronas Tower Malaysia dan Burj Khalifa di Dubai berlangsung seiring dengan krisis moneter. Di Eropa, menara Bridge Shard London setinggi 314 meter pun digarap bersamaan dengan resesi ekonomi dan krisis utang.
"Proyek pencakar langit menggambarkan pertumbuhan masif sektor properti dan kesalahan alokasi investasi. Hal ini berujung pada perlambatan ekonomi di masa mendatang," demikian analisis Barclays Capital seperti dikutip BBC.
Analisis ini membuat sejumlah kalangan mewaspadai Cina, yang kini tengah gencar menanamkan duit di sektor properti. Dari seluruh proyek gedung pencakar langit dunia, 53 persennya berada di Negeri Tirai Bambu. Dalam laporan terpisah, JP Morgan Chase meramalkan sektor properti Cina bakal anjlok 20 persen setahun ke depan. Ramalan ini didasari adanya potensi bubble kredit properti sehingga memicu inflasi dalam waktu dekat.
Barclays mengatakan India pun memiliki risiko yang sama dengan Cina. Negeri Hindustan memiliki 14 proyek pencakar langit yang akan selesai dalam lima tahun mendatang. Salah satunya gedung 27 tingkat kediaman pengusaha Mukesh Ambani yang bernilai US$ 1 miliar.
Bagaimana dengan proyek Signature Tower setinggi 638 meter yang akan didirikan di Jakarta? Akankah menyeret Indonesia ke jurang resesi? (baca: Tomy Winata Bangun Gedung Tertinggi di Indonesia)
FERY FIRMANSYAH
Berita terkait
DKI Lanjutkan Sumur Resapan pada 2023, tapi Tidak Masif karena Banyak Kendala
16 November 2022
Pemprov DKI harus teken memorandum of understanding (MoU) untuk mendirikan sumur resapan di aset milik TNI dan polisi.
Baca SelengkapnyaWali Kota Tinjau Rencana Lokasi Pembangunan Kampus IAIN Bima
5 Oktober 2021
Beberapa sekolah yang menjadi tujuan kunjungan kerja Walikota Bima akan menjadi alternatif pembangunan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) .
Baca SelengkapnyaAnies Baswedan Larang PT Jakpro Bangun Stadion BMW, Jika..
28 Desember 2018
Anies Baswedan menargetkan pembangunan Stadion BMW yang digarap PT Jakpro sudah bisa dimulai tahun depan.
Baca SelengkapnyaPembangunan Gedung World Capital Tower Dipercepat
28 Agustus 2017
Progres pembangunan gedung World Capital Tower (WCT) di Mega Kuningan sudah mencapai 70 persen.
Baca SelengkapnyaKompensasi KLB Pengembang di Jakarta Tercatat Rp 2,3 Triliun
16 Agustus 2017
Pemerintah DKI Jakarta mengalihkan pencatatan piutang atas kewajiban kompensasi pelampauan koefisien lantai bangunan (KLB).
Baca SelengkapnyaAlasan DPD Ingin Bangun Gedung Baru
11 Agustus 2017
Ketua DPD Oesman Sapta Odang menjelaskan alasan pentingnya pembangunan gedung baru untuk lembaganya.
Baca SelengkapnyaPembangunan Signature Tower, SCBD akan Surati Presiden
13 Juli 2017
Pemprov DKI Jakarta juga perlu membahas kawasan terpadu SCBD, tempat Signature Tower dibangun.
Baca SelengkapnyaDKI Tunda Bahas Izin Pembangunan Gedung Tertinggi se-Asean
16 Juni 2017
Danayasa Arthatama sudah membuat panduan rancang kota atau urban design guidelines (UDGL) di kawasan perkantoran itu.
Baca SelengkapnyaDesain Gedung Kesenian Jawa Barat Dipilih Lewat Sayembara
13 Mei 2017
Wakil Gubernur Jawa barat, Deddy Mizwar, mengatakan desain pemenang sayembara pembangunan gedung kesenian Jawa Barat diumumkan pekan depan.
Baca SelengkapnyaGedung Baru Bareskrim Polri Habiskan Dana Rp 646 Miliar
20 April 2017
Mantan Kabareskrim Komjen Budi Waseso malu karena banyak tamu asing yang disambut tikus di gedung lama Bareskrim.
Baca Selengkapnya