TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah menjual surat utang negara (SUN) berdenominasi valuta asing dengan nilai nominal US$ 1,75 miliar atau sekitar Rp 15,76 triliun pekan depan. Obligasi seri RI0142 bertenor 30 tahun itu merupakan bagian dari program penerbitan Global Medium Term Notes (GMTN) Republik Indonesia yang mencapai US$ 15 miliar.
Penjualan SUN kali ini akan digunakan untuk pembiayaan anggaran pendapatan belanja negara. Dalam edaran yang diterbitkan Kementerian Keuangan, disebutkan bahwa tingkat kupon berada di posisi 5,250 persen, imbal hasil (yield) 5,375 persen, dan harga 98,148 persen. Obligasi ini akan diterbitkan pada 17 Januari 2012 dan jatuh tempo pada 17 Januari 2042. Tingkat kupon dan yield tersebut tercatat sebagai nilai terendah sepanjang sejarah penerbitan SUN bertenor 30 tahun.
Transaksi tersebut membukukan total penawaran masuk sebesar US$ 3,6 miliar atau oversubscription sebanyak 2,06 kali. Sebesar 51 persen penawaran datang dari investor Amerika Serikat, 37 persen dari investor Asia (15 persen di antaranya dari Indonesia), serta 12 persen dari investor Eropa.
Berdasarkan jenis investor, penawaran terbanyak dilakukan oleh assets managers (73 persen), bank (20 persen), asuransi dan dana pensiun (4 persen), serta private banking (3 persen). Joint Lead Managers dan Joint Bookrunners dalam transaksi SUN ini adalah HSBC, J.P. Morgan Chase, dan Standard Chartered. Sedangkan PT Mandiri Securitas bertindak sebagai co-managers.
Pemerintah Indonesia terakhir menerbitkan SUN dalam valas bertenor 30 tahun pada 2008. Transaksi SUN kali ini dilakukan dalam kondisi rating BBB- (Stable) dari Fitch, BB+ (Positive) dari S&P, dan Bal (Stable) dari Moody's.
MARTHA THERTINA
Berita terkait
CIMB Niaga Dorong Masyarakat Giat Investasi dengan Dana Mulai Rp 10 Ribu
31 hari lalu
CIMB Niaga mendorong masyarakat untuk giat berinvestasi, salah satunya dengan menempatkan dana dengan nominal paling terjangkau mulai dari Rp 10 ribu.
Baca SelengkapnyaBRI Tawarkan ORI025, Pilihan Aman Bagi Investor Lama dan Pemula
3 Februari 2024
ORI025 menggunakan jenis kupon tetap atau fixed rate
Baca SelengkapnyaDBS Ungkap Peluang Investasi Kuartal I 2024, Obligasi Sangat Menjanjikan
24 Januari 2024
DBS Group Research memproyeksikan investasi aset-aset yang berisiko lebih menjanjikan. Obligasi korporasi dengan peringkat A atau BBB yang terbaik.
Baca SelengkapnyaTertinggi Setelah Vietnam, Pasar Saham RI Menguat 2,71 Persen pada Desember 2023
9 Januari 2024
OJK optimistis industri pasar modal Indonesia masih tumbuh luas untuk semakin memberikan kontribusi optimal bagi perekonomian nasional.
Baca SelengkapnyaDana Pihak Ketiga Perbankan Rendah, Ekonom Sebut Milenial Lebih Suka Simpan Duit di Saham
29 Desember 2023
Ekonom senior Indef Aviliani mengatakan pertumbuhan dana pihak ketiga perbankan hanya 4 persen.
Baca SelengkapnyaKreditur Obligasi Waskita Karya Belum Setuju Skema Restrukturisasi, Ini Kata Stafsus Erick Thohir
19 Desember 2023
Stafsus Erick Thohir menanggapi kreditur obligasi Waskita Karya yang belum menyetujui skema restrukturisasi.
Baca SelengkapnyaObligasi dan Sukuk untuk Pembiayaan IKN Nusantara
14 Desember 2023
Ruang bagi Otorita IKN Nusantara menerbitkan obligasi dan sukuk sudah terbuka dengan adanya klausul dalam revisi UU IKN Nusantara.
Baca SelengkapnyaObligasi Waskita Karya Terancam Masalah Keuangan, Asosiasi Asuransi Bicara Tata Kelola Investasi
30 November 2023
Ketua Dewan Pengurus AAJI Budi Tampubolon menjelaskan bahwa pengurus AAJI selalu menyampaikan prinsip kehati-hatian dalam tata kelola investasi kepada anggotanya.
Baca SelengkapnyaBos AAJI Buka Suara soal Obligasi Industri Asuransi di Waskita Karya yang Terancam Masalah Keuangan
30 November 2023
Waskita Karya mengalami masalah keuangan yakni gagal bayar bunga dan pelunasan obligasi perseroan.
Baca SelengkapnyaTernyata Ini Alasan Saham Waskita Karya Terancam Delisting dari Bursa
28 November 2023
PT Waskita Karya (Persero) Tbk. berpotensi bakal delisting saham dari BEI karena beberapa alasan. Apa saja penyebabnya?
Baca Selengkapnya