Harga Obligasi Seri FR0053 Naik 358,87 Bps

Reporter

Editor

Jumat, 2 Desember 2011 10:50 WIB

TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO Interaktif, Jakarta - Pada penutupan perdagangan Kamis kemarin kurva yield obligasi pemerintah (IGSYC) kembali memperlihatkan pergerakan bullish yang ditopang oleh penurunan di semua tenor. Maraknya sentimen positif di pasar mendorong yield (imbal hasil) obligasi pemerintah menurun sepanjang tiga hari beruntun.

Obligasi pemerintah dengan tenor panjang (8-30 tahun) turun 20,3 basis point (bps),memimpin penurunan imbal hasil semua tenor. Untuk tenor menengah (5-7 tahun) turun 7,2 bps, serta untuk tenor jangka pendek (1-4 tahun) juga merosot 13,7 bps. Bullish-nya imbal hasil ini menyebabkan selisih tenor 2 tahun dengan 10 tahun menyempit ke kisaran 110 bps dari posisi sebelumnya 124 bps.

Hasilnya, harga Surat Utang Negara seri Bencmarck di perdagangan kemarin naik dalam rentang 49,8 hingga 358 bps. Harga obligasi seri FR0056 (tenor 15 tahun) naik 358,87 bps menjadi 114,9, sehingga mendorong turun imbal hasilnya sebesar 36,01 bps. Kemudian disusul seri FR0053 (tenor 10 tahun) menguat 305,58 bps ke level 113,5558, imbal hasilnya turun 40,28 bps. Seri FR0054 (tenor 20 tahun) naik 215,9 bps menjadi 120,159, sedangkan imbal hasilnya susut 18,73. Harga seri FR0055 juga naik 49,75 bps ke 107,2945, sehingga memicu penurunan yield-nya sebesar 11,6 bps.

Corporate Secretary Indonesia Bond Price Agency (IBPA), Tumpal Sihombing, menjelaskan kendati pasar telah positif dalam tiga hari terakhir sejumlah sentimen negatif mulai bermunculan di pasar. Departeman Tenaga Kerja Amerika Serikat (AS) merilis data angka pengangguran per 26 November lalu naik 6.000 menjadi 402 ribu jiwa, lebih tinggi dari perkiraan 43 ekonomi Bloomberg yang memprediksikan sekitar 390 ribu.

Hal yang sama juga terjadi di Prancis. Tingkat pengangguran negara tersebut kembali naik di kuartal ketiga tahun ini. Badan Pusat Statistik Prancis menyatakan bahwa tingka pengangguran mencapai 9,7 persen, meningkat dari angka sebelumnya 9,6 persen di kuartal kedua.

Sedangkan dari Cina, aktivitas manufaktur Negeri Tirai Bambu juga turun ke level terendahnya di bulan November kemarin sejak Maret 2009. Menurut data dari Purchasing Managers Index (PMI), aktivitas industri Cina turun ke level 49. “Hal itu disebabkan oleh kekhawatiran atas pelambatan ekonomi global akan berdampak pada kinerja ekspor asal Cina,” kata Tumpal.

Dari domestik, Badan Pusat Statistik (BPS) Kamis kemarin melaporkan inflasi di bulan November kemarin mencapai 0,34 persen. Dengan begitu laju inflasi tahun kalender (Januari-November) mencapai 3,2 persen. Sedangkan inflasi tahunannya (YoY) mencapai 4,15 persen.

Total volume perdagangan naik sebesar 40 persen menjadi Rp 10, triliun dari volume sehari sebelumnya senilai Rp 7,3 triliun. Frekuensi juga meningkat 20,2 persen menjadi 541 kali, yang sehari sebelumnya hanya mencapai 450 kali transaksi.

Seri FR0059 (tenor 15,46 tahun) dengan kupon 7 persen menjadi obligasi pemerintah yang teraktif diperdagangkan dengan volume Rp 1,6 triliun dan transaksi 131 kali. Sementara obligasi Clipan Finance Indonesia III tahun 2011 seri C (CFIN03C) dengan tenor 2,94 tahun dank upon 10,25 persen menjadi obligasi korporasi teraktif diperdagangkan, dengan volume Rp 7 miliar dan transaksi 6 kali.

Kondusifnya pasar finansial global kemarin juga mendorong penurunan Credit Default Swap (CDS) rupiah sebesar 16,93 bps menjadi 219,891.

VIVA B. KUSNANDAR

Berita terkait

CIMB Niaga Dorong Masyarakat Giat Investasi dengan Dana Mulai Rp 10 Ribu

34 hari lalu

CIMB Niaga Dorong Masyarakat Giat Investasi dengan Dana Mulai Rp 10 Ribu

CIMB Niaga mendorong masyarakat untuk giat berinvestasi, salah satunya dengan menempatkan dana dengan nominal paling terjangkau mulai dari Rp 10 ribu.

Baca Selengkapnya

BRI Tawarkan ORI025, Pilihan Aman Bagi Investor Lama dan Pemula

3 Februari 2024

BRI Tawarkan ORI025, Pilihan Aman Bagi Investor Lama dan Pemula

ORI025 menggunakan jenis kupon tetap atau fixed rate

Baca Selengkapnya

DBS Ungkap Peluang Investasi Kuartal I 2024, Obligasi Sangat Menjanjikan

24 Januari 2024

DBS Ungkap Peluang Investasi Kuartal I 2024, Obligasi Sangat Menjanjikan

DBS Group Research memproyeksikan investasi aset-aset yang berisiko lebih menjanjikan. Obligasi korporasi dengan peringkat A atau BBB yang terbaik.

Baca Selengkapnya

Tertinggi Setelah Vietnam, Pasar Saham RI Menguat 2,71 Persen pada Desember 2023

9 Januari 2024

Tertinggi Setelah Vietnam, Pasar Saham RI Menguat 2,71 Persen pada Desember 2023

OJK optimistis industri pasar modal Indonesia masih tumbuh luas untuk semakin memberikan kontribusi optimal bagi perekonomian nasional.

Baca Selengkapnya

Dana Pihak Ketiga Perbankan Rendah, Ekonom Sebut Milenial Lebih Suka Simpan Duit di Saham

29 Desember 2023

Dana Pihak Ketiga Perbankan Rendah, Ekonom Sebut Milenial Lebih Suka Simpan Duit di Saham

Ekonom senior Indef Aviliani mengatakan pertumbuhan dana pihak ketiga perbankan hanya 4 persen.

Baca Selengkapnya

Kreditur Obligasi Waskita Karya Belum Setuju Skema Restrukturisasi, Ini Kata Stafsus Erick Thohir

19 Desember 2023

Kreditur Obligasi Waskita Karya Belum Setuju Skema Restrukturisasi, Ini Kata Stafsus Erick Thohir

Stafsus Erick Thohir menanggapi kreditur obligasi Waskita Karya yang belum menyetujui skema restrukturisasi.

Baca Selengkapnya

Obligasi dan Sukuk untuk Pembiayaan IKN Nusantara

14 Desember 2023

Obligasi dan Sukuk untuk Pembiayaan IKN Nusantara

Ruang bagi Otorita IKN Nusantara menerbitkan obligasi dan sukuk sudah terbuka dengan adanya klausul dalam revisi UU IKN Nusantara.

Baca Selengkapnya

Obligasi Waskita Karya Terancam Masalah Keuangan, Asosiasi Asuransi Bicara Tata Kelola Investasi

30 November 2023

Obligasi Waskita Karya Terancam Masalah Keuangan, Asosiasi Asuransi Bicara Tata Kelola Investasi

Ketua Dewan Pengurus AAJI Budi Tampubolon menjelaskan bahwa pengurus AAJI selalu menyampaikan prinsip kehati-hatian dalam tata kelola investasi kepada anggotanya.

Baca Selengkapnya

Bos AAJI Buka Suara soal Obligasi Industri Asuransi di Waskita Karya yang Terancam Masalah Keuangan

30 November 2023

Bos AAJI Buka Suara soal Obligasi Industri Asuransi di Waskita Karya yang Terancam Masalah Keuangan

Waskita Karya mengalami masalah keuangan yakni gagal bayar bunga dan pelunasan obligasi perseroan.

Baca Selengkapnya

Ternyata Ini Alasan Saham Waskita Karya Terancam Delisting dari Bursa

28 November 2023

Ternyata Ini Alasan Saham Waskita Karya Terancam Delisting dari Bursa

PT Waskita Karya (Persero) Tbk. berpotensi bakal delisting saham dari BEI karena beberapa alasan. Apa saja penyebabnya?

Baca Selengkapnya