Tahun Depan, Harga Teh Dunia Diperkirakan Naik  

Reporter

Editor

Kamis, 17 November 2011 16:36 WIB

Sejumlah pekerja melakukan pemupukan pada perkebunan teh di Cirangsad Cigudeg, Bogor (21/12). Berdasarkan data Asosiasi Teh Indonesia, volume ekspor teh Indonesia setiap tahun turun sekitar lima persen. Tempo/Arie Basuki

TEMPO Interaktif, Bandung - Dewi fortuna tampaknya tengah berpihak pada petani teh. Setelah dalam setahun terakhir didera kerugian karena menurunnya produksi dan rendahnya harga, tahun depan diperkirakan mereka bakal memanen untung.

Ketua Umum Dewan Teh Indonesia Rachmat Badruddin mengatakan harga teh dunia membaik. "Dulu oversupply, sekarang sudah mulai berimbang, harga mulai naik dalam 3-4 tahun ini,” kata Rachmat di sela rapat tahunan anggota Dewan Teh Indonesia di Bandung, Kamis, 17 November 2011.

Dia mencontohkan, tahun lalu, saat produksi semua perkebunan turun rata-rata hampir 30 persenan akibat kemarau, masih bisa diimbangi dengan naiknya harga teh. Menurutnya, lonjakan harga komoditas teh signifikan. Pada 4 tahun lalu, harga komoditas itu di pasar dunia rata-ratanya hanya US$ 1,2 per kilogram, tapi saat ini sudah menembus US$ 1,9 per kilogram. "Ini kesempatan emas bagi teh dalam negeri, jangan menunggu," kata Rachmat.

Rachmat mengatakan, naiknya harga ini disebabkan oleh meningkatnya tren konsumsi teh dua negara berpenduduk besar dunia, yakni Cina dan India. Cina, misalnya, memproduksi 1,2 juta ton teh setahun, sedangkan India 1 juta ton teh setahun. Produksi teh keduanya hampir 80 persennya dikonsumsi untuk kebutuhan domestiknya. Penduduk India dan Cina merupakan peminum teh terbesar. Tren ini membuat situasi perdagangan teh dunia membaik. Dia membandingkan, 20 tahun terakhir ini, situasi perdagangan teh tertekan karena kondisi oversupply barang. "Demand sedikit, harga otomatis turun, itu berlangsung lama," kata Rachmat.

Namun, paparnya, Indonesia menghadapi situasi penurunan produksi dan kualitas tehnya. Menurutnya, saat ini produksi teh dalam negeri hanya 120 ribu ton setahun. Jumlahnya anjlok dibandingkan produksi teh dalam negeri 7 tahun lalu yang bisa menembus 160 ribu ton. Produksi teh Indonesia itu 60 persen ekspor dan sisanya memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Rachmat mengatakan, penurunan produksi itu disebabkan oleh tekanan oversupply komoditas teh dunia dan naiknya upah buruh perkebunan yang berlangsung dalam 20 tahun terakhir. Upah buruh perkebunan yang terus naik, paparnya, mengambil porsi 55 persen sampai 60 persen biaya produksi teh.

Situasi itu membuat pengusaha perkebunan mengalihkan kebunnya untuk menanam komoditas lain menjadi kebun sawit dan sayuran. Yang lain mengencangkan ikat pinggang dengan membatasi penyemprotan pupuk atau pestisida sehingga mempengaruhi kualitas produksi tehnya.

Dewan Teh Indonesia mencatat, penurunan areal perkebunan teh Indonesia rata-rata 3 ribu hektare setahun. Pada 2005, luas kebun teh nasional menembus 139 ribu hektare, pada 2010 menyusut jadi 126 ribu hektare. Laju penurunan lahan itu, kata Rachmat, menyebabkan produksi teh Indonesia turun hampir 14 ribu ton setahunnya.

Rachmat juga mengingatkan, ada persoalan disparitas dalam produksi teh Indonesia. Dia mencontohkan, dari seluruh kebun teh Indonesia, sekitar 46 persennya, yakni 58 ribu hektare, hanya menyumbang 26 persen dari total produksi teh nasional. Sementara perkebunan teh milik negara, yang porsinya hanya 30 persen luas kebun teh nasional, menyumbang 53 persen produksi teh. Perkebunan swasta, yang porsinya hanya 24 persen lahan kebun teh nasional, menyumbang 21 persen produksi teh nasional.

Membuka pertemuan itu, Wakil Gubernur Jawa Barat Dede Yusuf mengatakan, teh merupakan produk yang identik dengan Jawa Barat. Dia beralasan, 70 persen kebun teh yang ada di Indonesia ada di Jawa Barat.

Dede mengatakan, persoalan yang dihadapi teh Indonesia adalah belum bisa bersaing di dunia internasional. Dia menyarankan perlu didiskusikan khusus soal pemasaran teh itu. ”Apa pun bentuknya, teh tetap teh, cara menjelaskannya pada publik yang tidak paham teh, ini yang perlu didiskusikan,” katanya. ”Perlu cara unik memasarkannya.”

Dede mengingatkan agar pengusaha teh memikirkan nasib petani kebun teh. Dia beralasan, dari identifikasi pemerintah, salah satu kantong kemiskinan ada di wilayah seputaran perkebunan. ”Pemerintah sedang mengejar pengentasan kemiskinan. Salah satu kantongnya ada di perkebunan,” katanya. ”Walaupun tidak semuanya.”

AHMAD FIKRI (BANDUNG) | ERWINDAR


Berita terkait

Mentan Amran Tinjau Pertanaman Padi di Sulawesi Selatan

2 hari lalu

Mentan Amran Tinjau Pertanaman Padi di Sulawesi Selatan

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman meninjau jalanya pertanaman padi di sejumlah sentra wilayah Provinsi Sulawesi Selatan.

Baca Selengkapnya

Aneka Kegiatan dan Kebutuhan Syahrul Yasin Limpo dari Urunan Pegawai Kementan: dari Sapi Kurban, Umrah, hingga Bayar ART

4 hari lalu

Aneka Kegiatan dan Kebutuhan Syahrul Yasin Limpo dari Urunan Pegawai Kementan: dari Sapi Kurban, Umrah, hingga Bayar ART

Persidangan perkara dugaan pemerasan oleh bekas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo di lingkungan Kementan terkuak fakta-fakta baru.

Baca Selengkapnya

Serikat Petani Indonesia Dukung Penuh Pompanisasi

4 hari lalu

Serikat Petani Indonesia Dukung Penuh Pompanisasi

SPI mendorong semua anggota menggunakan fasilitas pompa dalam mengantisipasi musim kering dampak el Nino.

Baca Selengkapnya

Auditor BPK Disebut Minta Rp 12 Miliar untuk Menerbitkan WTP Kementerian Pertanian era Syahrul Yasin Limpo

4 hari lalu

Auditor BPK Disebut Minta Rp 12 Miliar untuk Menerbitkan WTP Kementerian Pertanian era Syahrul Yasin Limpo

Permintaan itu agar Kementerian Pertanian mendapat predikat WTP dari BPK karena ada kejanggalan anggaran proyek food estate era Syahrul Yasin Limpo.

Baca Selengkapnya

Syahrul Yasin Limpo Bantah Kesaksian 4 Anak Buah di Kementan: Jangan Bela Saya, Jawab Pakai Hati

4 hari lalu

Syahrul Yasin Limpo Bantah Kesaksian 4 Anak Buah di Kementan: Jangan Bela Saya, Jawab Pakai Hati

Bekas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo sempat membantah kesaksian empat mantan anak buahnya di lembaga itu dalam persidangan.

Baca Selengkapnya

4 Pejabat Kementan Mengaku Terpaksa Penuhi Permintaan Syahrul Yasin Limpo karena Takut Dipecat

5 hari lalu

4 Pejabat Kementan Mengaku Terpaksa Penuhi Permintaan Syahrul Yasin Limpo karena Takut Dipecat

Empat pejabat di Kementerian Pertanian kompak menjawab terpaksa memenuhi permintaan Syahrul Yasin Limpo karena takut dipecat atau dimutasi.

Baca Selengkapnya

Syahrul Yasin Limpo Disebut Minta Honor Narasumber Rp10 Juta padahal Maksimal Rp4 Juta

5 hari lalu

Syahrul Yasin Limpo Disebut Minta Honor Narasumber Rp10 Juta padahal Maksimal Rp4 Juta

Bendahara Dirjen PSP Kementerian Pertanian mengaku diminta menyiapkan Rp10 juta untuk honor Syahrul Yasin Limpo sebagai narasumber

Baca Selengkapnya

Saksi Akui Diminta Sewa Pesawat Rp 1,4 Miliar untuk Kunjungan Kerja Syahrul Yasin Limpo ke Maluku dan Anggarkan Beli 12 Sapi Kurban

5 hari lalu

Saksi Akui Diminta Sewa Pesawat Rp 1,4 Miliar untuk Kunjungan Kerja Syahrul Yasin Limpo ke Maluku dan Anggarkan Beli 12 Sapi Kurban

Hermanto diminta untuk menyediakan uang di luar anggaran Kementerian Pertanian untuk membeli sapi kurban buat Syahrul Yasin Limpo.

Baca Selengkapnya

Kementan Optimalkan Distribusi Pupuk Bersubsidi dan Bantuan Alsintan

5 hari lalu

Kementan Optimalkan Distribusi Pupuk Bersubsidi dan Bantuan Alsintan

Kementan menyalurkan pupuk bersubsidi kepada petani Jawa Barat, juga memberi bantuan 10.000 pompa air.

Baca Selengkapnya

Sidang Korupsi Syahrul Yasin Limpo, Jaksa KPK Hadirkan 4 Saksi dari Kementan

5 hari lalu

Sidang Korupsi Syahrul Yasin Limpo, Jaksa KPK Hadirkan 4 Saksi dari Kementan

Jaksa KPK menghadirkan empat saksi dalam sidang bekas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo alias SYL di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada Rabu, 8 Mei 2024

Baca Selengkapnya