Berebut Paten Slogan Occupy Wall Street  

Reporter

Editor

Selasa, 8 November 2011 11:56 WIB

Aksi anti Wall Street di pusat kota Los Angeles, Senin, (3/10). Aksi ini bertujuan memprotes penyitaan rumah dan membengkaknya angka pengangguran serta mengkritik kebijakan dana talangan 2008. AP Photo/Chris Carlson

TEMPO Interaktif, San Fransisco - Demonstrasi "Occupy Wall Street" yang melanda New York dan 82 kota besar lain di dunia kini jadi celah bisnis baru. Slogan anti-kapitalisme jadi jualan utama desainer produk-produk suvenir. Namun siapa sangka, kini muncul sengketa seru memperebutkan paten atas kalimat protes itu.

Memorabilia demonstrasi "Occupy Wall Street" pertama kali muncul pada gelombang protes perdana 17 September lalu. Saat itu, penggarapan suvenir ini tak serius dan tak tebersit niatan untuk memperdagangkannya. Kalimat-kalimat protes dicetak seadanya pada kaus bekas atau kaus murahan. Meski begitu, para demonstran bangga mengenakannya saat berbaris di jalan-jalan kawasan Manhattan.

Awal bulan ini, memorabilia "Occupy Wall Street" menjamur di mana-mana. Tak cuma kaus, tulisan bernada protes itu menghiasi mug kopi dan barang-barang lainnya.

Selain kalimat, beberapa kaus memajang gambar peta kota-kota di Amerika dan dunia yang telah 'tertular' aksi ini. Selain dijual di jalanan dan kamp demonstrasi, barang-barang itu juga ditawarkan di situs belanja daring. Harganya paling mahal belasan dolar.

Seperti yang dilakukan Ray Agrinzone, seorang desainer pakaian di New York. Ia meluncurkan situs theoccupystore.com awal bulan ini yang menawarkan kaus, sweater bertudung, bahkan sertifikat hadiah.

Tapi kini tak cuma berdagang, para pengusaha juga berusaha merebut hak paten atas suvenir plus kalimat yang tercantum di atasnya.

Kantor berita Associated Press mengabarkan, dalam beberapa pekan terakhir, kantor lembaga paten Amerika Serikat telah menerima ratusan permohonan para pengusaha.

Dibantu pengacara, mereka berusaha untuk memenangkan hak komersial eksklusif untuk kalimat-kalimat demonstrasi, seperti "We Are The 99" (kami adalah 99 persen), "Occupy" (duduki), dan "Occupy DC In 2012" (duduki Washington DC tahun 2012).

Salah satunya pengusaha Robert dan Diane Maresca, yang membayar US$ 975 untuk hak paten kalimat protes yang akan dicetak dalam beragam produk.

Melihat gelagat ini, para demonstran tak tinggal diam. Mereka pun mengajukan paten atas kalimat protes, namun untuk tujuan berbeda. Wylie Stecklow, pengacara yang mewakili demonstran, mengatakan, pengajuan paten dilakukan demi mencegah adanya aksi ambil untung dari gerakan sosial ini.

Adalah sesuatu yang ironis, kata Stecklow, di mana aksi menentang kapitalisme justru dimanfaatkan segelintir kapitalis. "Saya ingin memastikan bahwa ini tidak dikooptasi untuk tujuan komersial," kata dia. Namun para demonstran mengizinkan jika merek dagang ini digunakan untuk tujuan non-komersial.

Kini, mereka pun saling salip, adu cepat mengajukan permohonan paten. Saat Stecklow dan demonstran mengajukan aplikasi paten "Occupy Wall Street" di New York, seorang pengusaha bernama Vince Ferraro juga memohon hak yang sama di Long Island. Pengadilan pun puyeng untuk memutuskan siapa pemenangnya karena aturan paten yang ambigu.

Kuasa kantor paten Amerika, Cynthia Lynch, mengatakan pihaknya akan memberi prioritas kepada aplikasi pertama yang diterima. Namun dia juga membuka kemungkinan pemenang baru jika terbukti siapa yang pertama kali menggunakan kalimat itu secara luas.

FERY FIRMANSYAH

Berita terkait

Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

5 hari lalu

Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

Polisi Amerika Serikat secara brutal menangkap para mahasiswa dan dosen di sejumlah universitas yang menentang genosida Israel di Gaza

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

5 hari lalu

Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

Mahasiswa Universitas Columbia mengajukan pengaduan terhadap universitas di New York itu atas tuduhan diskriminasi dalam protes pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS

6 hari lalu

Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS

Mahasiswa di sejumlah kampus bergengsi di Amerika Serikat menggelar protes untuk menyatakan dukungan membela Palestina.

Baca Selengkapnya

Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

12 hari lalu

Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

Dalam beberapa bulan terakhir Google telah melakukan PHK sebanyak 3 kali, kali ini berdampak pada 28 karyawan yang melakukan aksi protes.

Baca Selengkapnya

Eks Danjen Kopassus Soenarko hingga Din Syamsuddin Hadiri Demo di MK Jelang Putusan Sengketa Pilpres

13 hari lalu

Eks Danjen Kopassus Soenarko hingga Din Syamsuddin Hadiri Demo di MK Jelang Putusan Sengketa Pilpres

Din Syamsuddin dan eks Danjen Kopassus, Soenarko, turut hadir di unjuk rasa jelang putusan MK soal sengketa Pilpres 2024

Baca Selengkapnya

Polisi Kerahkan 2.713 Personel Jaga Demo Jelang Putusan Gugatan Pilpres di MK

13 hari lalu

Polisi Kerahkan 2.713 Personel Jaga Demo Jelang Putusan Gugatan Pilpres di MK

2.713 personel gabungan dikerahkan untuk menjaga demonstrasi di depan Gedung Mahkamah Konstitusi (MK) jelang putusan sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Jelang Demo Gugatan Pilpres di Gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat Ditutup

13 hari lalu

Jelang Demo Gugatan Pilpres di Gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat Ditutup

Polisi mulai menutup Jalan Medan Merdeka Barat menyusul rencana demonstrasi jelang sidang putusan sengketa Pilpres 2024 di Mahkamah Konstitusi (MK).

Baca Selengkapnya

Prabowo Minta Demo di Depan Gedung MK Dibatalkan, Haris Rusli: Beliau Khawatir Ada Gesekan dan Benturan Sosial

13 hari lalu

Prabowo Minta Demo di Depan Gedung MK Dibatalkan, Haris Rusli: Beliau Khawatir Ada Gesekan dan Benturan Sosial

Komandan Tim Kampanye Nasional bidang relawan Haris Rusli Moti menyatakan, Prabowo meminta penghentian aksi damai di depan gedung MK

Baca Selengkapnya

Suasana Gedung KPU Sehari Setelah Penetapan Hasil Pemilu: Jalan Sudah Dibuka, Tak Ada Demo

41 hari lalu

Suasana Gedung KPU Sehari Setelah Penetapan Hasil Pemilu: Jalan Sudah Dibuka, Tak Ada Demo

Begini suasana di kawasan Gedung KPU RI sehari setelah penetapan hasil Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Profil Din Syamsuddin Pengerak Demonstrasi Kecurangan Pemilu 2024

41 hari lalu

Profil Din Syamsuddin Pengerak Demonstrasi Kecurangan Pemilu 2024

Din Syamsuddin menjadi salah satu tokoh penggerak aksi unjuk rasa menolak pemilu curang

Baca Selengkapnya