TEMPO Interaktif, Jakarta - Rancangan Undang-Undang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) tetap dipaksakan dibahas pada sidang paripurna Dewan Perwakilan Rakyat hari ini, Jumat, 28 Oktober 2011. Padahal rapat kerja yang berlangsung hingga subuh dini hari tadi belum menyepakati pasal yang selama ini bertentangan antara pemerintah dan Dewan. “Rapat deadlock,” kata anggota Panitia Khusus, Dolfie O.F. Palit, kepada Tempo di gedung DPR.
Pasal yang bertentangan itu menyangkut penyelenggaraan BPJS 2. Badan ini akan menyelenggarakan jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua dan pensiun, serta jaminan kematian.
Pemerintah masih berkukuh bahwa penyelenggaraan BPJS 2 dimulai awal 2016. Sedangkan anggota Dewan menginginkan BPJS 2 efektif awal 2014. Satu-satunya kesepakatan antara Dewan dan pemerintah hanya penyelenggaraan BPJS 1 yang menyelenggarakan jaminan sosial pada awal 2014.
Dolfie mengatakan bahwa keberatan pemerintah itu lantaran pengusaha belum siap. “Pemerintah mau mempersiapkan pengusaha terlebih dulu,” katanya.
Adapun Dewan tetap berkukuh BPJS 2 digelar 2014 karena penyelenggaraannya hanya “mengganti baju” PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja. “Kekurangan yang lain diperbaiki sembari berjalan,” kata politikus PDI-Perjuangan ini.
Ketua Panitia Khusus RUU BPJS Ahmad Nizar Shihab enggan berkomentar tentang kemungkinan yang terjadi pada sidang paripurna. Ahmad menghindar dari pertanyaan wartawan dan langsung menuju ruang sidang paripurna.
Sementara itu, Wakil Ketua Panitia Khusus Surya Chandra Surapaty memprediksi sidang paripurna bakal diskors. “Nanti bisa terjadi voting,” katanya.
Sidang paripurna pagi ini akan membahas RUU Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2012 terlebih dulu. RUU ini juga baru selesai pada rapat kerja pukul satu dini hari tadi. Saat ini, sidang paripurna belum juga dimulai meski dijadwalkan pada pukul 09.00 WIB.
AKBAR TRI KURNIAWAN
Berita terkait
Lowongan Kerja Tergerus AI, Pakar Unair: Pekerja Skill Rendah Semakin Tertekan
4 hari lalu
Pakar Unair mewanti-wanti regulator soal bahaya AI terhadap dunia kerja. AI bisa menyulitkan angkatan kerja baru, terutama yang memiliki skill rendah.
Baca SelengkapnyaTop 3 Dunia: Jepang Krisis Tenaga Kerja Hingga Profil Cawapres AS Nicole Shanahan
31 hari lalu
Berita Top 3 Dunia pada Rabu 27 Maret 2024 diawali oleh Duta Besar Jepang untuk Indonesia mengungkap alasan negaranya membuka banyak loker bagi WNI
Baca SelengkapnyaJepang Krisis Tenaga Kerja, Butuh Banyak Pekerja dari Indonesia
32 hari lalu
Duta Besar Jepang untuk Indonesia mengungkap alasan negaranya banyak membuka lowongan kerja bagi warga negara Indonesia.
Baca SelengkapnyaJerman Krisis Tenaga Kerja, Minta Pelajar Sopiri Trem
34 hari lalu
Jerman sedang mengalami krisis tenaga kerja sehingga meminta anak muda magang menjadi sopir trem.
Baca SelengkapnyaKenapa Cari Kerja Susah Sekarang? Ini Penjelasannya
36 hari lalu
Pertumbuhan ekonomi RI tidak diikuti penyerapan kerja yang optimal.
Baca SelengkapnyaSandiaga Uno: Nilai Tambah Ekonomi Kreatif Capai Rp 1,4 Triliun
45 hari lalu
Menteri Sandiaga Uno menyebut nilai tambah ekonomi kreatif mencapai Rp 1,4 triliun. Melampaui target.
Baca SelengkapnyaJokowi Sebut Kontribusi UMKM terhadap PDB Capai 61 Persen
52 hari lalu
Jokowi mengklaim kontribusi UMKM terhadap PDB mencapai 61 persen.
Baca SelengkapnyaSekretariat JETP Tunggu Aturan Kementerian ESDM untuk Pandu Pensiun Dini PLTU Batu Bara
59 hari lalu
Sekretariat Just Energy Transition Partnership (JETP) menunggu perangkat peraturan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Baca SelengkapnyaApa Itu Tenaga Honorer? Ini Pengertian dan Perbedaannya dengan PPPK
20 Februari 2024
Tenaga honorer merupakan bagian integral dari struktur tenaga kerja di Indonesia, terutama di sektor publik.
Baca SelengkapnyaTPN Ganjar - Mahfud Sebut Hilirisasi Dimanfaatkan Tenaga Kerja Asing
3 Februari 2024
Dewan Pakar TPN Ganjar - Mahfud, Sonny Keraf, mengkritik bahwa manfaat hilirisasi lebih dirasakan tenaga kerja asing.
Baca Selengkapnya