Eropa Tawarkan Opsi Pajak Transaksi Keuangan

Reporter

Editor

Senin, 17 Oktober 2011 23:04 WIB

AP/Yonhap News Agency

TEMPO Interaktif, Jakarta -- Menteri Keuangan, Agus Martowardojo memastikan kondisi perekonomian dunia kini mulai memburuk. Krisis finansial di Eropa itu bahkan telah dibahas dalam pertemuan G20 di Paris, Perancis, 13 - 14 Oktober lalu. Salah satu solusi yang ditawarkan adalah menawarkan opsi pajak pada tiap transaksi keuangan untuk tiap pembelian surat berharga negara.

Sebagai blok ekonomi besar, krisis finansial Eropa bisa dipastikan berimbas langsung pada perekonomian global. Indonesia yang menganut ekonomi terbuka juga terimbas jika krisis itu berlarut-larut.

Menurut Martowardojo,opsi tersebut belum disetujui negara-negara lain, termasuk Indonesia, karena masih dalam tahap pembicaraaan lebih lanjut.

"Di Eropa itu akan coba menetapkan financial transaction tax untuk transaksi pembelian saham, obligasi, derivatif. Itu akan dikenakan pajak" ujarnya di Jakarta, Senin 17 Oktober 2011. "Tetapi tentu ada negara-negara lain yang belum sependapat. Jadi itu masih dalam pembicaraan,"

Menurut dia, pajak itu belum bisa mendapatkan persetujuan karena dapat membuat sistem keuangan dalam negeri yang menekankan pada fungsi intermediasi (pengumpulan dana dan penyaluran kredit kepada masyarakat) menjadi terganggu.

"Kalau di Indonesia, kita itu mengkhawatirkan financial transaction tax, mengganggu sistem keuangan kita. Kita ingin fungsi intermediasi bisa dilakukan secara baik oleh perbankan kita," ujarnya.

Pertemuan di Paris juga membahas perjanjian finansial antar wilayah (regional financial arrangement) untuk wilayah Eropa; sebagai sistem penanganan krisis di tingkat regional (Europe Financial Stability Facility/EFSF).

EFSF itu juga inisiatif regional untuk bantu negara-negara di kawasan kalau memerlukan dukungan sebagaimana Indonesia dengan CMIM. "Kita punya CMIM dan dihormati karena kita 'khan bersama ASEAN plus three. Kita juga akan kerja sama dengan IMF supaya fungsinya betul-betul jalan kalau diperlukan," ujar mantan Direktur Utama Bank Mandiri ini.

Menkeu menambahkan pertemuan tersebut juga membahas peningkatan modal untuk dana moneter internasional (IMF) sebagai upaya untuk meningkatkan ketahanan fiskal di negara Eropa yang rentan terhadap krisis.

"IMF bilang dia memerlukan tambahan sumber untuk bisa menjalankan fungsinya. Karena kalau mau melakukan penyelamatan-penyelamatan, yang dulu untuk bailout Yunani segala macam 'khan IMF juga ikut uangnya. Jadi ini diperkirakan akan perlu lagi," kata Martowardojo.


AKBAR TRI K | WDA | ANT

Berita terkait

Sri Mulyani: Ekonomi Global hingga Akhir Tahun Masih Diliputi Ketidakpastian

15 Desember 2023

Sri Mulyani: Ekonomi Global hingga Akhir Tahun Masih Diliputi Ketidakpastian

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan kondisi perekonomian global masih diliputi ketidakpastian sampai dengan akhir tahun ini.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Perekonomian Dunia Akan Terus Tertekan hingga 2023, Indonesia Resilient

21 Oktober 2022

Sri Mulyani: Perekonomian Dunia Akan Terus Tertekan hingga 2023, Indonesia Resilient

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia terus menurun.

Baca Selengkapnya

Ancaman Resesi Global 2023, Luhut: Kita Harus Kompak Hadapi Keadaan

28 September 2022

Ancaman Resesi Global 2023, Luhut: Kita Harus Kompak Hadapi Keadaan

Luhut Binsar Panjaitan meminta Indonesia harus kompak menghadapi ancaman resesi global 2023.

Baca Selengkapnya

Ekonomi Dunia Makin Tak Pasti, Pasar Saham Dinilai Paling Rentan

17 Februari 2020

Ekonomi Dunia Makin Tak Pasti, Pasar Saham Dinilai Paling Rentan

Pasar saham menjadi yang paling rentan terpengaruh oleh dinamika perekonomian global yang diliputi ketidakpastian sejak awal 2020.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Perekonomian Global Masih Konsisten Melemah

24 September 2019

Sri Mulyani Sebut Perekonomian Global Masih Konsisten Melemah

Sri Mulyani mengatakan data tersebut menyiratkan bahwa sektor pertambangan memang mengalami tekanan yang sangat dalam pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Core: Perekonomian Dunia Hingga Akhir 2019 akan Tumbuh Lambat

30 Juli 2019

Core: Perekonomian Dunia Hingga Akhir 2019 akan Tumbuh Lambat

Core menyatakan kondisi perekonomian dunia hingga akhir 2019 diperkirakan tumbuh lebih lambat dibanding 2018.

Baca Selengkapnya

IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Jadi 3,3 Persen

10 April 2019

IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Jadi 3,3 Persen

IMF memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomiglobal 2019 sebanyak 0,2 persen dari angka dikeluarkan pada Januari lalu.

Baca Selengkapnya

Jokowi Cerita Saat Presiden Bank Dunia Tak Punya Saran untuk RI

27 Agustus 2018

Jokowi Cerita Saat Presiden Bank Dunia Tak Punya Saran untuk RI

Presiden Jokowi mengatakan Indonesia mesti mengandalkan kemampuannya sendiri agar aman dari dampak ketidakstabilan ekonomi dunia"Saya tanya langsung gimana kira-kira prospek pertumbuhan ekonomi maupun keadaan ekonomi global secara umum, apa saranmu kepada Indonesia? Dia ngomong tidak punya saran, semuanya sulit diprediksi. Ya artinya menurut saya internal kita sendiri yang harus diperbaiki," kata Jokowi saat menerima anggota Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia di Istana Merdeka, Jakarta, Senin, 27 Agustus 2018.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Ungkap 3 Tren yang Pengaruhi Perekonomian Dunia

17 Juli 2018

Sri Mulyani Ungkap 3 Tren yang Pengaruhi Perekonomian Dunia

Sri Mulyani menyatakan Indonesia siap menghadapi kondisi perekonomian global tersebut.

Baca Selengkapnya

Ketua IMF Ingatkan Suramnya Perekonomian Dunia 2019

12 Juni 2018

Ketua IMF Ingatkan Suramnya Perekonomian Dunia 2019

IMF memprediksi perekonomian dunia tahun depan hanya tumbuh 3,9 persen.

Baca Selengkapnya