Jacob Nuwa Wea Sesalkan Tidak Naiknya Upah Buruh di Bogor

Reporter

Editor

Kamis, 18 Desember 2003 13:40 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Jacob Nuwa Wea, menyesalkan tidak adanya kenaikan Upah Minimum Propinsi (UMP) tahun 2003 di Bogor, Jawa Barat. Hal seperti itu dikhawatirkan akan menjadi masalah ketenagakerjaan di masa mendatang. Sebab itu, menteri mengaku telah memerintahkan jajarannya untuk mengirim surat kepada Walikota Bogor. Dalam suratnya, Nuwa Wea mempertanyakan alasan tidak dinaikkannya UMP tersebut. Hal yang sama dia ungkap dalam pertemuan akhir tahun dengan kalangan pengusaha di Jakarta, Selasa (24/12). Menanggapi hal itu, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Jawa Barat, Kaswarin, yang hadir dalam pertemuan itu, menegaskan masalah UMP telah disepakati oleh dewan pengupahan daerah Bogor. Semua serikat pekerja yang tergabung dalam tripartit daerah Bogor ikut menandatangani kesepakatan tersebut. Sebab itu, ia menolak bila keputusan tidak dinaikkannya UMP Bogor dianggap sebagai keputusan sepihak. Seperti diketahui, beberapa hari lalu, ratusan pekerja di Bogor melakukan aksi unjuk rasa. Mereka memprotes kebijakan pemerintah setempat yang tidak menaikkan UMP 2003. Rencananya, mereka juga akan melakukan aksi yang sama di kantor Depnakertrans dalam waktu dekat. Kaswarin menyatakan, UMP di Bogor tidak menyalahi ketentuan, termasuk, instruksi Menakertrans yang mewajibkan UMP minimal harus sama dengan Kebutuhan Hidup Minimum (KHM). Disebutkan, saat ini, UMP Bogor mencapai Rp. 576 ribu, padahal KHM-nya hanya Rp.514 ribu. “Jadi, kami sudah melebihi,” kata dia. Nuwa Wea memaklumi untuk menaikkan UMP memang tidak mudah, apalagi dalam kondisi sekarang saat dunia usaha sedang mengalami kesulitan. Kendati demikian, ia meminta para pengusaha untuk melaporkan ke Depnakertrans bila perusahaannya tidak mampu memberikan kenaikan UMP. Hal yang sama juga perlu dibicarakan dengan serikat pekerja yang ada di perusahaan itu. “Kalau memang tidak mampu terus terang saja. Jangan sampai ketika di audit ternyata perusahaan itu masih kaya,” kata dia. Hadir pula dalam pertemuan akhir tahun itu sejumlah pengusaha Jepang yang tergabung dalam Jakarta Japan Club (JJC). Mereka mengeluhkan masalah UMP di Indonesia yang dinilai terlau tinggi. Akibatnya, biaya produksi membengkak. Mereka mencontohkan kasus Sony, dimana pungutan pajak juga tinggi, termasuk pengenaan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPNBM). Untuk itu, para pengusaha itu minta agar pemerintah Indonesia menurunkan besarnya UMP itu. Menanggapi hal itu, Nuwa Wea menegaskan UMP di Indonesia saat ini masih terlalu rendah. Apalagi, jika dibandingkan upah minimum di Jepang. “Jauh sekali,” tandas dia. (Retno Sulistyowati-Tempo News Room)

Berita terkait

Blinken Sebut AS Tak Dukung Serangan Israel ke Rafah

1 menit lalu

Blinken Sebut AS Tak Dukung Serangan Israel ke Rafah

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan dia belum melihat rencana efektif dari pihak Israel untuk melindungi warga sipil sebelum operasi militer di Rafah.

Baca Selengkapnya

Tak Kena Akumulasi Kartu Kuning, Justin Hubner Dipastikan Bisa Main di Laga Timnas U-23 Indonesia vs Irak

1 menit lalu

Tak Kena Akumulasi Kartu Kuning, Justin Hubner Dipastikan Bisa Main di Laga Timnas U-23 Indonesia vs Irak

Asisten pelatih Timnas U-23 Indonesia Nova Arianto membantah kabar soal Justin Hubner absen untuk laga melawan Irak, Kamis malam ini.

Baca Selengkapnya

Kemenpora Gelar Nobar Timnas U-23 Indonesia vs Irak, Kawal Perburuan Tiket Olimpiade 2024

5 menit lalu

Kemenpora Gelar Nobar Timnas U-23 Indonesia vs Irak, Kawal Perburuan Tiket Olimpiade 2024

Kemenpora kembali menggelar acara nonton bareng (nobar) laga Timnas U-23 Indonesia melawan Irak di perebutan tempat ketiga Piala Asia U-23 2024.

Baca Selengkapnya

Alasan TPNPB Bakar Gedung SD Inpres Papua: Digunakan Militer Indonesia

9 menit lalu

Alasan TPNPB Bakar Gedung SD Inpres Papua: Digunakan Militer Indonesia

TPNPB mengaku bertanggung jawab atas pembakaran sebuah gedung SD Inpres Pogapa di Distrik Homeyo, Intan Jaya, Papua

Baca Selengkapnya

Jelang Kontra Irak, Timnas Indonesia U-23 Pernah Dibantai 0-6 di Asian Games 2006

11 menit lalu

Jelang Kontra Irak, Timnas Indonesia U-23 Pernah Dibantai 0-6 di Asian Games 2006

Timnas Indonesia U-23 pernah dibantai Irak 0-6 dalam pertandingan melawan Irak U-23 dalam Asian Games 2006.

Baca Selengkapnya

Tim Hukum PDIP: Gugatan ke PTUN Bukan untuk Batalkan Pencalonan Gibran

13 menit lalu

Tim Hukum PDIP: Gugatan ke PTUN Bukan untuk Batalkan Pencalonan Gibran

Apa yang ingin dibuktikan PDIP di PTUN adalah apakah KPU terbukti melakukan perbuatan melawan hukum oleh penguasa dalam Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Chipset MediaTek Dimensity 9300 Plus akan Diluncurkan pada 7 Mei, Ini Detailnya

15 menit lalu

Chipset MediaTek Dimensity 9300 Plus akan Diluncurkan pada 7 Mei, Ini Detailnya

MediaTek belum mengungkapkan sesuatu yang signifikan mengenai spesifikasi Dimensity 9300 Plus.

Baca Selengkapnya

Timnas U-23 Indonesia vs Irak Digelar Malam Ini, Jokowi: Menang, Insyaallah

19 menit lalu

Timnas U-23 Indonesia vs Irak Digelar Malam Ini, Jokowi: Menang, Insyaallah

Jokowi optimistis Timnas U-23 Indonesia bisa mengalahkan Irak dalam laga perebutan peringkat ketiga Piala Asia U-23 2024 Kamis malam ini.

Baca Selengkapnya

Tinjau Harga Kebutuhan Pokok di Pasar Seketeng Sumbawa, Jokowi: Cenderung Turun

21 menit lalu

Tinjau Harga Kebutuhan Pokok di Pasar Seketeng Sumbawa, Jokowi: Cenderung Turun

Presiden Joko Widodo alias Jokowi menuturkan harga bawang merah dan bawang putih dipatok Rp 40 ribu per kilogram.

Baca Selengkapnya

Coach Justin: Sepak Bola Indonesia Berkembang Sangat Pesat

32 menit lalu

Coach Justin: Sepak Bola Indonesia Berkembang Sangat Pesat

Justinus Lhaksana alias Coach Justin mengatakan sepak bola Indonesia berkembang sangat pesat.

Baca Selengkapnya