Perbankan Diminta Segera Turunkan Bunga Kredit  

Reporter

Editor

Rabu, 12 Oktober 2011 05:17 WIB

Erwin Aksa. TEMPO/Dinul Mubarok

TEMPO Interaktif, Jakarta - Kalangan pengusaha muda mendesak perbankan segera menurunkan bunga kredit setelah Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan (BI rate) dari 6,75 persen menjadi 6,5 persen. "Kami sangat mendukung langkah BI menurunkan BI rate. Kini tinggal rekan-rekan di perbankan yang harus ikut menurunkan suku bunga kreditnya," kata Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), Erwin Aksa, melalui keterangan tertulisnya kepada Tempo, Senin, 11 Oktober 2011 malam.

Erwin mengatakan, perbankan masih punya banyak ruang untuk menurunkan bunga kredit sekarang. Pasalnya, biaya dana (cost of fund) perbankan hanya sekitar enam persen. Sementara beban bunga kredit bagi pengusaha masih berkisar antara 15-20 persen. "Idealnya bunga kredit ke pengusaha bisa ditekan hingga 10-12 persen," kata dia.

Apalagi, kata dia, bank-bank besar memiliki sumber pendapatan non bunga melalui fee based income. Hingga Juli, pendapatan non operasional perbankan nasional mencapai Rp 89,9 triliun. Nilai itu meningkat 50,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Artinya, kini perbankan sudah tak lagi bergantung pada bunga kredit sehingga penurunan bunga kredit menjadi wajar.

Berdasarkan data HIPMI dari Bank Indonesia, hingga Juli 2011 lalu, jumlah dana pihak ketiga perbankan mencapai Rp 2.464 triliun. Nilai tersebut jauh lebih besar dibandingkan kredit tersalurkan yang hanya sekitar Rp 1.997 triliun. Jadi, sekitar Rp 623 triliun kredit belum ditarik debitur.

Sebelumnya, bank sentral memutuskan menurunkan suku bunga acuan dari 6,75 persen menjadi 6,5 persen. Menurut Gubernur Bank Indonesia, Darmin Nasution, saat perlambatan ekonomi eksternal seperti sekarang, pertumbuhan ekonomi perlu dijaga. Tahun ini, pertumbuhan ekonomi diprediksi masih mencapai 6,7 persen. Perlambatan mulai terasa tahun depan dimana pertumbuhan ekonomi diperkirakan hanya 6,5 persen.

Dengan kondisi makro ekonomi yang kokoh seperti sekarang, perbankan perlu lebih berani memberikan kredit kepada sektor usaha. Pasar dalam negeri dengan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 240 juta cukup kuat menopang pertumbuhan ekonomi. "Perbankan jangan hanya agresif membiayai kredit konsumenr. Kalau sektor usahanya tidak berjalan, kredit konsumer akan berpotensi macet juga," kata Erwin.

EKA UTAMI APRILIA


Berita terkait

Meski Sama-sama Entitas Perbankan Ketahui 6 Perbedaan BPR dan Bank Umum

7 hari lalu

Meski Sama-sama Entitas Perbankan Ketahui 6 Perbedaan BPR dan Bank Umum

Bank perkreditan rakyat (BPR) dan bank umum merupakan dua entitas keuangan yang memberikan layanan perbankan. Apa perbedan keduanya?

Baca Selengkapnya

OJK Cabut Izin Usaha 10 BPR hingga April 2024, Ini Sebabnya

7 hari lalu

OJK Cabut Izin Usaha 10 BPR hingga April 2024, Ini Sebabnya

Dalam empat bulan di 2024 ada 10 bank perkreditan rakyat (BPR) yang bangkrut dan dicabut izin usahanya oleh Otoritas Jasa Keuangan atau OJK.

Baca Selengkapnya

15 Perusahaan Terbaik untuk Kembangkan Karier Versi LinkedIn, Banyak di Sektor Keuangan

10 hari lalu

15 Perusahaan Terbaik untuk Kembangkan Karier Versi LinkedIn, Banyak di Sektor Keuangan

Jaringan profesional LinkedIn merilis daftar Top Companies 2024 edisi ketiga untuk Indonesia.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia Sebut 176 Ribu Orang Tukarkan Uang Baru Menjelang Idul Fitri

18 hari lalu

Bank Indonesia Sebut 176 Ribu Orang Tukarkan Uang Baru Menjelang Idul Fitri

Bank Indonesia (BI) mencatat total penukaran uang baru mencapai Rp 1,13 triliun per 3 April 2024 atau H-7 Lebaran.

Baca Selengkapnya

Bank BJB Buka Layanan Operasional Terbatas dan Weekend Banking selama Libur Lebaran

20 hari lalu

Bank BJB Buka Layanan Operasional Terbatas dan Weekend Banking selama Libur Lebaran

Selama periode libur Hari Raya Idul Fitri, Bank BJB tetap membuka beberapa jaringan kantor melalui kegiatan operasional terbatas dan layanan weekend banking.

Baca Selengkapnya

Terkini: Tol Bocimi Ambrol Penanganan Permanen Setelah Lebaran, Anggota DPR Usul Jasa Marga Buat Rest Area Fungsional

23 hari lalu

Terkini: Tol Bocimi Ambrol Penanganan Permanen Setelah Lebaran, Anggota DPR Usul Jasa Marga Buat Rest Area Fungsional

Ruas jalan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi atau Tol Bocimi mengalami longsor, diduga karena intensitas hujan deras pada Rabu malam

Baca Selengkapnya

BCA Umumkan Penyesuaian Jadwal Operasional selama Libur Lebaran

23 hari lalu

BCA Umumkan Penyesuaian Jadwal Operasional selama Libur Lebaran

BCA mengumumkan penyesuaian jadwal operasional kantor cabang selama periode libur Idul Fitri 2024 berdasarkan hari libur yang ditetapkan pemerintah.

Baca Selengkapnya

Restrukturisasi Kredit Berakhir, Bank Mandiri: Sebagian Debitur Terdampak Telah Masuk Tahap Normalisasi

25 hari lalu

Restrukturisasi Kredit Berakhir, Bank Mandiri: Sebagian Debitur Terdampak Telah Masuk Tahap Normalisasi

Bank Mandiri menyatakan bahwa kondisi para debiturnya yang terdampak Covid-19 telah kembali normal.

Baca Selengkapnya

OJK Umumkan Restruktursisasi Kredit Perbankan Covid-19 Berakhir, Begini Artinya Bagi Pelaku Usaha

25 hari lalu

OJK Umumkan Restruktursisasi Kredit Perbankan Covid-19 Berakhir, Begini Artinya Bagi Pelaku Usaha

OJK sampaikan restrukturisasi kredit perbankan untuk mengatasi dampak Covid-19 berakhir pada 31 Maret 2024,. Apa artinya bagi pelaku usaha?

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Libur Panjang Banyak Penumpang Commuter Line Turun di Stasiun Dekat Pusat Perbelanjaan, OJK Sebut Restrukturisasi Kredit Covid-19 Berakhir

26 hari lalu

Terpopuler: Libur Panjang Banyak Penumpang Commuter Line Turun di Stasiun Dekat Pusat Perbelanjaan, OJK Sebut Restrukturisasi Kredit Covid-19 Berakhir

KAI Commuter mencatat total pengguna commuter line Jabodetabek selama libur panjang mencapai 1,6 juta orang.

Baca Selengkapnya