TEMPO Interaktif, Jakarta - Pertumbuhan permintaan karet untuk industri otomotif membuat Wakil Menteri Pertanian Bayu Krisnamurthi meminta pengusaha karet ikut meningkatkan daya saing Indonesia. Pelaku usaha karet diminta mendorong tiga hal.
Pertama, peningkatan produktivitas lahan karet untuk menambah produksi karet. Saat ini Indonesia memiliki 3,4 juta hektare lahan perkebunan karet dengan produktivitas rata-rata 0,8 ton per hektare. “Produktivitas ini adalah kunci daya saing karet Indonesia. Tapi kalau produktivitas masih di bawah 1 ton, sayang sekali,” kata Bayu dalam pembukaan Lokakarya Karet nasional 2011, di Hotel Kartika Chandra, Jakarta, Senin 26 September 2011.
Permintaan kedua Bayu adalah manajemen pasokan. Jika pelaku usaha karet bisa menjamin pasokan ke negara-negara industri atau produsen otomotif, tentunya Indonesia akan menjadi pemimpin penghasil karet alam terbesar.
“Harga karet dengan sendirinya akan tercipta sesuai dengan bagaimana kita mengelola pasokan itu. Apalagi karet alam tidak bisa digantikan oleh karet sintetis,” katanya. Saat ini harga karet ekspor di tingkat dunia mencapai US$ 4 per ton.
Pesaing Indonesia sebagai produsen karet adalah Thailand dan Malaysia. Sementara itu pasar ban dunia didominasi produsen tiga produsen ban, yakni Goodyear, Michellin, dan Bridgestone. Menurut Bayu, Indonesia harus bisa mengelola manajemen pasokan karet yang baik agar bisa bersaing dengan dua kelompok tersebut.
Ketiga, bayu meminta pelaku usaha meningkatkan kualitas karet, tidak hanya secara fisik, tapi juga kualitas keberlangsungan produksi karet. “Karena negara-negara konsumen ban itu sudah mulai peduli dengan keberlanjutan apa yang diberlakukan dari pohon karet. Istilah ekstremnya, konsumen ingin tahu ban ini dibuat dari pohon yang mana,” ucapnya.
Sementara itu, Ketua Forum Pengembangan Perkebunan Strategis Berkelanjutan Achmad Mangga Barani mengatakan peningkatan produktivitas lahan karet harus menjadi perhatian utama. Sebab, produktivitas Indonesia masih jauh di bawah Thailand dan Malaysia yang masih-masing sudah mencapai 1,7 ton per hektare dan 1,5 ton per hektare.
“Negara sebetulnya tidak perlu lagi menambah luasan lahan tanam karet karena kita sudah punya lahan 3,4 juta hektare. Yang penting adalah bagaimana produktivitasnya ditingkatkan,” ujarnya di tempat yang sama.
KPK Dalami Temuan Catatan Proyek Kementan dari Rumah Pengusaha Pakaian Dalam Hanan Supangkat
30 hari lalu
KPK Dalami Temuan Catatan Proyek Kementan dari Rumah Pengusaha Pakaian Dalam Hanan Supangkat
KPK menemukan catatan-catatan penting yang berhubungan dengan proyek-proyek di Kementerian Pertanian saat menggeledah kediaman CEO PT Mulia Knitting Factory Hanan Supangkat.