TEMPO Interaktif, Jakarta - Bekas Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Anggito Abimanyu menyatakan krisis ekonomi global diperkirakan akan menghampiri Indonesia pada 2013. Namun, karena memiliki fundamental ekonomi yang kuat, Indonesia dinilai akan sanggup melewati krisis tersebut. "Pengalaman pada 2008 lalu, kita cukup tahan krisis," katanya ketika dihubungi kemarin.
Anggito melanjutkan, Indonesia sulit terhindar dari krisis karena kali ini lebih berat dibanding krisis global yang mendera tiga tahun silam. Pada 2008, krisis bisa ditangani dengan stimulus fiskal melalui utang luar negeri. Adapun saat ini negara-negara di kawasan Eropa dan Amerika Serikat sulit berutang karena defisit anggaran lebih besar dibanding produk domestik bruto.
Selain itu, pada 2008 negara-negara yang tergabung dalam G-20 memotong suku bunga mereka. "Namun kondisi saat ini berbeda, tidak banyak instrumen untuk menanggulangi krisis," kata Anggito.
Secara fundamental, ekonomi Indonesia cukup kuat. Pada kuartal kedua tahun ini, ekonomi tumbuh 6,5 persen. Inflasi sesuai dengan target maksimal 5 persen plus-minus 1 persen. Cadangan devisa Indonesia juga cukup besar, yaitu lebih dari US$ 120 miliar. Faktor lainnya adalah rasio utang yang cenderung turun.
Untuk menghadang krisis, Anggito menyarankan pemerintah mendorong perusahaan-perusahaan masuk bursa, melakukan stabilisasi surat utang negara, dan membuat kebijakan untuk menahan dana asing lebih lama.
Ia juga menilai kebijakan Bank Indonesia mengenai lalu lintas devisa hasil ekspor dan utang luar negeri sudah tepat untuk menahan arus dana asing tetap di Indonesia. Beleid yang akan dirilis akhir September itu mewajibkan devisa hasil ekspor masuk ke lembaga keuangan nasional.
Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan melambat mulai tahun depan. Proyeksi yang dilakukan sejumlah lembaga internasional menunjukkan hal serupa. Penurunan ini berdampak pada perdagangan internasional, yang berpengaruh juga terhadap permintaan ekspor Indonesia. Akibatnya, penurunan kinerja ekspor dan koreksi harga komoditas akan berdampak pada menurunnya pertumbuhan ekonomi.
Peneliti Utama Direktorat Pengaturan dan Penelitian Perbankan Bank Indonesia, Suhaedi, mengatakan prospek perekonomian global lebih lambat daripada perkiraan semula. Akibatnya akan berdampak pada prospek perekonomian Indonesia, terutama pada 2012 dan tahun-tahun selanjutnya.
Tahun ini pertumbuhan ekonomi dunia diperkirakan 4,2 persen, lebih rendah daripada target semula 4,3 persen. Sementara itu, pada 2012 perekonomian dunia tumbuh 4 persen, turun dibanding target sebelumnya 4,5 persen.
Meski demikian, Suhaedi menegaskan, potensi gagal bayar yang terjadi di Eropa dan Amerika tidak akan berdampak pada perbankan. "Penempatan dana perbankan kita di sana masih terbatas," katanya dalam diskusi di Jakarta kemarin.
Untuk mengantisipasi krisis, Bank Indonesia membentuk jaringan pengaman sistem keuangan yang dilegitimasi undang-undang dan protokol manajemen krisis, serta memperkuat kerja sama ASEAN +3 (Cina, Jepang, dan Korea Selatan). Selain itu, menurut Suhaedi, memperbaiki tata kelola pemerintahan dan mendorong peran intermediasi perbankan.
Peneliti Senior Centre for Strategic and International Studies, Haryo Aswicahyono, mengatakan pemerintah harus memonitor pasar saham yang makin berisiko terhadap krisis global, memonitor kebijakan Amerika dan Eropa, serta Cina.
l AKBAR TRI KURNIAWAN | FEBRIANA FIRDAUS | DEWI RINA
Berita terkait
Krisis Ekonomi Asia 1997 Berpotensi Terulang, Ini Kata McKinsey
26 Agustus 2019
McKinsey memperingatkan negara-negara Asia Pasifik agar mewaspadai terulangnya krisis ekonomi yang pernah terjadi pada 1997 silam.
Baca SelengkapnyaDarmin Sebut Idul Adha Kali Ini Berbeda Karena Gejolak Ekonomi
22 Agustus 2018
Menko Darmin mengatakan gejolak ekonomi dunia membuat perayaan Idul Adha tahun ini berbeda.
Baca SelengkapnyaGeorge Soros Ingatkan Ancaman Krisis Ekonomi Global
31 Mei 2018
George Soros mengingatkan, gejolak di Uni Eropa bisa memicu krisis ekonomi global.
Baca Selengkapnya20 Tahun Reformasi: Ekonomi Limbung Diguncang Krisis
14 Mei 2018
Anjloknya kurs rupiah menyeret Indonesia dalam pusaran krisis ekonomi. Bagaimana kini setelah 20 tahun reformasi?
Baca SelengkapnyaKrisis Ekonomi 10 Tahunan, Ini Kata Menteri Luhut Pandjaitan
8 Januari 2018
Menteri Luhut menilai krisis ekonomi siklus sepuluh tahunan, yang pernah menerpa Indonesia pada 1998 dan 2008, tidak akan kembali terjadi.
Baca SelengkapnyaIndonesia Krisis Ekonomi 2018? Ekonom Bank Dunia Ini Tak Percaya
14 Desember 2017
Ekonom Bank Dunia, Frederico Gil Sander, menilai ekonomi Indonesia sudah jauh membaik dibanding saat krisis pada 1998 dan 2008.
Baca SelengkapnyaKrisis 10 Tahunan? Bambang Brodjonegoro: Tak Ada Siklus-siklusan
13 Desember 2017
Kekhawatiran akan terjadi krisis ekonomi 2018 karena adanya siklus 10 tahunan dibantah Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro.
Baca SelengkapnyaFaisal Basri: Desember Krisis Ekonomi Kecil, Jangan Ugal-Ugalan
10 November 2017
Ekonomi UI Faisal Basri memperkirakan pada Desember 2017 akan terjadi krisis ekonomi kecil."Tidak bisa serba ugal-ugalan," katanya.
Baca SelengkapnyaFaisal Basri Prediksi Krisis Ekonomi Kecil pada November, jika...
12 Oktober 2017
Faisal Basri memprediksi akan terjadi krisis ekonomi kecil jika Presiden Jokowi tidak memotong belanja infrastruktur karena pajak menurun.
Baca SelengkapnyaKSSK Siapkan Tiga Aturan Cegah dan Tangani Krisis Keuangan
23 Februari 2017
Aturan organisasi dan tata kerja sekretariat KSSK sudah rampung.
Baca Selengkapnya